BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia terkenal dengan masyarakat
yang memiiki kebudayaan yang beraneka ragam. Pada setiap daerah, masyarakat
kita mengembangkan kebudayaan masing-masing. Kebudayaan yang dikembangkan
didaerah-daerah disebut dengan kebudayaan local. Kebudayaan umat manusia
memiliki tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal. Ketujuh unsur tersebut
adalah sistem religi, sisitem kemasyarakatan, sisitem pengetahuan, sistem
bahasa, sistem kesenian, sistem mata pencaharian dan sistem teknologi.
Etnografi merupakan suatu kebudayaan suku
bangsa. Namun karena didunia ini ada suku-suku bangsa yang kecil yang terdiri
dari hanya beberapa ratus penduduk tetapi juga ada suku-suku bangsa yang besar
yang terdiri dari berjuta-juta penduduk, maka sebuah etnografi sudah tentu
tidak dapat mencakup keseluruhan dari suku bangsa yang besar. Kesatuan
kebudayaan suku bangsa disuatu komunitas dari suatu daerah geografi ekologi
atau disuatu wilayah administrative tertentu menjadi pokok sebuah etnografi.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang etnografi?
2. Untuk memahami unsur-unsur kebudayaan?
3. Untuk menyajikan contoh kajian mengenai
etnografi?
C. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari etnografi?
2. Unsur-unsur kebudayaan apa yang terkandung
dalam etnografi?
3. Apa saja contoh dari kajian etnografi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etnografi
Etnografi
berasal dari kata ethnos, yang artinya adalah “sukubangsa” dan graphein, yang
berarti “mengukir, menulis, menggambar”. Jadi etnografi adalah tulisan,
deskripsi atau penggambaran mengenai suatu sukubangsa tertentu. Suatu
sukubangsa tentu terdiri dari manusia-manusia: laki-laki, perempuan, anak-anak,
remaja, dewasa dan tua Suatu sukubangsa juga tentu memiliki adat-istiadat atau
budaya tertentu. Oleh karena itu, suatu sukubangsa memiliki paling tidak
dimensi fisik dan budaya. Oleh karena itu pula, di masa lalu -ketika orang
belum mengenal fotografi, sebuah etnografi tentu memuat di dalamnya deskripsi
ciri-ciri fisik suatu sukubangsa dan deskripsi adat-istiadat, budaya sukubangsa
tersebut.
Etnografi
adalah kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu masyarakat atau etnik,
misalnya tentang adat-istiadat, kebiasaan, hukum, seni, religi, bahasa. Bidang
kajian vang sangat berdekatan dengan etnografi adalah etnologi, yaitu kajian
perbandingan tentang kebudayaan dari berbagai masyarakat atau kelompok
(Richards dkk.,1985).
Etnografi
merupakan sejenis kajian lapangan yang berbentuk pemerhatian yang
sering digunakan dalam kajian sosiologi dan antropologi dan dirujuk sebagai
penyelidikan saintifik semula jadi (field research). Menurut Creswell (2005), etnografi
merupakan bentuk kajian yang praktikal untuk mengkaji sesuatu kumpulan seperti
pendidikan, kepercayaan, tingkahlaku dan bahasa. Merupakan bentuk kajian
kualitatif yang digunakan untuk menerangkan, menganalisa dan meinterpretasi
bentuk“culture-sharing” sesuatu kumpulan seperti tingkah laku, kepercayaan.
Menurut
Sabitha Marican (2005), etnografi juga dianggap sebagai satu kajian yang paling
asas dalam penyelidikan sosial. Kajian etnografi merupakan kajian
yang mengfokuskan pada penggambaran yang terperinci dan tepat dan bukan
berunsur perkaitan.
Secara
umum etnografi disebut sebagai menuliskan tentang kelompok masyarakat. Secara
khusus hal tersebut juga bermakna menuliskan tentang kebudayaan sebuah
kelompok masyarakat. Disebutkan bahawa seluruh manusia, dan juga beberapa
binatang (seperti orang utan dan gorila) menciptakan, mentransmisikan,
membahagi, merubah, menolak, dan menciptakan kembali budaya di dalam sebuah
kelompok. Semua peneliti etnografi dimulai, dan diakhiri penelitiannya dengan
berfokus pada pola-pola ini, dan sifat-sifat yang ‘dipersamakan’ atau
‘disepakati’ bersama, membentuk sebuah kebudayaan masyarakat. Dokumen yang dihasilkan dari fokus tersebut disebut dengan etnografi.
Tujuan
Kajian Etnografi adalah untuk memahami isu yang dikaji dari kaca mata kumpulan
atau budaya tersebut, kajian etnografi berusaha untuk menambah pengetahuan
mengenai sesuatu budaya atau mengenal pasti corak interaksi sosial dan
membangunkan satu penafsiran yang menyeluruh terhadap sesuatu masyarakat atau
institusi sosial.
Tujuan
penelitian etnografi untuk menggambarkan budaya atau subkultur dengan seperinci
mungkin, termasuk bahasa, adat istiadat, nilai-nilai, upacara keagamaan
dan undang-undang. Maknanya ia mempunyai tujuan mencari dan menggambarkan
budaya sesuatu masyarakat atau organisasi tertentu. Fokus penyelidikan adalah
pola-pola yang tercermin dalam sikap tidak dan prikelakuan masyarakat atau
organisasi yang diteliti. Ada pun yang dicari dalam kajian ini beerti bukan hal
yang Nampak melainkan yang terkandung dalam hal yang nampak tersebut.
Umumnya
jenis kajian ini mensyaratkan seorang peneliti yang berpengalaman, harus dapat
membenammkan dirinya dalam budaya mayarakat yang diteliti. Maknanya dia
harus bersosialisasi dirinya sendiri ke dalam budaya tersebut dan cuba
menjelaskannya. Menjadi sebahagian budaya yang baharu tersebut dan kadangkala
ia menjadi masalah apabila hendak kembali kepada budayanya sendiri.
Definisi etnografi menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
1. Richards
Etnografi adalah kajian tentang kehidupan dan
kebudayaan suatu masyarakat atau etnik, misalnya tentang adat istiadat,
kebiasaan, hukum, seni, religi dan bahasa. Kajian perbandingan tentang
kebudayaan dari berbagai masyarakat atau kelompok.
2. Koentjaraningrat
Etnografi adalah suatu deskripsi mengenai
kebudayaan suatu suku bangsa.
Etnografi adalah ilmu tentang unsur-unsur atau
masalah-masalah kebudayaan suku bangsa dan masyarakat penduduk suatu daerah
diseluruh dunia secara komprehensif dan tujuan mendapat pengertian tentang
sejarah dan proses evolusi serta penyebaran kebudayaan didunia.
B. Hubungan
Etnografi dengan Antropologi
Belajar
antropologi sebagai sebuah ilmu yang membahas manusia dan kebudayaannya adalah pekerjaan
yang panjang dan membutuhkan waktu lama. Disamping luasnya bidang ilmu
tersebut, objek kajiannya juga terlalu pelik untuk dipahami jika dibandingkan
seperti memahami rumus-rumus dalam ilmu eksata. Adalah perdebatan yang panjang
hingga akhirnya melahirkan dua kutub pembahasan mengenai cara-cara
memahami ilmu-ilmu eksak dan ilmu-ilmuhumanis. Kedua kutub
itu adalah pendekatan kuantitatif yang mewakili ilmu-ilmu eksak dan kualitatif
yang merupakan metode yang sejak awal dipakai oleh antropologi untuk menggambarkan
suku bangsa tertentu dalam laporan perjalanan dan catatan-catatan masa
kolonial.
Penggunaan
ilmu eksak atau yang positivistik (harus terukur) dalam penelitian sosial
pernah dilanggengkan dimasa A.Comte, Herbert Spenser, E.
Durkheim dan para penganut teori evolusi, difusi, serta
srukturalisme-fungsionalisme. Dalam Spenser sebagai penganut teori evolusi
terkenal dengan penggunaan analogi organiknya dalam memahami
masyarakat dankebudayaannya. Menurutnya, organisasi-organisasi sosial
dalam suatu masyarakathadir seperti halnya organ-organ yang menunjang kehidupan
suatu organisme. Apabila diantara salah satu organ itu sakit, maka organisme
itu akan sakit dan bahkan mati. Demikianlah masyarakat dianalogikan
dengan organisme itu, bahwa masyarakat tersusun atas
organisasi-organisasi sosial yang menunjang eksistensinya. Apabila
organisasi-organisasi sosial itu ada yang sakit maka sakit pula
masyarakat itu. Dalam hal ini menurut Spenser, kehadiran organisasi sosial
ada untuk memenuhi fungsinya dalam masyarakat. Analogi fungsional ini ketika
dikritik oleh para komentator bahwa teori ini tak dapat menjelaskan perubahan,
namun para pengikutnya melakukan pembelaan bahwa analogi organik dapat
menjelaskan perubahan, namun perubahannya terjadi secara berangsur-angsur atau
berevolusi secara adaptif seperti hanya mahluk hidup.
Jika
suatu nilai atauorganisasi sosial dapat bertahan sampai hari ini, berarti nilai
tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungan dan memiliki fungsi yang
relevan dengankemajuan masyarakat. Namun para teoritis ini menyimpulkan
teorinya bahkan tanpa melakukan tinjauan lapangan atau mereka tak pernah
melihat secara langsung masyarakat yang dibicarakannya.
Istilah
etnografi sebenarnya merupakan istilah antropologi, etnografi merupakan embrio dari
antropologi, lahir pada tahap pertama dari perkembangannya sebelum tahun 1800
an. Etnogarafi juga merupakan hasil catatan penjelajah eropa tatkala mencari
rempah-rempah ke Indonesia. Koentjaraningrat, 1989:1 : “Mereka mencatat semua
fenomena menarik yang dijumpai selama perjalanannya, antara lain berisi tentang
adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa dan cirri-ciri fisik dari suku-suku
bangsa tersebut”.
Etnografi
yang akarnya antropologi pada dasarnya merupakan kegiatan peneliti untuk
memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena
teramati kehidupan sehari-hari. Etnogarafi adalah pelukisan yang sistematis dan
analisis suatu kebudayaan kelompok, masyarakat atau suku bangsa yang dihimpun
dari lapangan dalam kurun waktu yang sama.
Dari
gambaran tersebut di atas, dapat di simpulkan bahwa antropologi merupakan
bagian dari etnografi.
C. Hubungan
Etnografi dengan Kebudayaan
Kebudayaan
adalah apa yang menjadi pandangan pengetahuan masyarakat dalam menafsirkan
segala yang berhubungan dengan kehidupannya.
Budaya
menurut Baker (dalam Alim, 2007:49) ditinaju dari asal usul kata berarti
penciptaan, penertiban, dan pengelolaan niali-nilai insani. Sedangkan menurut
Kontjaraniggrat (dalam Alim, 2007:49) kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bemasyarakat dan
dijadikan milik manusia malalui proses belajar.
Dalam bukuyang
lain Koentjaraningrat (1999:13) mengatakan bahwa kebudayaan adalah segala
pikiran dan perilaku manusia yang secara fungsional dan disfungsional ditata
dalam masyarakatnya. Pada definisi terakhir Koentjaraningrat secara tidak
langsung menggambarkan adanya dua potensi manusia yakni sebagai mahluk rasional
sekaligus irasional. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata “fungsional”
dan “disfungsional” yang berarti keberfungsian dan ketidakberfungsian.
E.B.
Taylor (dalam Syani, 1995:59) melihat kebudayaan sebagai kompleks yang
mencangkup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai
warga masyarakat.
Inilah
yang menjadi fokus dari etnografi baru yakni pengetahuan masyarakat yang
sedang diteliti. Karena itu Spradley mengatakan seorang etnograf bukanlah guru
bagi masyarakat melainkan sebagai murid dari masyarakat yang ditelitinya.
Dengan demikian etnografi ini disebut juga etnografi kognitif.
Etnografi
dan kebudayaan suatu masyarakat adalah hal yang tidak dapat dipisahkan, sebab
etnografi sendiri adalah ilmu yang menggambarkan kebudayaan itu sendiri.
Malinowski
dan R. Brwon menggambarkan kebudayaan sebagaimana tafsiran peneliti, maka
etnografi baru menggambarkan masyarakat sebagaimana pengetahuan masyarakat itu
sendiri. Etnografi baru dipengaruhi oleh definisi kebudayaan ala Goodenough
yang menyatakan bahwa budaya bukanlah suatu fenomena material, melainkan sebuah
pengorganisasian dari benda-benda, manusia, perilaku atau emosi.
Kesimpulan
uraian di atas bahwa etnografi akan muncul jika ada pengaruh atau terdapat
kajian-kajian kebudayaan masyarakat.
D. Hubungan
Etnografi dengan Adat Istiadat
Adat
adalah merupakan peraturan hidup sehari-hari. Dalam pribahasa orang Minang,
kalau hidup tanpa aturan namanya "tak beradat". Jadi aturan itulah
adat, dan adat itulah yang jadi pakaiannya sehari-hari. Karena itu bagi orang
Minang; duduk tagak beradat, makan minum beradat, berbicara beradat, berjalan
beradat, menguap beradat dan batuk saja pun bagi orang Minang beradat.
Aturan-aturan itu biasanya disebutkan dalam bentuk Pepatah-petitih, mamang dan
bidal serta pantun.
Adat
Istiadat adalah aneka kelaziman dalam suatu nagara yang mengikuti pasang naik
dan pasang surut situasi masyarakat. Kelaziman ini pada umumnya menyangkut
pengejawatahan unjuk rasa seni budaya masyarakat, seperti acara-acara keramaian
anak nagari, seperti pertunjukan randai, saluang, rabab, tari-tarian dan aneka
kesenian yang dihubungkan dengan upacara perhelatan perkawinan, pengangkatan
penghulu maupun untuk menghormati kedatangan tamu agung. Adat istiadat semacam
ini sangat tergantung pada situasi sosial ekonomi masyarakat.
Gambaran
di atas dapat di simpulkan bahwa adat istiadat merupakan kelengkapan dari
etnografi, sebab etnografi pada umumny adalah mencakup keseluruhan
bentuk-bentuk suku bangsa serta keunikan-keunikan masyarakat atau aturan-aturan
yang berlaku dalam masyarakat yang disebut adat istiadat.
E. Kesatuan Sosial dalam Etnografi
Sebuah karangan etnografi adalah suatu
deskripsi mengenai kebudayaan suatu suku bangsa. Namun karena di dunia ini ada
suku-suku bangsa kecil terdiri dari hanya beberapa ratus penduduk tetapi juga
ada suku-suku bangsa besar yang terdiri dari berjuta-juta penduduk, maka
seorang ahli antropologi yang mengarang sebuah etnografi sudahtentu tidak dapat
mencakup keseluruhan dari suku-suku bangsa yang besar itu dalam deskripsinya.
F. Kerangka Etnografi
Bahan mengenai kesatuan kebudayaan suku bangsa
di suatu komunitas dari suatu daerah geografi ekologi, atau di suatu wilayah
adminisrtrasi tertentu yang menjadi pokok deskripsi sebuah buku etnografi,
biasanya dibagi ke dalam bab-bab tentang unsure-unsur kebudayaan menurut suatu
tata-urut yang sudah baku. Susunan tata-urut itu kita sebut sebagai “ Kerangka
Etnografi “.
Mengenai tata-urut dari unsur-unsur itu, para
ahli antropologi dapat memakai suatu system menurut selera dari perhatian
mereka masing-masing. System yang paling lazim dipakai adalah system dari
unsure yang paling konkret ke yang paling abstrak. Walaupun demikian, setiap
ahli antropologi mempunyai focus perhatian tertentu.
G. Lokasi, Lingkungan Alam dan Demografi
Dalam menguraikan lokasi atau tempat tinggal
dan penyebaran suku-suku bangsa yang menjadi pokok deskripsi etnografi perlu
dujelaskan cirri-ciri geografinya. Ada baiknya juga kalau penulis etnografi
dapat melukiskan cirri-ciri geologi dan geomorfologi dari daerah lokasi dan
penyebaran suku bangsanya, sedangkan suatu hal yang perlu juga adalah
keterangan mengenai cirri-ciri flora dan fauna di daerah yang bersangkutan.
H. Unsur-unsur Kebudayaan
1. Bahasa
Bab tentang bahasa atau system perlambangan manusia
yang lisan maupun yang tertulis untuk berkomunikasi satu dengan yang lain,
dalam sebuah karangan etnografi, memberi deskripsi tentang ciri-ciri terpenting
dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa, beserta variasi-variasi dari
bahasa itu.
2. Sistem Teknologi
Bab tentang teknologi atau cara-cara
memproduksi, memakai, dan memelihara segala peralatan hidup dari suku
bangsadalam karangan etnografi, cukup membatasi diri terhadap teknologi yang
tradisional, yaitu teknologi dari peralatan hidupnya yang tidak atau hanya
secara terbatas dipengaruhi oleh teknologi yang berasal dari kebudayaan
Ero-Amerika atau kebudayaan “Barat”.
Teknologi tradisional mengenai paling sedikit
delapan macam system peralatan dan unsure kebudayaan fisik yang dipakai oleh
manusia yang hidup dalam masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat
pedesaan yang hidup dari pertanian,yaitu :
a. Alat-alat produktif
b. Senjata
c. Wadah
d. Alat-alat menyalakan api
e. Makanan, minuman, bahan pembangkit gairah, dan
jamu-jamuan
f. Pakaian dan perhiasan
g. Tempat berlindung dan rumah
h. Alat-alt transport
3. Sistem mata Pencaharian
System mata pencaharian tradisional. Perhatian
para ahli antropologi terhadap berbagai macam system mata pencaharianatau
system ekonomi hanya terbatas kepada system-sistem yang bersifat tradisional
saja, terutama dalam rangka perhatian merekan terhadap kebudayaan suatu suku
bangsa secara holistik.
4. Sistem Religi
a. Perhatian Ilmu Antropologi terhadap Religi
Religi telah menjadi pokok penting dalam
buku-buku para pengarang tulisan etnografi mengenai suku-suku bangsa ketika
ilmu antropologi belum ada dan hanya merupakan suatu himpunan tulisan mengenai
adat istiadat dari suku-suku bangsa di luar Eropa.
Masalah asal mula dari suatu unsur religi,
artinya masalah penyebab manusia percaya adanya suatu kekuatan gaib yang
dianggapnya lebih tinggi dari padanya.
b. Unsur-Unsur Khusus dalam Sistem Religi
Suatu sistem religi dalam suatu kebudayaan
selalu mempunyai cirri-ciri untuk sedapat mungkin memelihara emosi keagamaan
itu diantara pengikutnya. Emosi keagamaan merupakan unsur penting dalam suatu
religi bersama dengan sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan, dan suatu
umat yang menganut religi itu.
5. Sistem Kemasyarakatan
a. Unsure-unsur Khusus dalam Kemasyarakatan
Setiap kehidupan masyarakat diorganisasi atau
diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan
didalam lingkungan tempat individu hidup dan bergaul dari hari ke hari.
Kesatuan sosial yang paling dekat adalah kesatuan kekerabatannya yaitu keluarga
inti.
b. Sistem Kekerabatan
Dalam masyarakat pengaruh industrialisasi sudah
masuk mendalam, tampak bahwa fungsi kesatuan kekerabatan yang sebelumnya
penting dalam banyak sektor kehidupan seseorang, biasanya mulai berkurang dan
bersamaan dengan itu adat istiadat yang mengatur kehidupan kekerabatan sebagai
kesatuan mulai mengendor.
6. Sistem Pengetahuan
a. Perhatian Antropologi dalam Pengetahuan
Dalam suatu etnografi biasanya ada berbagai
bahan keterangan mengenai pengetahuan biasanya meliputi pengetahuan mengenai
teknologi, kepandaian suku-suku bangsa dan perhatian terhadap pengetahuan yang
mencolok.
b. Isi Sistem Pengetahuan
Tiap suku bangsa didunia biasanya mengetahui
pengetahuan tentang
1) Alam sekitarnya
2) Alam flora didaerah tempat tinggalnya
3) Alam fauna dalam tempat tinggalnya
4) Zat-zat, bahan mentah dan benda-benda dalam
lingkungannya
5) Tubuh manusia
6) Sifat-sifat dan tingkah laku manusia
7) Ruang dan waktu
I.
Kajian
Etnografi
Etnografi berarti melukiskan atau menggambarkan
kehidupan suatu masyarakat atau bangsa. Oleh karena itu :
1. Pekerjaan antropolog dalam mendeskripsika dan
menganalisis kebudayaan, yang tujuan utamanya adalah memahami pandangan (
pengetahuan ) dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari ( perilaku ) guna
mendapatkan pandangan ‘ dunia “ masyarakat yang diteliti.
2. Komponen penelitian yang fundamental dalam
disiplin akademis antropologi ( buadaya ), sehingga etnografi merupakan tipe
khas dalam antropologi
3. Bentuk penelitian social-budaya yang bertipekan
:
a. Studi mendalam ( kualitatif ) tentang keragaman
fenomena social-budaya suatu masyarakat
b. Pengumpulan data primer dengan pedoman
wawancara
c. Penelitian pada satu aqtau beberapa kasus
secara mendalam dan komparatif
d. Analisis data melalui interpretasi fungsi dan
makna dari pemikiran dan tindakan, yang menghasilkan deskripsi dan analisis
secara verbal
Berdasarkan konsep dan sejarah etnografi, maka
karya etnografi dapat dibagi dalam beberapa tipe, yaitu meliputi etnografi :
deskriptif/positivism, historis, simbolik/interpretif, structural, dan
kini/kontemporer. Tipe-tipe karya etnografi biasanya ditulis berdasarkan atau
berkaitan gengan paradigma dan teori yang dianut oleh antropologi dalam
penelitian etnografinya.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas, dapat kita ambil
kesimpulan bahwa Etnografi adalah ilmu yang menggambarkan atau menganalisis
kehidupan suatu masyarakat atau bangsa yang di lihat dari beberapa unsure-unsur
budayanya secara geologi dan geomorfologi.
Etnografi
adalah merupakan bidang ilmu yang merangkul semua informasi yang melekap pada
suku bangsa serta masyarakat itu sendiri. Etnografi tidak dapat di pisahkan
dengan Antropologi, Kebudayaan dan Adat Istiadat. Sebab Antropologi, Kebudayaan
dan Adat Istiadat merupakan yang tidak terpisahkan dalam ciri khas atau bentuk
suku bangsa serta masyarakat yang ada di dalamnya. Sehingga Etnografi itu
sendiri menjelaskan tentang Antropologi, Kebudayaan dan Adat Istiadat.
B. Saran
Berkaitan
dengan kesimpulan di atas, ada suatu makna yang terkandung di dalamnya yang
harus kita maknai, sehingga di sarankan agar dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara agar memperhatikan aturan-aturan yang melekat dalam masyarakat itu
sendiri atau taat kepada undang-undang dalam berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
Ahimsa-Putra,
Heddy Sahri 1993 “ Antropologi Koentjaraningrat : Sebuah Tafsir
Epistemologis “, dalam EKM.Manisambow (ed), Koentjaraningrat dan Antropologi Di
Indonesia. Jakarta: AAI dan Yayasan Obor
Budisantosa,
1991“ Corak Kebudayaan Indonesia “.Studi Indonesia
Koentjaraningrat,
1993“ Pendahuluan”, dalam Koentjaraningrat,(ed.), Masyarakat Terasing di
Indonesia. Jakarta: Gramedia
R.
Naroll, On Ethnic Unit Clasification, Current Anthropology. V, 1964
Buku
karangan Koentjaraningrat
Etnografi komunikasi dan register oleh: dwi purnanto:
http://dwipur_sastra.staff.uns.ac.id/2009/06/03/etnografi-komunikasi-dan-register/.
http://dwipur_sastra.staff.uns.ac.id/2009/06/03/etnografi-komunikasi-dan-register/.
Burhan Bungin, 2007, Analisis Data Penelitian Komunikasi, Grafindo Persada, Jakarta
Dr.Deddy Mulyana, Metodologi penelitian kulitatif, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung 2001.
Sailal Arimi, Sosiolinguistik II
http:// www. google.co.id/search?q=istilah+etnografi&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-us:official&client=firefox-a
http:// www. google.co.id/search?q=istilah+etnografi&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-us:official&client=firefox-a
http://teguhimanprasetya.wordpress.com/2008/09/25/etnografi-dan-folklore-antro/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar