BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam memahami jenis
perilaku manusia dapat dijelaskan dalam sebuah motivasi Para ahli psikologi
menempatkan motivasi pada posisi penentu bagi kegiatan hidup individu dalam
usahanya untuk mencapai sebuah tujuan.
Hubert Bonner, seperti yang dikutip oleh H. M Arifin mengatakan bahwa, secara
fundamental motivasi bersifat dinamis yang melukiskan ciri-ciri tingkah laku
manusia yang terserah pada suatu tujuan. Dimana dalam motivasi terdapat suatu
dorongan dinamis yang mendasari segala tingkah laku manusia. Oleh karena itu
motivasi dipandang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dalam pandangan
islam, secara khusus Al-Qur’an telah mengisyaratkan tentang berbagai macam
dorongan dalam diri manusia menggerakkan tingkah laku manusia (motivasi) dalam
system nafs dipaparkan Al-Qur’an dalam QS. yusuf :53, QS. Al-Baqarah:30, QS.
An-Nas: 4-5 dari ayat –ayat tersebut dapat disimpulkan bahwasannya manusia
memiliki dorongan jahat yang dapat menggerakannya pada perbuatan merusak yang
mendorong kepada kejahatan. Sehingga dalam islam diberi stimulus yang dating
dari dalam diri untuk menggerakkan motif yang baik sehingga dapat mengalahkan
kekuatan yang negatif.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dari
motivasi dakwah ?
2. Apa faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi dakwah ?
3. Bagaimana munculnya
dorongan fisiologis dalam motivasi dakwah ?
4. Bagaimana peranan
motivasi dalam berdakwah ?
5. Apakah
pengertian sikap dan tingkah laku?
6. Bagaimana
sikap dan tingkah laku dalam Dakwah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian motivasi dakwah
Motivasi berasal dari kata latin “MOVERE” yang
berarti “DORONGAN atau DAYA PENGGERAK”. Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan
sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak.
Alasan/ dorongan didalam manusialah yang menyebabkan manusia itu berbuat
sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif.[1]
Motivasi adalah proses dimana perilaku diberikan energy dan diarahkan
untuk mencapai suatu tujuan.atau kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang
dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan pada tujuan tertentu yang telah
direncankan.[2]
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberikan kontribusi
pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah dan tekad tertentu.[3]
Motif manusia merupakan
dorongan, hasrat, keinginan, dan tenaga penggerak lainnya, berasal dari dalam
dirinya, untuk lakukan sesuatu. Motif memberikan tujuan dan arah pada tingkah
laku manusia. Contohnya kita makan tiga kali sehari dan tidur setiap malam,
dengan motif memenuhi kebutuhan makanan dan istirahat. Secara etimologis,
motif/ dalam bahasa Inggisnya motive, berasal dari kata motion artinya gerakan/
sesuatu yang bergerak. Jadi istilah motif erat kaitannya dengan gerak. Yaitu
gerakan yang dilakukan oleh manusia/ perbuatan/ tingkah laku.Motif dalam
psikologi berarti rangsangan, dorongan/ pembangkit tenaga bagi teradinya suatu
tingkah laku.
Sebenarnya motivasi adalah
istilah lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi
yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang
ditimbulkannya, dan tujuan/ akhir dari gerakan. Karena itu motivasi bisa dikatakan
membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak untuk berbuat sesuatu dalam
rangka mencapai suatu kepuasan/ tujuan. Jika mahasiswa belajar dengan tekun
sampai larut malam itu disebabkan adanya motif yang timbul padanya. Maka
pembahasan tentang motivasi akan mengarah pada pertanyaan “mengapa mahasiswa
haru belajar dengan tekun” dst. Sesungguhnya motivasi itu sendiri bukan faktor
kekuatan yang netral/ kebak pada pengaruh faktor lain. Misalnya pengalaman masa
lalu, taraf inteligensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita-cita hidup,
dsb.
Dalam bahasa al-Qur’an, dakwah
terambil dari kata da’a-yad’u-da’watan, yang secara lughawi (etimologi)
memiliki kesamaan makna dengan kata al nida yang berarti menyatu atau
memanggil. Adapun dalam aspek terminologis, pakar dakwah syekh ali mahfuz
mengatikan dakwah dengan mengajak manusia kepada kebaikan dan petunjuk Allah
SWT, menyeru mereka kepada kebiasaan yang baik dan melarang mereka dari
kebiasaan yang buruk supaya mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat.
Dakwah juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk memotivasi orang
dengan basirah, yang artinya mendorong orang dengan pengetahuan yang mendalam
dengan tujuan agar motivasi ini tepat sasaran.[4]
Meskipun secara umum motivasi
merujuk pada upaya yang dilakukan guna mencapai suatu sasaran, maka dalam
mootivasi dakwah sasaran yang dimaksud adalah sasaran dakwah, yaitu terjadinya
perubahan pemahaman, perasaan, sikap dan perilaku mad’u sesuai dengan pesan
dakwah yang disampaikan oleh da’I tujuan atau hasil yang dinginkan tersebut
merupakan kekuatan yang menjadi energy rohaniah da’i dalam meaksanakan tugas
dakwah. Dengan demikian sesungguhnya motivasi da’I dalam melaksanakan dakwah
sangat dipengaruhi oleh pemenuhan akan kebutuhan hidup yang bersifat intrinsic
dan ekstrinsik serta tujuan yang diciptakan.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Dakwah
Factor yang mendorong
motivasi suatu perilaku itu bersifat komplek. Motivasi yang membimbing perilaku
itu harus difahami sifat dasarnya, yang menurut maslow sifat dasar moivasi itu
adalah:
1. Bersifat kontemporer
atau kekinian. Artinya sifat suatu hal itu bisa menjadi kekuatan pendorong jika
sesuatu itu adalah baru, kekinian atau up-todate
2. Bersifat kompleks.
Artinya sifat motvasi itu tidak hanya untuk memperoleh kenikmatan, mengurangi
ketegangan, memperoleh kekuatan dan rasa aman saja.
3. Sifatnya melibatkan
proses kognitif. Artinya sifat motivasi itu melibatkan tujuan-tujuan yang
dinginkan rencana sadarnya.
4. Bersifat kongkrit dan
nyata. Artinya motivasi itu bersifat kongkrit dan nyata, bukan sesuatu yang
abstrak.[5]
C. Munculnya Dorongan Fisiologis Dalam Motivasi
Dakwah
Secara khusus
alqur’an telah mengisyaratkan tentang berbagai dorongan dalam diri manusia yang
menggerakan tingkah laku manusia, dorongan-dorongan itu meliputi dorongan
fisologis (dari diri sendiri) dan dorongan psikologis.
1. Dorongan fisologis
Dorongan yang
diperlukanbagi kelestarian hidup manusia. Dorngan fisiologis sendiri itu
terbagi menjadi dua:
a. Dorongan untuk
menjaga diri
Dalam sebagian ayat
al-qur’an Allah mengemukakan dorongan-dorongan fisiologis terpenting yang
berfungsi untuk menjaga diri dan kelangsungan hidup manusia, misalnya rasa
lapar, haus, kepanasan, dll.
b. Dorongan
mempertahankan kelangsungan hidup jenis
Allah telah
menciptakan dorongan fisiologis alamiah yang mendorong manusia maupun hewan
melakukan tingkah laku penting yang menentukan kelangsungan hidupnya.
2. Dorongan Psikologis
a. Dorongan untuk
memiliki
yaitu dorongan
psikologis yang dimiki manusia dalam proses sosialisasi yang dijalaninya.
b. Dorongan memusuhi
Dorongan memusuhi
tampak dalam tingkah laku manusia yang memusuhi orang lain dengan tujuan untuk
menyakitinya, dalam bentuk fisik maupun dengan kata-kata. Permusuhan pertama
yang terjadi dalam kehidupan manusia ialah kemusuhan qabil (anak adam) terhadap
saudaranya (Habil) ketika Allah menerima qurban Habil dan tidak menerima qurban
Qabil. Maka karena didorong oleh rasa cemburunya Qabil pun membunuh saudaranya.
c. Dorongan berkompetisi
Kompetisi merupakan
salah satu dorongan-dorongan psikis yang dipelajari seseorang melalui
lingkunganya. Pendidikan yang diterimanya mengantarkanya pada aspek-aspek
dimana kompetisi dipandang baik demi kemajuan dan perkembanganya dan sesuai
dengan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat.
d. Dorongan beragama
Dorongan beragama
merupakan dorongan psikis yang mempunyai landasan alamiah dalam watak kejadian
manusia. Dalam relung jiwanya manusia merasakan adanya dorongan untuk mencari
dan meikirkan sang penciptanya dan pencipta alam semesta, dorongan untuk
menyembahnya, meminta pertolongan padanya setiap kali ia ditimpa malapetaka dan
bencana.[6]
D. Peranan Motivasi Dalam Proses Dakwah
Motivasi memiliki
tiga komponen yang pokok yaitu menggerakan, mengarahkan, dan meopang tingkah
laku manusia. Motivasi mengarahkan tingkah laku individu kea rah suatu tujuan
yang untuk menjaga dan meopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus
menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan individu-individu
tersebut.[7]
Penggerakan dakwah
merupakan inti dari manajemen dakwah, karena dalam proses ini semua aktivitas
dakwah dilaksanakan dalam penggerakan dakwah ini, pemimpin menggerakan semua
naggota untuk melakukan semua aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan
sebelumnya agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Agar fungsi dalam
penggerakan dakwah ini dapat berfungsi maka menggunakan teknik-teknik tertentu
yang meliputi sebagai berikut :
1. Memberikan penjelasan
penjelasan secara komprehensif kepada seluruh elemen dakwah yang ada dalam
organisasi dakwah.
2. Usahakan agar setiap
pelaku dakwah menyadari, mengerti, memahami, dan menerima baik tujuan yang
telah ditetapkan.
3. Setiap pelaku dakwah
mengerti struktur organisasi yang dibentuk dan memahami mad’unya.
Motivasi merupakan
suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antar sikap, kebutuhan
persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi ini muncul
karena sebagai akibat dari proses psikologis yang disebabkan karena factor
dalam diri seseorang yang disebut intrinsic dan factor dari luar diri seseorang
yang disebut factor ekstrinsik. Jadi dalam proses berdakwah motivasi bisa
mempengaruhi pada dai’I maupun mad’u.[8]
E. Pengertian
Sikap dan Tingkah Laku
1. Pengertian
Sikap
Istilah
sikap dalam bahasa inggris disebut” attitude” pertama kali digunakan
oleh Herbert Spencer (1882) yang menggunakan kata ini untuk menunjuk
suatu status mental seseorang. Kemudian pada tahun 1888 lange
menggunakan konsep ini dalam suatu experimen laboratorium, perhatian terhadap
sikap berakar pada alasan perbedaan individual. Mengapa individu yang berbeda
memperhatikan tingkah laku yang berbeda didalam situasi yang sebagian besar
gejala-gejala ini diterangkan oleh adanya pebedaan sikap. kesadaran individu
yang menentukan perbuatan - perbuatan nyata dan perbuatan - perbuatan yang
mungkin akan terjadi, itulah yang dinamakan sikap. Jadi, sikap adalah suatu hal
yang menemukan sikap sifat, hakikat, baik perbuatan seseorang maupun perbuatan
yang akan datang.
Secara
umum sikap dipandang sebagai seperangkat reaksi-reaksi efektif terhadap obyek
tertentu berdasarkan hasil penalaran pemahaman dan penghayatan individu. (Ma’at,
1982: 9). Dengan demikian, sikap terbentuk dari hasil belajar dan pengalaman
seseorang dan bukan sebagai pengaruh bawaan (factor intern) seseorang serta
tergantung kepada obyek tertentu.
Untuk
lebih jelasnya, ada beberapa definisi sikap menurut para ahli antara lain:
a. Menurut
IL Thurstone (1946)
Sikap
sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negative yang
berhubungan dengan obyek psikologi.
b. Menurut
john H. Harvay dan _illiam P. smith
Sikap
adalah kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negative
terhadap obyek atau situasi.
c. Menurut
Carl jung seorang ahli menyatakan tentang sikap. Ia mendifinisikan tentang
sikap sebagai “ kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara
tertentu” . Sikap sering muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari dan yang
lainya tidak disadari.
Sikap
pada awalnya diartikan sebagai suiatu syarat untuk munculnya suatu tindakan,
konsep itu kemudian berkembang semakin luas dan digunakan untuk menggambarkan
adanya suatu niat yang khusus atau umum, berkaitan dengan control terhadap
respon pada keadaan tertentu.
Jadi
yang dimaksud sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan
potensial untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen
kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan
dan berperilaku terhadap suatu obyek.
2. Pengertian
Tingkah Laku
Perilaku
manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Menurut Soekidjo, N: Secara
oprasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang
terhadap rangsangan dari luar obyek tersebut. Perilaku juga diartikan sebagai
suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkunganya. Perilaku baru terjadi
apabila ada sesuatu yangt diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang
disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilakan reaksi atau
perilaku tertentu.
Sri
kusmiyati dan desminiarti menyatakan bahwa perilaku manusia adalah aktifitas
yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara
langsung maupun tak langsung.
Tingkah
laku merupakan suatu pola sikap dan tindakan seseorang dalam bertindak. Baik
tidaknya tingkah laku dari seorang manusia tergantung pada bagainama sikap dan
peran dari orang tua dalam mendidik anaknya, serta bagaimana peran masyarakat
dan lingkungan sekitar dalam mengawasi tumbuh kembang dari anak tersebut.
F. Sikap
Dan Tingkah Laku Dalam Dakwah
1. Pengertian
Dakwah
Istilah
dakwah digunakan dalam Al-Qur’an baik dalam bentuk Fi’il maupun dalam bentuk
Masdar, “Dakwah” dalam masyarakat islam
terutama masyarakat Indonesia adalah Seruan atau Ajakan.
Secara
terminology dakwah diartikan sebagai sisi positif dari ajakan untuk menuju
keselamatan dunia akhirat. Sedangkan menurut istilah para Ulama’ memberikan
definisi yang bermacam-macam antara lain:
a.
Menurut Sekh Ali Makhfudh
Dakwah
adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (Agama)
menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar
memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.
b.
Menurut Syekh Muhammad Khidr Husain
Dakwah
adalah upaya untuk memotifasi orang agar berbuat baik dan mengikuti jalan
petunjuk, dan melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan tujuan mendapatkan
kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
c.
Menurut Toha Oemar
Dakwah
adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan
akhirat.
Dengan
demikian dakwah adalah segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran islam kepada
orang lain dengan berbagai cara yang bijaksana untuk terciptanya individu dan
masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran islam dalam semua lapangan kehidupan.
Jadi
pengertian sikap dan tingkah laku dalam dakwah adalah suatu interaksi antara
kognisi, afeksi dan konasi serta pola sikap dan tindakan seseorang dalam
bertindak yang bekerja secara komplek terhadap suatu obyek tertentu dalam
penyempaian ajaran islam kepada orang lain dalam hal Amal Ma’ruf Nahi Munkar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam Motivasi Dakwah dalam proses berdakwah
sekiranya kita bisa menyimpulkan bahwa motivasi dalam berdakwah sangat
diperlukan, hal ini akan menjadi lebih baik lagi jika motivasi digunakan para
da’I kepada si mad’unya agar proses dakwah bisa berjalan selaras dengan apa
yang diinginkan oleh para da’I.
Motivasi dakwah sangat erak kaitannya dengan
psikologi karena motivasi juga menjadi sub bab penting dalam pembahasan psikologi
secara umum.
ü Sikap : Suatu
bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi yang merupakan hasil
interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi
didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu obyek.
ü Tingkah laku merupakan suatu pola sikap
dan tindakan seseorang dalam bertindak.
ü dakwah : adalah segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran
islam kepada orang lain dengan berbagai cara yang bijaksana untuk terciptanya
individu dan masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran islam dalam
semua lapangan kehidupan.
Jadi, pengertian sikap dan tingkah laku dalam dakwah
adalah suatu interaksi antara kognisi, afeksi dan konasi serta pola sikap dan
tindakan seseorang dalam bertindak yang bekerja secara komplek terhadap suatu
obyek tertentu dalam penyempaian ajaran islam kepada orang lain dalam hal Amal
Ma’ruf Nahi Munkar
B.
Penutup
Demikianlah pemaparan
makalah dari kelompok kami, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan untuk pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik. Kurang lebihnya
terimakasih dan semoga tulisan kami bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
AR, Yoga, Kamus
Psikologi, Jakarta: Restu Agung, 2004.
Faizah, Psikologi Dakwah, Jakarta: Kencana,
2009.
Ismail,Ilyas
dan Hotman, priyo, filsafat dakwah, Jakarta:
Kencana Predana Media Group, 2011.
Machasin,
Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Semarang: CV. Karya Abadi, 2015.
M. Riza Sihbudi, Psikologi umum,Bandung: Mizan,
1991.
Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah, Jakarta : Putra Grafika, 2006.
[1]
M. Riza Sihbudi, Psikologi umum,Bandung: Mizan, 1991, hlm .24.
[2]
AR, Yoga, Kamus Psikologi, Jakarta:
Restu Agung, 2004 hlm.179.
[3]H.
Machasin, Psikologi Dakwah Suatu
Pengantar Studi, Semarang: CV. Karya Abadi,2015, hlm.105.
[4]
Ismail,Ilyas dan Hotman, priyo, filsafat
dakwah, Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2011 hlm.27-29.
[6]
Faizah, Psikologi Dakwah (Jakarta:
Kencana, 2009), hlm. 118-121
[7]
Faizah, Psikologi Dakwah (Jakarta:
Kencana, 2009), hlm. 125
[8]
Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah,
(Jakarta : Putra Grafika, 2006), hlm. 139
Tidak ada komentar:
Posting Komentar