BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manajemen sistem informasi (SIM) (bahasa Inggris: management
information system, MIS) adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian
internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi,
dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti
biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Manajemen sistem informasi
dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis
sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi.
Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok
metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap
pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem
pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Sistem Informasi sangat memperngaruhi keberhasilan maupun kegagalan tujuan bisnis dari suatu perusahaan. Selain faktor sumber daya manusia, manajemen sistem informasi sangat penting implementasinya karena bekerja secara sinergis agar dapat melakukan minimalisasi sumber daya namun menghasilkan output maksimal. Selain itu, implementasi SIM ini di suatu perusahaan atau organisasi akan mengurangi resiko kegagalan terutama saat penggunaan sumber daya.
Sistem Informasi sangat memperngaruhi keberhasilan maupun kegagalan tujuan bisnis dari suatu perusahaan. Selain faktor sumber daya manusia, manajemen sistem informasi sangat penting implementasinya karena bekerja secara sinergis agar dapat melakukan minimalisasi sumber daya namun menghasilkan output maksimal. Selain itu, implementasi SIM ini di suatu perusahaan atau organisasi akan mengurangi resiko kegagalan terutama saat penggunaan sumber daya.
Sebagaimana yang kita ketahui, sistem informasi memegang peranan
penting apalagi di jaman yang serba canggih ini. Hampir di semua lini kehidupan
sudah menggunakan aplikasi ini. Mengapa? Di jaman yang globalisasi dan digital
ini, semua perangkat kehidupan banyak ditopang oleh aplikasi ini sebagai alat
bantu, seperti: sistem scanner dibidang kedokteran, perbankan, teknologi hingga
sistem keamanan yang semuanya sangat tergantung pada piranti lunak (software)
dan piranti keras (hardware) ini. Tentu ada kekurangan-kekurangannya disamping
ada kelebihannya. Ketelitian, akurat dan hemat tenaga adalah kelebihan dari
penggunaan sistem informasi ini. Namun kekurangannya, bila terjadi error bisa
berakibat fatal, deleting data bahkan adanya pencurian data yang tentunya
sangat merugikan baik pihak perusahaan maupun organisasi yang berkepentingan.
Fungsi dari manajemen sistem informasi itu adalah:
1.
Menyediakan
informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan
tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2.
Menyediakan
informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian,
dan perbaikan berkelanjutan.
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan
Komponen Sistem Informasi
Komponen sistem informasi ini yang berupa piranti keras (hardware)
yaitu computer atau laptop, meliputi: instruksi, fakta yang tersimpan, manusia
dan prosedur. Sedangkan Sistim Informasi itu sendiri dapat dikategorikan dalam
empat bagian:
1.
Manajemen
sistem informasi
2.
Sistem
Pendukung Keputusan
3.
Sistem
Informasi Eksekutif
4.
Sistem
Pemrosesan Transaksi
Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida
dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi,
penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber
informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri
dair sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan
pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari
sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh
tingkat manajemen.
B.
Tujuan
Pembuatan Makalah
Menganalisi implementasi dari penerapan manajemen sistem informasi pada
perusahaan dan pengaruhnya terhadap keberhasilan serta kegiatan proses produksi
untuk mencapai target perusahaan.
BAB II
TUJAUN TEORI
A.
Landasan
Teori
Menurut James O’Brien (2008) sistem adalah sekelompok komponen yang
saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan
menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang
teratur. Informasi adalah data yang telah dikonversi ke dalam konteks yang
bermakna dan berguna bagi pengguna akhir tertentu. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur dari
orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Manusia bergantung pada sistem informasi untuk melakukan komunikasi dengan
peralatan fisik (hardware), instruksi pemrosesan informasi atau prosedur
(software), jaringan komunikasi (network), dan data (data resources). T.Hani
Handoko (1997) mendefinisikan manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan. Sedangkan menurut George R.
Terry (1986) bahwa manajemen adalah merupakan proses yang terdiri dari
tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan pengawasan,
yang di lakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah di tetapkan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber yang lain.
B.
Peran
Utama Sistem Informasi
Menurut O’Brien terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis
yaitu
1.
Mendukung
proses bisnis dan operasional
Mulai
dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistem informasi
menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari.
Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan Sistem
Informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi keberbagai
2.
Mendukung
pengambilan keputusan.
Sistem
informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager menjalankan
menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu para
manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari
keputusan sebelumnya. Sistem Informasi akan membantu para manajer membuat
keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna.
3.
Mendukung
strategi untuk keunggulan kompetitif
Sistem
informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran strategis perusahaan
dapat men-ciptakan keunggulan bersaing di pasar.
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi
1.
Sistem
informasi akuntansi (accounting information systems), menyediakan informasi dan
transaksi keuangan.
2.
Sistem
informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan informasi
untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran,
kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
3.
Manajemen
sistem informasi persediaan (inventory management information systems).
4.
Sistem
informasi personalia (personal information systems).
5.
Sistem
informasi distribusi (distribution information systems).
6.
Sistem
informasi pembelian (purchasing information systems).
7.
Sistem
informasi kekayaan (treasury information systems).
8.
Sistem
informasi analisis kredit (credit analysis information systems).
9.
Sistem
informasi penelitian dan pengembangan (research and development information
systems).
10. Sistem informasi analisis software
11. Sistem informasi teknik (engineering information
systems).
C.
Manfaat
Sistem Informasi
1.
Manfaat
sistem informasi menurut O’Brien dan Marakas (2008)
2.
Mendukung
fungsi dari area bisnis untuk mencapai tujuan yang mencakup bagian keuangan, akuntansi,
operasional, pemasaran, dan sumber daya manusia.
3.
Untuk
meningkatkan efisiensi dari proses produksi, meningkatkan efisiensi dari proses
produksi, meningkatkan produktivitas pekerja, memberikan pelayanan dan kepuasan
pelanggan.
4.
Sebagai
sumber utama informasi dan mendukung pengambilan keputusan efektif yang diambil
oleh manajer dan profesional bisnis.
5.
Untuk
mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif dan sebagai sebuah keuntungan
strategik dalam menghadapi persaingan global.
6.
Sebagai
komponen utama dalam sumber daya infrastruktur dan kehandalan jaringan bisnis
masa kini.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Mengingat begitu pentingnya peranan dari organisasi manajeman sistem
informasi, maka sudah sewajarnya semua lini perusahaan menerapkan manajemen
sistem informasi demi efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan dalam
mencapai target perusahaannya. Kita bisa membandingkan, tingkat efektifitas
kinerja perusahaan antara 2 perusahaan antara yang menggunakan manajemen sistem
informasi dengan perusahaan yang masih menganut sistem kontemporer/konservatif.
Makalah ini menyajikan studi kasus tentang penerapan manajeman sistem informasi di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) (IDX: ICBP) merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa. Sejarah dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dahulu mencapai kesepakatan denangan perusahaan asal Swiss, Nestle S.A, untuk mendirikan perusahaan joint venture yang bergerak di bidang manufaktur, penjualan, pemasaran, dan distribusi produk kuliner di Indonesia maupun untuk ekspor. Kedua perusahaan sama-sama memiliki 50% saham di perusahaan yang diberi nama PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia. Baik ISM maupun Nestle percaya, mereka dapat bersaing secara lebih efektif di Indonesia melalui penggabungan kekuatan dalam bentuk perusahaan dan tim yang berdedikasi untuk itu. Menurut Anthoni Salim, Dirut & CEO ISM, pendirian usaha patungan ini akan menciptakan peluang untuk memanfaatkan dan mengembangkan kekuatan yang dimiliki kedua perusahaan yang menjalin usaha patungan tersebut. Dalam kerjasama ini, ISM akan memberikan lisensi penggunaan merek-mereknya untuk produk kuliner, seperti Indofood, Piring Lombok, dan lainnya kepada perusahaan baru ini. Sementara itu, Nestle memberikan lisensi penggunaan merek Maggi-nya. Perusahaan patungan ini diharapkan akan memulai operasinya pada 1 April 2005.
Makalah ini menyajikan studi kasus tentang penerapan manajeman sistem informasi di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) (IDX: ICBP) merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa. Sejarah dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dahulu mencapai kesepakatan denangan perusahaan asal Swiss, Nestle S.A, untuk mendirikan perusahaan joint venture yang bergerak di bidang manufaktur, penjualan, pemasaran, dan distribusi produk kuliner di Indonesia maupun untuk ekspor. Kedua perusahaan sama-sama memiliki 50% saham di perusahaan yang diberi nama PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia. Baik ISM maupun Nestle percaya, mereka dapat bersaing secara lebih efektif di Indonesia melalui penggabungan kekuatan dalam bentuk perusahaan dan tim yang berdedikasi untuk itu. Menurut Anthoni Salim, Dirut & CEO ISM, pendirian usaha patungan ini akan menciptakan peluang untuk memanfaatkan dan mengembangkan kekuatan yang dimiliki kedua perusahaan yang menjalin usaha patungan tersebut. Dalam kerjasama ini, ISM akan memberikan lisensi penggunaan merek-mereknya untuk produk kuliner, seperti Indofood, Piring Lombok, dan lainnya kepada perusahaan baru ini. Sementara itu, Nestle memberikan lisensi penggunaan merek Maggi-nya. Perusahaan patungan ini diharapkan akan memulai operasinya pada 1 April 2005.
Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Indofood”
atau “Perseroan”) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food
Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses
produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi
produk akhir yang tersedia di pasar. Kini, Indofood dikenal sebagai perusahaan
yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya. Dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya, Indofood memperoleh manfaat dari ketangguhan model
bisnisnya yang terdiri dari empat Kelompok Usaha Strategis (“Grup”) yang saling
melengkapi sebagai berikut:
1.
Produk
Konsumen Bermerek (“CBP”). Kegiatan usahanya dilaksanakan oleh PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk (“ICBP”), yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia
(“BEI”) sejak tanggal 7 Oktober 2010. ICBP merupakan salah satu produsen
makanan dalam kemasan terkemuka di Indonesia yang memiliki berbagai jenis
produk makanan dalam kemasan. Berbagai merek produk ICBP merupakan merek–merek
yang terkemuka dan dikenal di Indonesia untuk makanan dalam kemasan.
2.
Bogasari,
memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan pasta. Kegiatan
usaha Grup ini didukung oleh unit perkapalan dan kemasan.
3.
Agribisnis.
Kegiatan operasional di bidang agribisnis dijalankan oleh PT Salim Ivomas Pratama
Tbk (“SIMP”) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (“Lonsum”), yang sahamnya
tercatat di BEI, serta merupakan anak perusahaan Indofood Agri Resources Ltd.
(“IndoAgri”), yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Singapura. Kegiatan usaha
utama Grup ini meliputi penelitian dan pengembangan, pembibitan, pemuliaan dan
pengolahan kelapa sawit hingga produksi dan pemasaran minyak goreng, margarin
dan shortening bermerek. Di samping itu, kegiatan usaha Grup ini juga mencakup
pemuliaan dan pengolahan karet dan tebu serta tanaman lainnya.
4.
Distribusi,
memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Grup ini
mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen Indofood dan anak–anak
perusahaannya, serta berbagai produk pihak ketiga
Perusahaan, yang juga beroperasi di China dan Nigeria menjual lebih dari 8 miliar paket mie instant tiap tahunnya. Disamping beberapa variasi porduk antara lain snack,kecap, bumbu penyedap, makanan bayi dan soft drink. Cakupan bisnis perusahaan Indofood dan peningkatan pasar kedepannya membuat Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan faktor penting dalam kesuksesan perusahaan. Perbedaan varian dari mie instant harus berisi bumbu yang tepat yang diproduksi oleh Food Ingredient Division (FID).Setiap divisi harus menyesuaikan rencana produk (Production Plans) mereka sehingga akan selalu tersedia segala jenis bumbu yang dibutuhkan oleh berbagai varian dari mie instant. Pada waktu yang sama, mereka harus menjaga agar persediaan di gudang seminimal mungkin. Hanya aplikasi ERP yang dapat membuat hal itu dapat diatur dan dijadwalkan dengan sebaik mungkin. Dari Perencanaan dan Kontrol Produksi, melalui kebutuhan peramalan dan inteligensi bisnis, Indofood mempercayakan SAP R/3 sebagai solusi ERP, SAP Advance Plannerand Optimizer (SAP APO) sebagai solusi Supply Chain Management (SCM) dan mySAP Business Intelligence dengan SAP Business Information Warehouse (SAPBW).
