Selasa, 06 Juni 2017

MAKALAH ETNOGRAFI



BAB 1
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Bangsa Indonesia terkenal dengan masyarakat yang memiiki kebudayaan yang beraneka ragam. Pada setiap daerah, masyarakat kita mengembangkan kebudayaan masing-masing. Kebudayaan yang dikembangkan didaerah-daerah disebut dengan kebudayaan local. Kebudayaan umat manusia memiliki tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal. Ketujuh unsur tersebut adalah sistem religi, sisitem kemasyarakatan, sisitem pengetahuan, sistem bahasa, sistem kesenian, sistem mata pencaharian dan sistem teknologi.
Etnografi merupakan suatu kebudayaan suku bangsa. Namun karena didunia ini ada suku-suku bangsa yang kecil yang terdiri dari hanya beberapa ratus penduduk tetapi juga ada suku-suku bangsa yang besar yang terdiri dari berjuta-juta penduduk, maka sebuah etnografi sudah tentu tidak dapat mencakup keseluruhan dari suku bangsa yang besar. Kesatuan kebudayaan suku bangsa disuatu komunitas dari suatu daerah geografi ekologi atau disuatu wilayah administrative tertentu menjadi pokok sebuah etnografi.
B.       Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang etnografi?
2.      Untuk memahami unsur-unsur kebudayaan?
3.      Untuk menyajikan contoh kajian mengenai etnografi?
C.      Rumusan Masalah
1.      Apa definisi dari etnografi?
2.      Unsur-unsur kebudayaan apa yang terkandung dalam etnografi?
3.      Apa saja contoh dari kajian etnografi?




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Etnografi
Etnografi berasal dari kata ethnos, yang artinya adalah “sukubangsa” dan graphein, yang berarti “mengukir, menulis, menggambar”. Jadi etnografi adalah tulisan, deskripsi atau penggambaran mengenai suatu sukubangsa tertentu. Suatu sukubangsa tentu terdiri dari manusia-manusia: laki-laki, perempuan, anak-anak, remaja, dewasa dan tua Suatu sukubangsa juga tentu memiliki adat-istiadat atau budaya tertentu. Oleh karena itu, suatu sukubangsa memiliki paling tidak dimensi fisik dan budaya. Oleh karena itu pula, di masa lalu -ketika orang belum mengenal fotografi, sebuah etnografi tentu memuat di dalamnya deskripsi ciri-ciri fisik suatu sukubangsa dan deskripsi adat-istiadat, budaya sukubangsa tersebut.
Etnografi adalah kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu masyarakat atau etnik, misalnya tentang adat-istiadat, kebiasaan, hukum, seni, religi, bahasa. Bidang kajian vang sangat berdekatan dengan etnografi adalah etnologi, yaitu kajian perbandingan tentang kebudayaan dari berbagai masyarakat atau kelompok (Richards dkk.,1985).
Etnografi merupakan sejenis kajian lapangan yang berbentuk pemerhatian yang sering digunakan dalam kajian sosiologi dan antropologi dan dirujuk sebagai penyelidikan saintifik semula jadi (field research). Menurut Creswell (2005), etnografi merupakan bentuk kajian yang praktikal untuk mengkaji sesuatu kumpulan seperti pendidikan, kepercayaan, tingkahlaku dan bahasa. Merupakan bentuk kajian kualitatif yang digunakan untuk menerangkan, menganalisa dan meinterpretasi bentuk“culture-sharing” sesuatu kumpulan seperti tingkah laku, kepercayaan.
Menurut Sabitha Marican (2005), etnografi juga dianggap sebagai satu kajian yang paling asas dalam penyelidikan sosial. Kajian etnografi merupakan kajian yang mengfokuskan pada penggambaran yang terperinci dan tepat dan bukan berunsur perkaitan.
Secara umum etnografi disebut sebagai menuliskan tentang kelompok masyarakat. Secara khusus hal tersebut juga bermakna  menuliskan tentang kebudayaan sebuah kelompok masyarakat. Disebutkan bahawa seluruh manusia, dan juga beberapa binatang (seperti  orang utan dan gorila) menciptakan, mentransmisikan, membahagi, merubah, menolak, dan menciptakan kembali budaya di dalam sebuah kelompok. Semua peneliti etnografi dimulai, dan diakhiri penelitiannya dengan berfokus pada pola-pola ini, dan sifat-sifat yang ‘dipersamakan’ atau ‘disepakati’ bersama, membentuk sebuah kebudayaan masyarakat. Dokumen yang dihasilkan dari fokus tersebut disebut dengan etnografi.
Tujuan Kajian Etnografi adalah untuk memahami isu yang dikaji dari kaca mata kumpulan atau budaya tersebut, kajian etnografi berusaha untuk menambah pengetahuan mengenai sesuatu budaya atau mengenal pasti corak interaksi sosial dan membangunkan satu penafsiran yang menyeluruh terhadap sesuatu masyarakat atau institusi sosial.
Tujuan penelitian etnografi untuk menggambarkan budaya atau subkultur dengan seperinci mungkin, termasuk bahasa, adat istiadat, nilai-nilai, upacara keagamaan  dan undang-undang. Maknanya ia mempunyai tujuan mencari dan menggambarkan budaya sesuatu masyarakat atau organisasi tertentu. Fokus penyelidikan adalah pola-pola yang tercermin dalam sikap tidak dan prikelakuan masyarakat atau organisasi yang diteliti. Ada pun yang dicari dalam kajian ini beerti bukan hal yang Nampak melainkan yang terkandung dalam hal yang nampak tersebut.
Umumnya jenis kajian ini mensyaratkan seorang peneliti yang berpengalaman, harus dapat membenammkan dirinya dalam budaya mayarakat yang diteliti. Maknanya dia harus  bersosialisasi dirinya sendiri ke dalam budaya tersebut dan cuba menjelaskannya. Menjadi sebahagian budaya yang baharu tersebut dan kadangkala ia menjadi masalah apabila hendak kembali kepada budayanya sendiri.
Definisi etnografi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1.      Richards
Etnografi adalah kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu masyarakat atau etnik, misalnya tentang adat istiadat, kebiasaan, hukum, seni, religi dan bahasa. Kajian perbandingan tentang kebudayaan dari berbagai masyarakat atau kelompok.
2.      Koentjaraningrat
Etnografi adalah suatu deskripsi mengenai kebudayaan suatu suku bangsa.
Etnografi adalah ilmu tentang unsur-unsur atau masalah-masalah kebudayaan suku bangsa dan masyarakat penduduk suatu daerah diseluruh dunia secara komprehensif dan tujuan mendapat pengertian tentang sejarah dan proses evolusi serta penyebaran kebudayaan didunia.
B.       Hubungan Etnografi dengan Antropologi
Belajar antropologi sebagai sebuah ilmu yang membahas manusia dan kebudayaannya adalah pekerjaan yang panjang dan membutuhkan waktu lama. Disamping luasnya bidang ilmu tersebut, objek kajiannya juga terlalu pelik untuk dipahami jika dibandingkan seperti memahami rumus-rumus dalam ilmu eksata. Adalah perdebatan yang panjang hingga akhirnya melahirkan dua kutub pembahasan mengenai cara-cara memahami ilmu-ilmu eksak dan ilmu-ilmuhumanis. Kedua kutub itu adalah pendekatan kuantitatif yang mewakili ilmu-ilmu eksak dan kualitatif yang merupakan metode yang sejak awal dipakai oleh antropologi untuk menggambarkan suku bangsa tertentu dalam laporan perjalanan dan catatan-catatan masa kolonial.
Penggunaan ilmu eksak atau yang positivistik (harus terukur) dalam penelitian sosial pernah dilanggengkan dimasa A.Comte, Herbert Spenser, E. Durkheim dan para penganut teori evolusi, difusi, serta srukturalisme-fungsionalisme. Dalam Spenser sebagai penganut teori evolusi terkenal dengan penggunaan analogi organiknya dalam memahami masyarakat dankebudayaannya. Menurutnya, organisasi-organisasi sosial dalam suatu masyarakathadir seperti halnya organ-organ yang menunjang kehidupan suatu organisme. Apabila diantara salah satu organ itu sakit, maka organisme itu akan sakit dan bahkan mati. Demikianlah masyarakat dianalogikan dengan organisme itu, bahwa masyarakat tersusun atas organisasi-organisasi sosial yang menunjang eksistensinya. Apabila organisasi-organisasi sosial itu ada yang sakit maka sakit pula masyarakat itu. Dalam hal ini menurut Spenser, kehadiran organisasi sosial ada untuk memenuhi fungsinya dalam masyarakat. Analogi fungsional ini ketika dikritik oleh para komentator bahwa teori ini tak dapat menjelaskan perubahan, namun para pengikutnya melakukan pembelaan bahwa analogi organik dapat menjelaskan perubahan, namun perubahannya terjadi secara berangsur-angsur atau berevolusi secara adaptif seperti hanya mahluk hidup.
Jika suatu nilai atauorganisasi sosial dapat bertahan sampai hari ini, berarti nilai tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungan dan memiliki fungsi yang relevan dengankemajuan masyarakat. Namun para teoritis ini menyimpulkan teorinya bahkan tanpa melakukan tinjauan lapangan atau mereka tak pernah melihat secara langsung masyarakat yang dibicarakannya.
Istilah etnografi sebenarnya merupakan istilah antropologi, etnografi merupakan embrio dari antropologi, lahir pada tahap pertama dari perkembangannya sebelum tahun 1800 an. Etnogarafi juga merupakan hasil catatan penjelajah eropa tatkala mencari rempah-rempah ke Indonesia. Koentjaraningrat, 1989:1 : “Mereka mencatat semua fenomena menarik yang dijumpai selama perjalanannya, antara lain berisi tentang adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa dan cirri-ciri fisik dari suku-suku bangsa tersebut”.
Etnografi yang akarnya antropologi pada dasarnya merupakan kegiatan peneliti untuk memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena teramati kehidupan sehari-hari. Etnogarafi adalah pelukisan yang sistematis dan analisis suatu kebudayaan kelompok, masyarakat atau suku bangsa yang dihimpun dari lapangan dalam kurun waktu yang sama.
Dari gambaran tersebut di atas, dapat di simpulkan bahwa antropologi merupakan bagian dari  etnografi.

C.      Hubungan Etnografi dengan Kebudayaan
Kebudayaan adalah apa yang menjadi pandangan pengetahuan masyarakat dalam menafsirkan segala yang berhubungan dengan kehidupannya.
Budaya menurut Baker (dalam Alim, 2007:49) ditinaju dari asal usul kata berarti penciptaan, penertiban, dan pengelolaan niali-nilai insani. Sedangkan menurut Kontjaraniggrat (dalam Alim, 2007:49) kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bemasyarakat dan dijadikan milik manusia malalui proses belajar. 
Dalam bukuyang lain Koentjaraningrat (1999:13) mengatakan bahwa kebudayaan adalah segala pikiran dan perilaku manusia yang secara fungsional dan disfungsional ditata dalam masyarakatnya. Pada definisi terakhir Koentjaraningrat secara tidak langsung menggambarkan adanya dua potensi manusia yakni sebagai mahluk rasional sekaligus irasional. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata “fungsional” dan “disfungsional” yang berarti keberfungsian dan ketidakberfungsian.
E.B. Taylor (dalam Syani, 1995:59) melihat kebudayaan sebagai kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai warga masyarakat.
Inilah yang menjadi fokus dari etnografi baru yakni pengetahuan masyarakat yang sedang diteliti. Karena itu Spradley mengatakan seorang etnograf bukanlah guru bagi masyarakat melainkan sebagai murid dari masyarakat yang ditelitinya. Dengan demikian etnografi ini disebut juga etnografi kognitif.
Etnografi dan kebudayaan suatu masyarakat adalah hal yang tidak dapat dipisahkan, sebab etnografi sendiri adalah ilmu yang menggambarkan kebudayaan itu sendiri.
Malinowski dan R. Brwon menggambarkan kebudayaan sebagaimana tafsiran peneliti, maka etnografi baru menggambarkan masyarakat sebagaimana pengetahuan masyarakat itu sendiri. Etnografi baru dipengaruhi oleh definisi kebudayaan ala Goodenough yang menyatakan bahwa budaya bukanlah suatu fenomena material, melainkan sebuah pengorganisasian dari benda-benda, manusia, perilaku atau emosi.
Kesimpulan uraian di atas bahwa etnografi akan muncul jika ada pengaruh atau terdapat kajian-kajian kebudayaan masyarakat.
D.      Hubungan Etnografi dengan Adat Istiadat
Adat adalah merupakan peraturan hidup sehari-hari. Dalam pribahasa orang Minang, kalau hidup tanpa aturan namanya "tak beradat". Jadi aturan itulah adat, dan adat itulah yang jadi pakaiannya sehari-hari. Karena itu bagi orang Minang; duduk tagak beradat, makan minum beradat, berbicara beradat, berjalan beradat, menguap beradat dan batuk saja pun bagi orang Minang beradat. Aturan-aturan itu biasanya disebutkan dalam bentuk Pepatah-petitih, mamang dan bidal serta pantun.
Adat Istiadat adalah aneka kelaziman dalam suatu nagara yang mengikuti pasang naik dan pasang surut situasi masyarakat. Kelaziman ini pada umumnya menyangkut pengejawatahan unjuk rasa seni budaya masyarakat, seperti acara-acara keramaian anak nagari, seperti pertunjukan randai, saluang, rabab, tari-tarian dan aneka kesenian yang dihubungkan dengan upacara perhelatan perkawinan, pengangkatan penghulu maupun untuk menghormati kedatangan tamu agung. Adat istiadat semacam ini sangat tergantung pada  situasi sosial ekonomi masyarakat.
Gambaran di atas dapat di simpulkan bahwa adat istiadat merupakan kelengkapan dari etnografi, sebab etnografi pada umumny adalah mencakup keseluruhan bentuk-bentuk suku bangsa serta keunikan-keunikan masyarakat atau aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat yang disebut adat istiadat.
E.       Kesatuan Sosial dalam Etnografi
Sebuah karangan etnografi adalah suatu deskripsi mengenai kebudayaan suatu suku bangsa. Namun karena di dunia ini ada suku-suku bangsa kecil terdiri dari hanya beberapa ratus penduduk tetapi juga ada suku-suku bangsa besar yang terdiri dari berjuta-juta penduduk, maka seorang ahli antropologi yang mengarang sebuah etnografi sudahtentu tidak dapat mencakup keseluruhan dari suku-suku bangsa yang besar itu dalam deskripsinya.
F.       Kerangka Etnografi
Bahan mengenai kesatuan kebudayaan suku bangsa di suatu komunitas dari suatu daerah geografi ekologi, atau di suatu wilayah adminisrtrasi tertentu yang menjadi pokok deskripsi sebuah buku etnografi, biasanya dibagi ke dalam bab-bab tentang unsure-unsur kebudayaan menurut suatu tata-urut yang sudah baku. Susunan tata-urut itu kita sebut sebagai “ Kerangka Etnografi “.
Mengenai tata-urut dari unsur-unsur itu, para ahli antropologi dapat memakai suatu system menurut selera dari perhatian mereka masing-masing. System yang paling lazim dipakai adalah system dari unsure yang paling konkret ke yang paling abstrak. Walaupun demikian, setiap ahli antropologi mempunyai focus perhatian tertentu.
G.      Lokasi, Lingkungan Alam dan Demografi
Dalam menguraikan lokasi atau tempat tinggal dan penyebaran suku-suku bangsa yang menjadi pokok deskripsi etnografi perlu dujelaskan cirri-ciri geografinya. Ada baiknya juga kalau penulis etnografi dapat melukiskan cirri-ciri geologi dan geomorfologi dari daerah lokasi dan penyebaran suku bangsanya, sedangkan suatu hal yang perlu juga adalah keterangan mengenai cirri-ciri flora dan fauna di daerah yang bersangkutan.
H.      Unsur-unsur Kebudayaan
1.      Bahasa
Bab tentang bahasa atau system perlambangan manusia yang lisan maupun yang tertulis untuk berkomunikasi satu dengan yang lain, dalam sebuah karangan etnografi, memberi deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa, beserta variasi-variasi dari bahasa itu.


2.      Sistem Teknologi
Bab tentang teknologi atau cara-cara memproduksi, memakai, dan memelihara segala peralatan hidup dari suku bangsadalam karangan etnografi, cukup membatasi diri terhadap teknologi yang tradisional, yaitu teknologi dari peralatan hidupnya yang tidak atau hanya secara terbatas dipengaruhi oleh teknologi yang berasal dari kebudayaan Ero-Amerika atau kebudayaan “Barat”.
Teknologi tradisional mengenai paling sedikit delapan macam system peralatan dan unsure kebudayaan fisik yang dipakai oleh manusia yang hidup dalam masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian,yaitu :
a.       Alat-alat produktif
b.      Senjata
c.       Wadah
d.      Alat-alat menyalakan api
e.       Makanan, minuman, bahan pembangkit gairah, dan jamu-jamuan
f.       Pakaian dan perhiasan
g.      Tempat berlindung dan rumah
h.      Alat-alt transport
3.      Sistem mata Pencaharian
System mata pencaharian tradisional. Perhatian para ahli antropologi terhadap berbagai macam system mata pencaharianatau system ekonomi hanya terbatas kepada system-sistem yang bersifat tradisional saja, terutama dalam rangka perhatian merekan terhadap kebudayaan suatu suku bangsa secara holistik.
4.      Sistem Religi
a.       Perhatian Ilmu Antropologi terhadap Religi
Religi telah menjadi pokok penting dalam buku-buku para pengarang tulisan etnografi mengenai suku-suku bangsa ketika ilmu antropologi belum ada dan hanya merupakan suatu himpunan tulisan mengenai adat istiadat dari suku-suku bangsa di luar Eropa.
Masalah asal mula dari suatu unsur religi, artinya masalah penyebab manusia percaya adanya suatu kekuatan gaib yang dianggapnya lebih tinggi dari padanya.
b.      Unsur-Unsur Khusus dalam Sistem Religi
Suatu sistem religi dalam suatu kebudayaan selalu mempunyai cirri-ciri untuk sedapat mungkin memelihara emosi keagamaan itu diantara pengikutnya. Emosi keagamaan merupakan unsur penting dalam suatu religi bersama dengan sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan, dan suatu umat yang menganut religi itu.
5.      Sistem Kemasyarakatan
a.       Unsure-unsur Khusus dalam Kemasyarakatan
Setiap kehidupan masyarakat diorganisasi atau diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan didalam lingkungan tempat individu hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat adalah kesatuan kekerabatannya yaitu keluarga inti.
b.      Sistem Kekerabatan
Dalam masyarakat pengaruh industrialisasi sudah masuk mendalam, tampak bahwa fungsi kesatuan kekerabatan yang sebelumnya penting dalam banyak sektor kehidupan seseorang, biasanya mulai berkurang dan bersamaan dengan itu adat istiadat yang mengatur kehidupan kekerabatan sebagai kesatuan mulai mengendor.
6.      Sistem Pengetahuan
a.       Perhatian Antropologi dalam Pengetahuan
Dalam suatu etnografi biasanya ada berbagai bahan keterangan mengenai pengetahuan biasanya meliputi pengetahuan mengenai teknologi, kepandaian suku-suku bangsa dan perhatian terhadap pengetahuan yang mencolok.
b.      Isi Sistem Pengetahuan
Tiap suku bangsa didunia biasanya mengetahui pengetahuan tentang
1)      Alam sekitarnya
2)      Alam flora didaerah tempat tinggalnya
3)      Alam fauna dalam tempat tinggalnya
4)      Zat-zat, bahan mentah dan benda-benda dalam lingkungannya
5)      Tubuh manusia
6)      Sifat-sifat dan tingkah laku manusia
7)      Ruang dan waktu
I.         Kajian Etnografi
Etnografi berarti melukiskan atau menggambarkan kehidupan suatu masyarakat atau bangsa. Oleh karena itu :
1.      Pekerjaan antropolog dalam mendeskripsika dan menganalisis kebudayaan, yang tujuan utamanya adalah memahami pandangan ( pengetahuan ) dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari ( perilaku ) guna mendapatkan pandangan ‘ dunia “ masyarakat yang diteliti.
2.      Komponen penelitian yang fundamental dalam disiplin akademis antropologi ( buadaya ), sehingga etnografi merupakan tipe khas dalam antropologi
3.      Bentuk penelitian social-budaya yang bertipekan :
a.       Studi mendalam ( kualitatif ) tentang keragaman fenomena social-budaya suatu masyarakat
b.      Pengumpulan data primer dengan pedoman wawancara
c.       Penelitian pada satu aqtau beberapa kasus secara mendalam dan komparatif
d.      Analisis data melalui interpretasi fungsi dan makna dari pemikiran dan tindakan, yang menghasilkan deskripsi dan analisis secara verbal
Berdasarkan konsep dan sejarah etnografi, maka karya etnografi dapat dibagi dalam beberapa tipe, yaitu meliputi etnografi : deskriptif/positivism, historis, simbolik/interpretif, structural, dan kini/kontemporer. Tipe-tipe karya etnografi biasanya ditulis berdasarkan atau berkaitan gengan paradigma dan teori yang dianut oleh antropologi dalam penelitian etnografinya.

BAB III
KESIMPULAN
A.      Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa Etnografi adalah ilmu yang menggambarkan atau menganalisis kehidupan suatu masyarakat atau bangsa yang di lihat dari beberapa unsure-unsur budayanya secara geologi dan geomorfologi.
Etnografi adalah merupakan bidang ilmu yang merangkul semua informasi yang melekap pada suku bangsa serta masyarakat itu sendiri. Etnografi tidak dapat di pisahkan dengan Antropologi, Kebudayaan dan Adat Istiadat. Sebab Antropologi, Kebudayaan dan Adat Istiadat merupakan yang tidak terpisahkan dalam ciri khas atau bentuk suku bangsa serta masyarakat yang ada di dalamnya. Sehingga Etnografi itu sendiri menjelaskan tentang Antropologi, Kebudayaan dan Adat Istiadat.
B.       Saran
Berkaitan dengan kesimpulan di atas, ada suatu makna yang terkandung di dalamnya yang harus kita maknai, sehingga di sarankan agar dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara agar memperhatikan aturan-aturan yang melekat dalam masyarakat itu sendiri atau taat kepada undang-undang dalam berbangsa dan bernegara.



            DAFTAR PUSTAKA

Ahimsa-Putra, Heddy Sahri 1993 “ Antropologi Koentjaraningrat : Sebuah Tafsir Epistemologis “, dalam EKM.Manisambow (ed), Koentjaraningrat dan Antropologi Di Indonesia. Jakarta: AAI dan Yayasan Obor

Budisantosa, 1991“ Corak Kebudayaan Indonesia “.Studi Indonesia

Koentjaraningrat, 1993“ Pendahuluan”, dalam Koentjaraningrat,(ed.), Masyarakat Terasing di Indonesia. Jakarta: Gramedia

R. Naroll, On Ethnic Unit Clasification, Current Anthropology. V, 1964

Buku karangan Koentjaraningrat

Etnografi komunikasi dan register oleh: dwi purnanto:
http://dwipur_sastra.staff.uns.ac.id/2009/06/03/etnografi-komunikasi-dan-register/.

Burhan Bungin, 2007, Analisis Data Penelitian Komunikasi, Grafindo Persada, Jakarta

Dr.Deddy Mulyana, Metodologi penelitian kulitatif, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung 2001.

Sailal Arimi, Sosiolinguistik II
http:// www. google.co.id/search?q=istilah+etnografi&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-us:official&client=firefox-a

http://teguhimanprasetya.wordpress.com/2008/09/25/etnografi-dan-folklore-antro/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH KEBIJAKAN HUKUM PIDANA

BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Dalam fungsinya sebagai perlindungan kepentingan manusia, hukum mempunyai tujuan dan sas...