BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pengalaman mati suri masih menjadi misteri bagi
beberapa orang, karena terkadang sulit diterima oleh akal sehat. Lalu bagaimana
misteri mati suri ini jika dilihat dari sisi medis, psikologis dan spiritual
Mati suri kadang didefinisikan sebagai keadaan
seperti mimpi dan pengalaman mengganggu yang berasosiasi dengan penggunaan
obat-obatan. Perasaan sadar terpisah dari tubuh sering dirujuk sebagai
pengalaman keluar tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Mati Suri
Mati suri merupakan sebuah fenomena yang tak
asing lagi ditelinga kita. Mati suri adalah dimana kejadian orang yang sudah
mati dapat hidup kembali. Hal itu memanglah diluar logika kita sebagai manusia,
hampir tidak dapat dipercaya bagaimana mungkin orang yang sudah divonis mati
dapat hidup lagi.
B.
Mati Suri dalam
Pandangan Islam.
Agama Islam dapat menjelaskan fenomena Mati Suri
ini secara rasional. Agar dapat memahami makna dari Mati Suri, haruslah dapat
dipahami terlebih dahulu mengenai makna kehidupan dan kematian dalam konsep
Islam.
Dalam sebuah Hadits Qudsi, kematian didefinisikan
sebagai pintu yang menghubungkan antara dunia dan akhirat. Setiap orang pasti
mati dan setiap orang pasti melewati pintu kematian tersebut. Sedangkan
kehidupan adalah bergabungnya antara roh dan tubuh atau jasad.
"Ketika ada orang yang mendekati pintu kematian,
maka pintu akan terbuka sehingga bisa kelihatan alam transisi, yang disebut
alam barzakh atau alam kubur," jelas DR. H. Asep Usman Ismail, MA, Dosen
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, dikutip dari detikHealth.
C.
Pengakuan Orang
Yang Pernah Mati Suri
Asep adalah orang yang pernah mengalami Mati Suri.
Menurutnya orang yang Mati Suri tidaklah disebut mati. Karena dalam
kejadiannya, ia tidaklah melewati pintu tersebut, melainkan hanya melihat
cahaya yang terbuka dari alam kubur.
Prinsipnya, mati suri hampir sama dengan tidur, yaitu
ketika satu ujung tali roh masih terikat di tubuh atau jasad. Asep menjelaskan,
dalam konsep Islam roh diibaratkan seperti tali yang memiliki dua ujung dan
terikat pada tubuh. Dalam kondisi sadar, berarti kedua ujung tali roh sedang
terikat pada tubuh.
Namun pada saat tidur, salah satu ujung tali roh
terlepas dari tubuh sehingga memungkinkannya melayang-layang atau sering
disebut dengan mimpi.
D.
Mati Suri Dalam
Al-Quran
"Pada saat mati suri, di dalam Al Qur'an
dijelaskan bahwa salah satu ujung tali roh terlepas tapi dia masih hidup karena
ujung yang lain masih terikat dan itu yang membuatnya bisa kembali hidup lagi.
Hampir sama dengan orang tidur," lanjut Asep, yang juga menjabat sebagai
Dewan Pakar Pusat Studi Al Qur'an.
Karena ikatan roh dan tubuh terlepas sebagian, maka
orang yang mati suri bisa merasakan pengalaman seperti berada di dunia lain,
terbang bebas, melihat terowongan, yang tidak lain adalah mendekati pintu
kematian.
Roh tidak terikat materi jadi bisa berpindah kemana
saja. Roh bersifat fleksibel, metafisik. Kalau kedua ikatan roh terlepas dari
tubuh, maka orang tersebut baru dinyatakan meninggal. Ini semua bisa dijelaskan
secara ma'qul (rasional) dalam Islam.
E.
Analisis Dari
Berbagai Bidang
a. Analisa Medis
Saat membicarakan mati suri, biasanya sulit untuk
lepas dari nuansa mistis dan spiritual. Meski begitu, kondisi yang sering
disebut dengan istilah Near Death Experience ini juga bisa dijelaskan secara
ilmiah dengan ilmu kedokteran.
"Secara medis kita belum jelas betul seperti apa
prosesnya dan apa yang terjadi masih belum tahu," ujar dr Manfaluthy
Hakim, SpS dari departemen neurologi FKUI saat dihubungi detikHealth dan
ditulis.
dr Manfaluthy menuturkan untuk menentukan kematian
perlu menilai dari denyut jantung dan pembuluh darah serta fungsi otak. Secara
fisik tidak adanya reaksi pupil terhadap sinar, karena kalau sudah mengalami
mati otak maka reaksi pupilnya negatif, pupil akan melebar dan saat diberi
sinar tidak bereaksi.
"Pada orang mati suri kemungkinan belum mati
otak, tapi henti jantung. Peredaran darah berhenti tapi otaknya masih
berfungsi. Nah, kenapa masih berfungsi saya tidak tahu," ujar dokter yang
berpraktik di RSCM dan RS Medistra.
dr Manfaluthy menjelaskan seharusnya jika otak
kekurangan oksigen 3 menit saja maka bisa terjadi kerusakan permanen di otak.
Namun nyatanya pada orang dengan mati suri kondisi ini bisa kembali lagi ke
normal, denyut jantung ada lagi dan tidak mengalami kerusakan otak.
Sementara menurut Kepala Departemen Bedah Saraf RS
Mayapada Tangerang, Dr Roslan Yusni Hasan, SpBS, mati suri dalam dunia
kedokteran adalah istilah untuk kondisi seperti mati yang belum benar-benar
mati. Aktivitas sel-sel tubuh dan bahkan organ sebenarnya masih ada, tetapi sangat
minimal.
"Jadi kalau kondisinya naik sedikit atau membaik
lagi, ya hidup lagi. Itu sebenarnya seperti tidur yang sangat dalam sampai
detak jantungnya pun hampir tidak terdeteksi," kata Dr Roslan saat dihubungi
detikHealth.
Dalam keadaan mati suri, seseorang menurut Dr Roslan
masih memiliki aktivitas di tingkat sel meski sangat minimal dan tidak
terdeteksi secara kasat mata. Paling tidak, bagian paling keramat dalam tubuh
manusia yakni batang otak masih aktif dalam kondisi ini.
Aktivitas batang otak dalam kondisi mati suri bisa
diamati dengan Electroencephalography (EEG). Meski denyut jantung tidak teraba
dan nafasnya sudah berhenti, seseorang baru dikatakan benar-benar mati kalau
grafik EEG sudah flat atau datar yang artinya tidak ada aktivitas lagi di
batang otak.
b. Analisa Psikologi
Sementara itu
jika dilihat dari sisi psikologis, psikolog Efine Indrianie, MPsi menuturkan
mati suri ini berhubungan dengan otak dan biasanya identik dengan titik balik
seseorang.
"Saat mati
suri, memori psikologis seseorang direset total jadi nol lagi sehingga
mengalami rekonstruksi ulang dari kepribadian seseorang. Biasanya orang-orang
yang mengalami mati suri mengalami tahap rekonstruksi ulang dari kepribadiannya
ke arah yang lebih baik," ujar Efnie.
Efnie
menuturkan tak sedikit orang saat mati suri melewati tahap yang mana ia
menghadapi situasi di alam lain, menerima punishment dari apa yang dia lakukan
selama ini. Proses ini menjadi pembelajaran bagi diri seseorang yang memicu
traumatis dan membuatnya tidak mau balik lagi ke masa lalu.
"Ketika
mati suri seseorang masuk ke fase pembelajaran tahap baru karenanya ia
mengalami perubahan dalam perilaku dan personality ke arah yang lebih baik dan
juga mengalami perubahan spiritual," ujar Efnie yang juga dosen psikologi
klinis di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
c. Analisa Spiritual
Dalam agama
Islam, fenomena mati suri dapat dijelaskan secara rasional. Untuk memahami
makna mati suri, terlebih dahulu perlu dipahami makna kematian dan kehidupan
dalam konsep Islam.
Dalam Hadits
Qudsi, kematian didefinisikan sebagai pintu yang menghubungkan antara dunia dan
akhirat. Setiap orang pasti mati dan setiap orang pasti melewati pintu kematian
tersebut. Sedangkan kehidupan adalah bergabungnya antara roh dan tubuh atau
jasad.
"Ketika
ada orang yang mendekati pintu kematian, maka pintu akan terbuka sehingga bisa
kelihatan alam transisi, yang disebut alam barzakh atau alam kubur," jelas
DR. H. Asep Usman Ismail, MA, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta,
saat berbincang dengan detikHealth
Menurut Asep,
orang yang mengalami mati suti tidaklah mati karena ia tidak melewati pintu
tersebut, melainkan hanya mendekati pintu kematian yang terbuka sehingga bisa
melihat aura dari alam kubur.
Prinsipnya,
mati suri hampir sama dengan tidur, yaitu ketika satu ujung tali roh masih
terikat di tubuh atau jasad.
Asep
menjelaskan, dalam konsep Islam roh diibaratkan seperti tali yang memiliki dua
ujung dan terikat pada tubuh. Dalam kondisi sadar, berarti kedua ujung tali roh
sedang terikat pada tubuh.
Namun pada saat
tidur, salah satu ujung tali roh terlepas dari tubuh sehingga memungkinkannya
melayang-layang atau sering disebut dengan mimpi.
"Pada saat
mati suri, di dalam Al Qur'an dijelaskan bahwa salah satu ujung tali roh
terlepas tapi dia masih hidup karena ujung yang lain masih terikat dan itu yang
membuatnya bisa kembali hidup lagi. Hampir sama dengan orang tidur,"
lanjut Asep, yang juga menjabat sebagai Dewan Pakar Pusat Studi Al Qur'an.
Karena ikatan
roh dan tubuh terlepas sebagian, maka orang yang mati suri bisa merasakan
pengalaman seperti berada di dunia lain, terbang bebas, melihat terowongan,
yang tidak lain adalah mendekati pintu kematian.
"Roh tidak
terikat materi jadi bisa berpindah kemana saja. Roh bersifat fleksibel,
metafisik. Kalau kedua ikatan roh terlepas dari tubuh, maka orang tersebut baru
dinyatakan meninggal. Ini semua bisa dijelaskan secara ma'qul (rasional) dalam
Islam,"
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mati suri adalah dimana kejadian orang yang
sudah mati dapat hidup kembali. Dalam sebuah Hadits Qudsi, kematian
didefinisikan sebagai pintu yang menghubungkan antara dunia dan akhirat. Setiap
orang pasti mati dan setiap orang pasti melewati pintu kematian tersebut.
Sedangkan kehidupan adalah bergabungnya antara roh dan tubuh atau jasad.
Pada saat mati suri, di dalam Al Qur'an dijelaskan
bahwa salah satu ujung tali roh terlepas tapi dia masih hidup karena ujung yang
lain masih terikat dan itu yang membuatnya bisa kembali hidup lagi.
DAFTAR PUSTAKA
detikhealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar