Selasa, 06 Juni 2017

MAKALAH PENINGKATAN KINERJA PAHLAWAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Pada umumnya orang-orang yang berkecimpungan dalam manajemen sumber daya manusia sependapat bahwa penilaian prestasi kerja para pegawai merupakanbagaian penting dari seluruh proses kekaryaan pegawai yang bersangkutan. Pentingnya penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan secara obyektif terlihat pada paling sedikit dua kepentingan.yaitu kepentingan pegawai yang bersangkutan sendiri dan kepentingan organisasi.
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang untuk meningkatkan produktivitas kinerja suatu organisasi atau instansi. Oleh karena itu, diperlukan Sumber Daya Manusia yang mempunyai kompetensi tinggi karena keahlian atau kompetensi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja karyawan. Selama ini banyak instansi
Pemerintahan yang belum mempunyai karyawan dengan kompetensi yang memadai, ini dibuktikan dengan rendahnya produktivitas karyawan dan sulitnya mengukur kinerja karyawan di lingkup instansi pemerintahan.








BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Penghargaan
Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan, baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga yang biasanya diberikan dalam bentuk material atau ucapan. Dalam organisasi ada istilah insentif, yang merupakan suatu penghargaan dalam bentuk material atau non material yang diberikan oleh pihak pimpinan organisasi perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja dengan menjadikan modal motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi.
Fungsi Penghargaan
Ada tiga fungsi penting dari penghargaan yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan:
a.       Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestas
b.      Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki kemampuan lebih
c.       Bersifat Universal
B.       Arti Penting Penghargaan Bagi Karyawan
Menjadi seorang pemimpin dalam sebuah perusaahaan bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi bila usaha kita sudah menyentuh level internasional. Akan ada banyak karyawan dan tim yang kita butuhkan untuk membuat sebuah perusahaan yang sehat dengan tingkat menejemen yang baik, sehingga dibutuhkan cara motivasi karyawan yang benar untuk mencapai semua target yang telah ditentukan.
Namun sayangnya banyak diantara kita yang terkadang belum bisa melakukan karyawan sebagaimana mestinya. Sering kali kita menyuruh mereka tanpa mengerti perasaan atau mungkin hal tersebut bukanlah kewajiban mereka. Oleh karena itu sering kali kita melihat karyawan yang kecewa dengan pimpinan serta tidak semangat dalam bekerja. Hal kecil seperti ini yang sering dijumpai dalam suatu perusahaan, sehingga membuat kami merasa ingin membahas cara motivasi karyawan agar bisa membuat kondisi di lingkungan kerja lebih baik lagi.
Bagaimana caranta agar kita bisa membuat karyawan semakin termotivasi ?
Ada banyak cara yang bisa dilakukan, hanya saja kami saat ini akan merekomendasikan Anda untuk memberikan sebuah penghargaan untuk karyawan yang memang rajin bekerja, berprestasi dan membuat nama perusahaan semakin baik lagi.
Apa pentingnya memberikan penghargaan pada karyawan ?
Dengan memberikan penghargaan pada mereka yang berprestasi menunjukkan bahwa sebagai pimpinan kita sudah peduli dan memberikan penghargaan atas apa yang telah mereka dedikasikan untuk perusahaan kita. Jadi bila ada satu karyawan yang mendapat reward cukup menarik dari Anda sang pemimpin perusahaan, maka teman-teman yang lain pun akan turut termotivasi untuk mendapatkan hal yang sama.
C.       Manajemen Kinerja Penghargaan Finansial
Penghasilan atau gaji merupakan hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara mendasar bagi sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya. (Byars dan Rue, 2000).  
Lingkungan Kerja  
Menurut Tohardi (2002:128) untuk meningkatkan produktivitas individual yang sekaligus meningkatkan produktivitas organisasional atau perusahaan. Kita perlu mendesain organisasi, mendesain pekerjaan dan juga mendesain lingkungan kerja, semuanya untuk memberikan kenyamanan kepada manusia yang bekerja di dalamnya, sehingga mereka merasa bersemangat, bergairah dan memperoleh kepuasan dalam bekerja.  
Secanggih apapun alat, mesin dan sebagainya yang tersedia, namun mereka tidak memiliki SDM yang handal maka keberadaan alat, mesin dan sebagainya tersebut tidak dapat berfungsi secara maksimal. Untuk itu dari unsur-unsur manajemen yang ada maka manusialah yang harus dimanaj (dikelola) terlebih dahulu, jika organisasi atau perusahaan itu menginginkan tingkat produktivitas tinggi.  
Untuk itulah diperlukan mendesain lingkungan kerja yang kondusif untuk bekerja, mengingat manusia yang mempunyai karakteristik yang sangat heterogen, kebituhan yang beragam, perasaan yang berlainan, emosi yang tidak sama dan masih banyak lagi unsur yang  terdapat dalam jiwa dan fisik manusia yang memerlukan penanganan secara profesional.  
Dengan melihat adanya korelasi fisik terhadap mental, maka sebagai seorang manajer mestinya harus mampu mengelola tempat kerja sedemikian rupa, sehingga karyawan tetap dapat tersenyum dari awal kerja bahwa mereka bergairah dan bersemangat dalam bekerja dan akhirnya mampu meningkatkan produktivitas kerja mereka.  
Itulah tujuan utama dari desain lingkungan kerja tersebut yaitu bagaimana kita mampu mendesain lingkungan kerja yang kondusif, yang nyaman, enak, menggairahkan, sehingga menjadi spirit dalam bekerja. Dalam mendesain lingkungan kerja ada dua hal yang perlu didesain  yaitu mendesain fisik lingkungan kerja dan mendesain manusia-manusia yang merupakan sekelompok manusia dan membentuk lingkungan sosial. Kedua hal tersebut baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial di tempat kerja sama-sama memberikan pengaruh terhadap kenyamanan dalam bekerja. 




Kompensasi finansial, berupa
a.      Kompensasi finansial secara langsung berupa;
b.      bayaran pokok (gaji dan upah),
c.       bayaran prestasi,
d.      bayaran insentif (bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan dan opsi saham) dan bayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas pembelian saham)
Kompensasi finansial tidak langsung berupa; program-program proteksi (asuransi  kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, asuransi tenaga kerja), bayaran diluar jam kerja (liburan, hari besar, cuti tahunan dan cuti hamil) dan fasilitas-fasilitas seperti kendaran,ruang kantor dan tempat parkir.
D.      Manajemen Kinerja Dan Penghargaan Non Finansial
Secara mendasar, Manajemen kinerja merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan kinerja, pemantauan / peninjauan kinerja, penilaian kinerja dan tindak lanjut berupa pemberian penghargaan dan hukuman. Rangkaian kegiatan tersebut haruslah dijalankan secara berkelanjutan.
Menurut Baird (1986) definisi Manajemen Kinerja adalah suatu proses kerja dari kumpulan orang- orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dimana proses kerja ini berlangsung secara berkelanjutan dan terus- menerus.
Menurut Direktorat Jenderal Anggaran (2008), manajemen kinerja merupakan suatu proses strategis dan terpadu yang menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan performansi aspek-aspek yang menunjang keberadaan suatu organisasi. Pada implementasinya, manajemen kinerja tidak hanya berorientasi pada salah satu aspek, melainkan aspek-aspek terintegrasi dalam mendukung jalannya suatu organisasi.
Menurut Dessler (2003:322) definisi Manajemen Kinerja adalah: Proses mengonsolidasikan penetapan tujuan, penilaian, dan pengembangan kinerja ke dalam satu sistem tunggal bersama, yang bertujuan memastikan kinerja karyawan mendukung tujuan strategis perusahaan.
Menurut Udekusuma (2007) Manajemen kinerja adalah suatu proses manajemen yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu sedemikian rupa, sehingga baik tujuan individu maupun tujuan perusahaan dapat bertemu. Dalam hal ini bagi pekerja bukan hanya tujuan individunya yang tercapai tetapi juga ikut berperan dalam pencapaian tujuan organisasi, yang membuat dirinya termotivasi serta mendapat kepuasan yang lebih besar.
Kompensasi non financial, berupa 
a.       Pekerjaan (tugas-tugas yang menarik,tantangan,tanggung jawab, pengakuan dan  rasa pencapaian).
b.      Lingkungan kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat, supervise yang kompoten, kerabat yang menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman).










BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Telah umum diketahui bahwa dalam meneliti karirnya,setiap pekerja ingin mengembangkan potensinya yang masih terpendam dan belum digali sehingga menjadi kemampuan nyata yang efektiv. Dikaitkan dengan konsep mendasar tersebut berarti bahwa penilaian prestasi kerja seseorang tidak seyogyanya hanya ditujukan pada pengukuran kemampuan melaksakan tugas masa lalu dan masa kini akan tetapi juga sebagai instrument untuk memprediksi potensi pegawai yang bersangkutan . dengan identivikasi potensi tersebut seorang pegawai akan dapat secara realistic menentukan rencana karirnya serta memilih teknik pengembangan yang paling cocok baginya. Karena itulah setiap organisasi perlu melakukan penilaian yang berorientasi ke masa depan.
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang untuk meningkatkan produktivitas kinerja suatu organisasi atau instansi. Oleh karena itu, diperlukan Sumber Daya Manusia yang mempunyai kompetensi tinggi karena keahlian atau kompetensi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja karyawan. Selama ini banyak instansi
Pemerintahan yang belum mempunyai karyawan dengan kompetensi yang memadai, ini dibuktikan dengan rendahnya produktivitas karyawan dan sulitnya mengukur kinerja karyawan di lingkup instansi pemerintahan
B.       Saran
Dari pembahasan dan kesimpulan yang telah penulis sampaikan, penulis mencoba memberikan beberapa saran :
1.      Dalam upaya untuk peningkatan kinerja karyawan maka perlu kerjasama tim dari karyawan. Untuk membangun tim yang baik, maka perlu ada ikatan hati antar anggotanya dengan akidah dan nilai-nilai transendental, sehingga sangat penting membangun visi dan misi bersama dalam tim.



DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara
Lilis Sulastri, MM. Sumber Daya Manusia Strategik, La Good’s Publishing
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuana, Manajemn Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara
Mulyadi, John S, 2001.  Sistem Perencanaan Pengendalian Management. Penerbit Salemba 4, edisi 2.
Tohardi, Ahmad, 2002,  Pemahaman Praktis Management Sumber Daya Manusia, Cetakan I, Penerbit CV. Mandar Maju, Universitas Tanjung Pura, Bandung.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH KEBIJAKAN HUKUM PIDANA

BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Dalam fungsinya sebagai perlindungan kepentingan manusia, hukum mempunyai tujuan dan sas...