Perusahaan, yang juga beroperasi di China dan Nigeria menjual lebih dari 8 miliar paket mie instant tiap tahunnya. Disamping beberapa variasi porduk antara lain snack,kecap, bumbu penyedap, makanan bayi dan soft drink. Cakupan bisnis perusahaan Indofood dan peningkatan pasar kedepannya membuat Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan faktor penting dalam kesuksesan perusahaan. Perbedaan varian dari mie instant harus berisi bumbu yang tepat yang diproduksi oleh Food Ingredient Division (FID).Setiap divisi harus menyesuaikan rencana produk (Production Plans) mereka sehingga akan selalu tersedia segala jenis bumbu yang dibutuhkan oleh berbagai varian dari mie instant. Pada waktu yang sama, mereka harus menjaga agar persediaan di gudang seminimal mungkin. Hanya aplikasi ERP yang dapat membuat hal itu dapat diatur dan dijadwalkan dengan sebaik mungkin. Dari Perencanaan dan Kontrol Produksi, melalui kebutuhan peramalan dan inteligensi bisnis, Indofood mempercayakan SAP R/3 sebagai solusi ERP, SAP Advance Plannerand Optimizer (SAP APO) sebagai solusi Supply Chain Management (SCM) dan mySAP Business Intelligence dengan SAP Business Information Warehouse (SAPBW).
Ketika memilih platform dari system ERP, Indofood melihat 3 buat
kriteria antara lain reliability, scalability dan kemudahan manajemen. Dengan
melihat criteria itu, terpilihlah IBM iSeries sebagai platform hardware yang
digunakan. iSeries memiliki keamanan, skalability dan efisiensi biaya dalam
mendukup SAP, dan membantu perusahaan Indofood memaksimalisasi nilai dari
solusi SAP. Ketika Indofood memperluas inti dari system SAP R/3 untuk
memasukkan SAP BWdan SAP APO, tidak ada yang perlu dipertanyakan lagi untuk
mengganti platform server. Data SAP tersimpan dan diatur oleh IBM BD2 Database
Management. iSeries telah berjalan dengan sangat baik, dan kami memiliki
kemampuan dasar dari OS/400. Oleh karena itu, merupakan pilihan logis jika kami
tetap mempertahankan teknologi dari IBM ini. iSeries memberikan virtually
trouble-free operation, dan memberikan apapun yang kami butuhkan sesuai dengan kriteriakami
yaitu scalability, reliability, dan maintainability.
B.
Faktor-Faktor
Keberhasilannya adalah:
1.
Menyesuaikan
Minat Konsumen.
Agar mendapatkan efisiensi produksi yang luar biasa dan memaksimalkan
pendapatan, Indofood harus dapat jeli melihat keinginan konsumen sebaik mungkin
diwaktu yang akan datang. Dengan menggunakan solusi SAP, Indofood
dapatmenganalisis transaksi data secara mendetail, untuk melihat perubahan pola
yangterjadi dalam minat konsumen dan kemudian merespon secara efektif. “Sebagai
contoh, kita dapat menganalisis informasi rasa apa saja yang paling
laristerjual di kota Sukabumi atau rasa apa saja yang tidak laku di Sibolga,
sehingga kita dapat mengirimkan jenis rasa mie instant yang tepat ditempat yang
dituju, sehingga akan meningkatkan potensi penjualan. SAP memberikan informasi
yang mendetail dengan sangat cepat dimana hal tersebut merupakan keuntungan
bisnis yang vital,” kata Gunawan. Informasi penjualan memberikan inputan ke
dalam SAP APO, dimana ia akan memberikan informasi berkala pada produk apa saja
yang harus di produksi, berapa jumlahnya dan dipabrik mana akan diproduksi.
2.
Distribusi
Informasi
Sedangkan data yang disediakan oleh SAP R/3 sistem dan SAP APO sangat
penting untuk perencanaan produksi dan pengendalian persediaan di bagian
operasional, manajemen menengah dan tim eksekutif tidak perlu data transaksi
yang mentah. Gunawan mengatakan, “Yang mereka butuhkan adalah informasi mengena
ikeseluruhan performa bisnis, arus kas, dan beberapa hal detail operasional.
Untuk meningkatkan akurasi maupun ringkasan manajemen yang tepat waktu,
kamimengimplementasikan SAP BW pada bulan Juli 2003 Aplikasi tersebut dapat
memberikan informasi yang sangat mendetail, seperti pencacahan berapa pak
sebenarnya Indomie rasa kari ayam yang terjual di suatu area selama periode
tertentu.
3.
