Selasa, 06 Juni 2017

MAKALAH PUASA DAN HAJI



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Ibadah puasa adalah salah satu ibadah yang turun perintah kefardhuannya padsa bulan sya’ban tahun dua hijriah. puasa itu sendiri adalah termasuk diantara kekhususan umat islam, dan begitu juga ibadah haji termasuk salah satu syariat yang diturukan pada nabi-nabi terdahulu.
B.       Rumusan masalah
1.      Apa definisi puasa dan bagaimana puasa yang syah menurut syara’ ?
2.      Apa denifisi haji dan Apa saja perkara yang mewajibkan haji ?
3.      Dan apa makna kwajibannya ?













BAB II
PEMBAHASAN
A.      Puasa
Puasa artinya menahan, dalam istilah syara’ berarti menahan nafsu dari segala yang membukakan atau membatalkan disiang hari, mulai dari terbitnya fajar shodiq hinggga terbenamnya matahari adapun puasa yang diwajibkan Allah atas orang islam ialah :
1.      Puasa dibulan ramadhan
2.      Puasa yang dinadzarkan
3.      Puasa kafarat (denda), yang disebabkan oleh :
a.       Jima’ disiang hari bulan ramadhan
b.      Zihar (menyerupakan istri dengan ibu )
c.       Melanggar sumpah
d.      Karena pembunuhan jiwa yang diharamkan secara sengaja atas sebab tersalah
Puasa dibulan ramadhan mulai diwajibkan pada tahun kedua dari hijrah nabi Muhammad SAW, yaitu diwajibkan atas orang-orang yang mukallaf ( balig berakal ), oleh karena itu tidaklah wajib puasa itu atas :
1.      Anak-anak
2.      Orang gila
3.      Orang yang hilang akalnya, sebab mabuk dan lain-lain
4.      Orang yang sangat tua yang sudah tidak kuat menjalankan puasa
5.      Orang yang sakit yang bila ia berpuasa mungkin bertambah-tambah sakitnya.
Dalam hadits dinyatakan :
عن علي رضي الله عنه : قال النبي صلى الله عليه وسلم : رفع القلم عن ثلاثة عن الصبي حتى يبلغ وعن النائم حتى يستيقظ وعن المجنون ..... (رواه ابو داود والنسائى)
Artimnya : “Dari Ali R.A. ia berkata, Nabi Muhammad SAW telah bersabda,”diangkat tuntutan hukum dari tiga macam orang, yaitu dari anak-anak hingga ia balig, dari orang yang tidur hingga bangun, dan dari orang gila hingga ia sembuh”.( H.R Abu Dawud dan Nasai  ).
Adapun beberapa hal yang dapat membatalkan puasa, yaitu sebagai berikut :
1.      Memasukan suatu air (benda) kedalam salah satu rongga badan, seperti lubang hidung,mulut,mulut dubur,mulut kubul,dan lubang telinga
2.      Jima’ disiang hari pada bulan ramadhan dengan kemauan sendiri, sebaliknya tidaklah batal puasanya orang yang dipaksa jima’, bila jima’nya tidak dimasukan taladzudz, yaitu kesenangan.
3.      Muntah dengan sengaja, artinya dibuat-buat jalan untuk muntah, contoh memasukan tangan kedalam kerongkongan  ketika berkumur-kumur dan lain-lainnya.seandainya dia muntah, puasanya batal dan dia wajib mengqodloknya kembali.
4.      Istitama’ atau istimta’ bilyad, yaitu sengaja mengeluarkan mani dengan jalan yang bukan jima’ pada siang hari dibulan ramadhan. orang yang sengaja mengeluarkan mani pada hakikatnya sama saja dengan jima’ sebab sama-sama merasa taladzudz dengan jalan sengaja, dan itulah tujuan nafsu yang utama. Akan tetapi, tidaklah batal puasanya, kalau mani itu keluar sebab bermimpi atau sebab memegang dibalik kain atau karena memandang saja, sebab semua itu tidak akan bersentuhan kulit.
5.      Haid dan nifas, adapun perempuan yang datang haid dan nifas haram atas mereka mengerjakan puasa, sebagai mana haram bagi mereka mengerjakan sholat.
6.      Gila, sebab sudah hilang darinya syarat taklif.
7.      Murtad,yaitu orang yang keluar dari agama islamsebab mereka telah meninggalkan syarat syah mengerjakan puasa.



B.       Haji
Haji artinya berziarah atau mengunjungi. Dalam istilah syara’ artinya menziarahi atau mengunjungi ka’bah di makkah, dengan niat tertentu, waktu tertentu dan cara-cara tertentu pula.
Hukumnya wajib satu kali seumur hidup bagi orang mukallaf ( akil,balig yang mampu dan mempunyai kesanggupan pergi kesana serta mampu pula untuk pulangnya.sebuah hadist mengatakan :
عن ابن عمر رضي الله عنه جاء رجل الى النبي صلى الله عليه وسلم : فقال يارسول الله مايوجب الحج قال الزاد والراحلة (رواه الترمذي وابن حسن)
Atinya : “Dari Ibnu Umar R.A. pernah datang seorang laki-laki kepada nabi Muhammad SAW.lalu ia bertanya wahai rosullullah. Apakah yang mewajibkan (syarat wajib) pergi haji ? rosul menjawab ada bekal dan kedaraan”.(H.R.Imam Tirmidzi dan Ibnu Hasan)
Ibnu Abbas berkata,”yang dimaksud dengan mampu (istithoah) ialah ada kendaraan dan bekal serta berbadan sehat,dan perjalanannya aman baik pulang maupun pergi”.(ianah at-thalibin,juz 2 hlm:218)
Terus yang dimaksud kuasa bagi perempuan ialah disertai muhrim (suami,bapak dan sebagainya), yang akan menemani pergi haji terebut. Hadist nabi mengatakan :
عن ابن عباس رضي الله عنه قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم لاتسافر المراة الا مع ذي محرم (رواه مسلم)
Artinya : Dari Ibnu Abbas R.A. ia berkata : rosulullah bersabda,”Dan tidak boleh perempuan berjalan jauh, melainkan beserta mahromnya”.(H.R.Muslim)
Termasuk juga dalam soal perbekalan ialah adanya belanja untuk anak dan istri yang ditinggalkan dan belanja orang-orang yang menjadi tanggungan belanjanya sehari-hari. Bila salah satu diantaranya tidak ada, maka belumlah wajib atas sesorang untuk melakukan atau mengerjakan haji.
Haji yang wajib ialah sekali seumur hidup, sedangkan yang kedua,tiga,dan seterusnya adalah sunah.
C.      Makna kewajiban puasa dan haji
Melaksanakan ajaran islam,apakah itu ibadah puasa,haji atau umrah,sesungguhnya merupakan satu example dan bukti bahwa ternyata manusia itu bisa menjadi orang baik, dan ketika seseorang itu tampil menjadi orang baik, ternyata bisa mendatangkan kenikmatan tersendiri. Dan juga disebutkan dalam hadist :
من حج هذا البيت خرج من ذنوبه كيوم ولدته امه (فتح المعين باب حج)
Artinya : Barang siapa yang melaksanakan ibadah haji dibaitullah, maka dia terlepas dari dosanya hingga seperti waktu dia dilahirkan oleh ibunya.(fathul muin)
وعن النبي عليه الصلاة والسلام انه قال ان الله تعالى يأمرالكرام الكاتبين في شهر رمضان ان يكتبوا ...... لأمة محمد عليه الصلاة والسلام ولا يكتبوا عليهم ..... ويذهب عنهم ذنوبهم الماصية (درة الناصحين,١٢)
Artinya : dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda,”sesungguhnya Allah SWT memerintahkan para malaikat mukatibin pada bulan ramadhan bahwa mereka disuruh mencatat semua amal baik umat Muhammad dan mereka tidak disuruh mencatat amal buruknya dan menghilangkan atau menghapus dosa-dosa yang telah terjadi.(Durrotunnasihin halaman 12)



BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Puasa yaitu menahan nafsu dari segala membukakan atau memebatalkan disiang hari muli dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, macam-macam puasa yang diwajidkan ialah : puasa ramadhan,puasa yang dinadzarkan,dan lain-lainnya.
Adapun haji itu wajib satu kali seumur hidup, termasuk juga soal perbekalan yang sesuai dengan istithoah.














Daftar Pustaka
Drs.H.Ibnu Masud, Drs .H.Zainal Abidin Fiqih madzhab syafi’I buku 1 ibadah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH KEBIJAKAN HUKUM PIDANA

BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Dalam fungsinya sebagai perlindungan kepentingan manusia, hukum mempunyai tujuan dan sas...