Integrasi
Sistem Hilir
Dengan sistem ERP kelas dunia, Indofood telah memulai untuk perencanaan
ke depan, bertujuan untuk memperluas operasinya sekaligus meningkatkan
efisiensi biaya.“Salah satu tujuan bisnis kami saat ini adalah untuk
mengelompokkan pelanggan-pelangan kami dengan lebih akurat, kemudian melayani
setiap kelompok sesuai minatnya masing-masing.” kata Gunawan. “Kami akan
bekerja lebih erat dengan para distributor hingga pengecer. Ini akan
memungkinkan kami kami untuk meningkatkan perencanaan kapasitas dan membantu
kami meningkatkan efisiensi serta mengurangi biaya. Beberapa distributor
Indofood, seperti Indomarco, juga dalam proses pengembangansistem ERP mereka,
dan dapat memperpanjang kepada pengecer mereka. Rencananya adalah untuk
mengintegrasikan sistem antara mitra perusahaan supaya memuluskan proses
e-commerce. Sudah jelas, bahwa platform komputasi terbuka adalah mutlak
diperlukan.untuk mendukung integrasi sistem hilir, yang akan memungkinkan interoperabilitas
aplikasitermasuk warisan sistem dan aliran data realtime melalui berbagai
sistem ERP.
4.
Pengarsipan
Dokumen
Akhirnya Indofood juga melakukan penyederhanaan sistem pengarsipan,
dengan menggunakan IBM Content Manager CommonStore untuk SAP. Software ini
bertindak sebagai pengarsipan manajemen data terpadu dan solusi distribusi,
mengintegrasikan dokumen SAP dan non-SAP ke arsip tunggal untuk memaksimalkan
efisiensi sistem dan mengurangi biaya administrasi.
“Dengan menggunakan IBM Content Manager CommonStore untuk SAP, kita mampu mengurangi kebutuhan penyimpanan dokumen kami, sementara tetapmempertahankan kemampuan untuk mengambil dokumen lama seperti laporan pajak tanpa kesulitan”, Gunawan menyimpulkan.
“Dengan menggunakan IBM Content Manager CommonStore untuk SAP, kita mampu mengurangi kebutuhan penyimpanan dokumen kami, sementara tetapmempertahankan kemampuan untuk mengambil dokumen lama seperti laporan pajak tanpa kesulitan”, Gunawan menyimpulkan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Penerapan manajemen sistem informasi di PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk membawa manfaat sebagai penunjang keberhasilan
perusahaan dalam rangka efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan.
2. Memberikan informasi yang lebih akurat sehingga
perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk bisa membidik target pasar yang
tepat sasaran.
3. Bisa mengkoreksi kelemahan-kelemahan sistem yang
ada di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sehingga bisa dilakukan perbaikan demi
kemajuan perusahaan .
4. Memberikan nilai yang inovatif dan kreatif dalam
menciptakan produk baru dan tentu saja akan menumbuhkan minat konsumen dalam
membeli produk-produk terbaru dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
B.
Saran
1.
Perlu adanya
upaya perbaikan pada kelemahan-kelemahan sistem baik internal maupun eksternal
perusahaan di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sehingga perusahaan
mengoptimalkan produk yang sesuai kondisi pasar yang lebih inovatif dan
kreatif.
2.
Penyediaan
tenaga-tenaga terlatih untuk mendukung implementasi penerapan manajemen sistem
informasi di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sehingga lebih berdaya guna,
efisien serta hemat biaya
3.
Perlu adanya
upaya perluasan pasar yang diiringi dengan peningkatan baik kualitas maupun
kuantitas produk oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Daftar Pustaka
Alter, S. 2006.
The Work System Method: Connecting People, Processes, and IT for Business
Results. Works System Press, California.
Angus, R. B
[et.al]. 1997, Planning-Performing and Controlling Projects, 2nd edition,
Prentice Hall Inc, New Jersey.
Barrie, D. S. and
Paul Son, R. C. 1984. Professional Construction Management, 2nd edition. McGraw
Hill Inc, New York.
Degoff, R. A and
Friedman, H. A. 1985, Construction Management, John Wiley & Sons, New York.
Handoko, T. Hani.
1999. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE, Yogyakarta
Ivancevich, J. M.,
and Matteson, M. T, 1987. Organizational Rehavior and Management, Business
Publications Inc, Texas
Mc Leod R &
Schell GP. 2008. Manajemen Sistem Informasi, Edisi 10, Terjemahan, Jakarta:
Salemba Empat
O’Brien, J A.
2003. Introduction To Information Systems: Essentials for the, e-business
enterprise. McGraw-Hill, Boston, MA
O’Brien, James A
dan Marakas, George M. 2008. Management Information System. McGraw-Hill,
Boston, MA. Copyright 2008
Terry, George. R.
1991. Prinsip-Prinsip Manajemen. Bumi Aksara, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar