Rabu, 07 Juni 2017

MAKALAH MOTIVASI DAN TINGKAHLAKU DAKWAH



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam memahami jenis perilaku manusia dapat dijelaskan dalam sebuah motivasi Para ahli psikologi menempatkan motivasi pada posisi penentu bagi kegiatan hidup individu dalam usahanya untuk  mencapai sebuah tujuan. Hubert Bonner, seperti yang dikutip oleh H. M Arifin mengatakan bahwa, secara fundamental motivasi bersifat dinamis yang melukiskan ciri-ciri tingkah laku manusia yang terserah pada suatu tujuan. Dimana dalam motivasi terdapat suatu dorongan dinamis yang mendasari segala tingkah laku manusia. Oleh karena itu motivasi dipandang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dalam pandangan islam, secara khusus Al-Qur’an telah mengisyaratkan tentang berbagai macam dorongan dalam diri manusia menggerakkan tingkah laku manusia (motivasi) dalam system nafs dipaparkan Al-Qur’an dalam QS. yusuf :53, QS. Al-Baqarah:30, QS. An-Nas: 4-5 dari ayat –ayat tersebut dapat disimpulkan bahwasannya manusia memiliki dorongan jahat yang dapat menggerakannya pada perbuatan merusak yang mendorong kepada kejahatan. Sehingga dalam islam diberi stimulus yang dating dari dalam diri untuk menggerakkan motif yang baik sehingga dapat mengalahkan kekuatan yang negatif.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari motivasi dakwah ?
2.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dakwah ?
3.      Bagaimana munculnya dorongan fisiologis dalam motivasi dakwah ?
4.      Bagaimana peranan motivasi dalam berdakwah ?
5.      Apakah pengertian sikap dan tingkah laku?
6.      Bagaimana sikap dan tingkah laku dalam Dakwah?


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian motivasi dakwah
Motivasi berasal dari kata latin “MOVERE” yang berarti “DORONGAN  atau DAYA PENGGERAK”. Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan  sesuatu. Motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak. Alasan/ dorongan didalam manusialah yang menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif.[1] Motivasi adalah proses dimana perilaku diberikan energy dan diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.atau kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan pada tujuan tertentu yang telah direncankan.[2]  Motivasi adalah karakteristik  psikologis manusia yang memberikan kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah dan tekad tertentu.[3]
Motif manusia merupakan dorongan, hasrat, keinginan, dan tenaga penggerak lainnya, berasal dari dalam dirinya, untuk lakukan sesuatu. Motif memberikan tujuan dan arah pada tingkah laku manusia. Contohnya kita makan tiga kali sehari dan tidur setiap malam, dengan motif memenuhi kebutuhan makanan dan istirahat. Secara etimologis, motif/ dalam bahasa Inggisnya motive, berasal dari kata motion artinya gerakan/ sesuatu yang bergerak. Jadi istilah motif erat kaitannya dengan gerak. Yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia/ perbuatan/ tingkah laku.Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan/ pembangkit tenaga bagi teradinya suatu tingkah laku.
Sebenarnya motivasi adalah istilah lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan/ akhir dari gerakan. Karena itu motivasi bisa dikatakan membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan/ tujuan. Jika mahasiswa belajar dengan tekun sampai larut malam itu disebabkan adanya motif yang timbul padanya. Maka pembahasan tentang motivasi akan mengarah pada pertanyaan “mengapa mahasiswa haru belajar dengan tekun” dst. Sesungguhnya motivasi itu sendiri bukan faktor kekuatan yang netral/ kebak pada pengaruh faktor lain. Misalnya pengalaman masa lalu, taraf inteligensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita-cita hidup, dsb.
Dalam bahasa al-Qur’an, dakwah terambil dari kata da’a-yad’u-da’watan, yang secara lughawi (etimologi) memiliki kesamaan makna dengan kata al nida yang berarti menyatu atau memanggil. Adapun dalam aspek terminologis, pakar dakwah syekh ali mahfuz mengatikan dakwah dengan mengajak manusia kepada kebaikan dan petunjuk Allah SWT, menyeru mereka kepada kebiasaan yang baik dan melarang mereka dari kebiasaan yang buruk supaya mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat. Dakwah juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk memotivasi orang dengan basirah, yang artinya mendorong orang dengan pengetahuan yang mendalam dengan tujuan agar motivasi ini tepat sasaran.[4]
Meskipun secara umum motivasi merujuk pada upaya yang dilakukan guna mencapai suatu sasaran, maka dalam mootivasi dakwah sasaran yang dimaksud adalah sasaran dakwah, yaitu terjadinya perubahan pemahaman, perasaan, sikap dan perilaku mad’u sesuai dengan pesan dakwah yang disampaikan oleh da’I tujuan atau hasil yang dinginkan tersebut merupakan kekuatan yang menjadi energy rohaniah da’i dalam meaksanakan tugas dakwah. Dengan demikian sesungguhnya motivasi da’I dalam melaksanakan dakwah sangat dipengaruhi oleh pemenuhan akan kebutuhan hidup yang bersifat intrinsic dan ekstrinsik serta tujuan yang diciptakan.
B.       Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Dakwah
Factor yang mendorong motivasi suatu perilaku itu bersifat komplek. Motivasi yang membimbing perilaku itu harus difahami sifat dasarnya, yang menurut maslow sifat dasar moivasi itu adalah:
1.      Bersifat kontemporer atau kekinian. Artinya sifat suatu hal itu bisa menjadi kekuatan pendorong jika sesuatu itu adalah baru, kekinian atau up-todate
2.      Bersifat kompleks. Artinya sifat motvasi itu tidak hanya untuk memperoleh kenikmatan, mengurangi ketegangan, memperoleh kekuatan dan rasa aman saja.
3.      Sifatnya melibatkan proses kognitif. Artinya sifat motivasi itu melibatkan tujuan-tujuan yang dinginkan rencana sadarnya.
4.      Bersifat kongkrit dan nyata. Artinya motivasi itu bersifat kongkrit dan nyata, bukan sesuatu yang abstrak.[5]

C.      Munculnya Dorongan Fisiologis Dalam Motivasi Dakwah
Secara khusus alqur’an telah mengisyaratkan tentang berbagai dorongan dalam diri manusia yang menggerakan tingkah laku manusia, dorongan-dorongan itu meliputi dorongan fisologis (dari diri sendiri) dan dorongan psikologis.
1.      Dorongan fisologis
Dorongan yang diperlukanbagi kelestarian hidup manusia. Dorngan fisiologis sendiri itu terbagi menjadi dua:
a.       Dorongan untuk menjaga diri
Dalam sebagian ayat al-qur’an Allah mengemukakan dorongan-dorongan fisiologis terpenting yang berfungsi untuk menjaga diri dan kelangsungan hidup manusia, misalnya rasa lapar, haus, kepanasan, dll.

b.      Dorongan mempertahankan kelangsungan hidup jenis
Allah telah menciptakan dorongan fisiologis alamiah yang mendorong manusia maupun hewan melakukan tingkah laku penting yang menentukan kelangsungan hidupnya.
2.      Dorongan Psikologis
a.       Dorongan untuk memiliki
yaitu dorongan psikologis yang dimiki manusia dalam proses sosialisasi yang dijalaninya.
b.      Dorongan memusuhi
Dorongan memusuhi tampak dalam tingkah laku manusia yang memusuhi orang lain dengan tujuan untuk menyakitinya, dalam bentuk fisik maupun dengan kata-kata. Permusuhan pertama yang terjadi dalam kehidupan manusia ialah kemusuhan qabil (anak adam) terhadap saudaranya (Habil) ketika Allah menerima qurban Habil dan tidak menerima qurban Qabil. Maka karena didorong oleh rasa cemburunya Qabil pun membunuh saudaranya.
c.       Dorongan berkompetisi
Kompetisi merupakan salah satu dorongan-dorongan psikis yang dipelajari seseorang melalui lingkunganya. Pendidikan yang diterimanya mengantarkanya pada aspek-aspek dimana kompetisi dipandang baik demi kemajuan dan perkembanganya dan sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat.
d.      Dorongan beragama
Dorongan beragama merupakan dorongan psikis yang mempunyai landasan alamiah dalam watak kejadian manusia. Dalam relung jiwanya manusia merasakan adanya dorongan untuk mencari dan meikirkan sang penciptanya dan pencipta alam semesta, dorongan untuk menyembahnya, meminta pertolongan padanya setiap kali ia ditimpa malapetaka dan bencana.[6]

D.      Peranan Motivasi Dalam Proses Dakwah
Motivasi memiliki tiga komponen yang pokok yaitu menggerakan, mengarahkan, dan meopang tingkah laku manusia. Motivasi mengarahkan tingkah laku individu kea rah suatu tujuan yang untuk menjaga dan meopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan individu-individu tersebut.[7]
Penggerakan dakwah merupakan inti dari manajemen dakwah, karena dalam proses ini semua aktivitas dakwah dilaksanakan dalam penggerakan dakwah ini, pemimpin menggerakan semua naggota untuk melakukan semua aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan sebelumnya agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Agar fungsi dalam penggerakan dakwah ini dapat berfungsi maka menggunakan teknik-teknik tertentu yang meliputi sebagai berikut :
1.      Memberikan penjelasan penjelasan secara komprehensif kepada seluruh elemen dakwah yang ada dalam organisasi dakwah.
2.      Usahakan agar setiap pelaku dakwah menyadari, mengerti, memahami, dan menerima baik tujuan yang telah ditetapkan.
3.      Setiap pelaku dakwah mengerti struktur organisasi yang dibentuk dan memahami mad’unya.
Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antar sikap, kebutuhan persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi ini muncul karena sebagai akibat dari proses psikologis yang disebabkan karena factor dalam diri seseorang yang disebut intrinsic dan factor dari luar diri seseorang yang disebut factor ekstrinsik. Jadi dalam proses berdakwah motivasi bisa mempengaruhi pada dai’I maupun mad’u.[8]




E.       Pengertian Sikap dan Tingkah Laku
1.      Pengertian Sikap
Istilah sikap dalam bahasa inggris disebut” attitude” pertama kali digunakan oleh Herbert Spencer (1882) yang menggunakan kata ini untuk menunjuk suatu status mental seseorang. Kemudian pada tahun 1888 lange menggunakan konsep ini dalam suatu experimen laboratorium, perhatian terhadap sikap berakar pada alasan perbedaan individual. Mengapa individu yang berbeda memperhatikan tingkah laku yang berbeda didalam situasi yang sebagian besar gejala-gejala ini diterangkan oleh adanya pebedaan sikap. kesadaran individu yang menentukan perbuatan - perbuatan nyata dan perbuatan - perbuatan yang mungkin akan terjadi, itulah yang dinamakan sikap. Jadi, sikap adalah suatu hal yang menemukan sikap sifat, hakikat, baik perbuatan seseorang maupun perbuatan yang akan datang.
Secara umum sikap dipandang sebagai seperangkat reaksi-reaksi efektif terhadap obyek tertentu berdasarkan hasil penalaran pemahaman dan penghayatan individu. (Ma’at, 1982: 9). Dengan demikian, sikap terbentuk dari hasil belajar dan pengalaman seseorang dan bukan sebagai pengaruh bawaan (factor intern) seseorang serta tergantung kepada obyek tertentu.
Untuk lebih jelasnya, ada beberapa definisi sikap menurut para ahli antara lain:
a.       Menurut IL Thurstone (1946)
Sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negative yang berhubungan dengan obyek psikologi.
b.      Menurut john H. Harvay dan _illiam P. smith
Sikap adalah kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negative terhadap obyek atau situasi.
c.       Menurut Carl jung seorang ahli menyatakan tentang sikap. Ia mendifinisikan tentang sikap sebagai “ kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu” . Sikap sering muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari dan yang lainya tidak disadari.
Sikap pada awalnya diartikan sebagai suiatu syarat untuk munculnya suatu tindakan, konsep itu kemudian berkembang semakin luas dan digunakan untuk menggambarkan adanya suatu niat yang khusus atau umum, berkaitan dengan control terhadap respon pada keadaan tertentu.
Jadi yang dimaksud sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu obyek.
2.      Pengertian Tingkah Laku
Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Menurut Soekidjo, N: Secara oprasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar obyek tersebut. Perilaku juga diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkunganya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yangt diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilakan reaksi atau perilaku tertentu.
Sri kusmiyati dan desminiarti menyatakan bahwa perilaku manusia adalah aktifitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tak langsung.
Tingkah laku merupakan suatu pola sikap dan tindakan seseorang dalam bertindak. Baik tidaknya tingkah laku dari seorang manusia tergantung pada bagainama sikap dan peran dari orang tua dalam mendidik anaknya, serta bagaimana peran masyarakat dan lingkungan sekitar dalam mengawasi tumbuh kembang dari anak tersebut.
F.       Sikap Dan Tingkah Laku Dalam Dakwah
1.      Pengertian Dakwah
Istilah dakwah digunakan dalam Al-Qur’an baik dalam bentuk Fi’il maupun dalam bentuk Masdar,  “Dakwah” dalam masyarakat islam terutama masyarakat Indonesia adalah Seruan atau Ajakan.
Secara terminology dakwah diartikan sebagai sisi positif dari ajakan untuk menuju keselamatan dunia akhirat. Sedangkan menurut istilah para Ulama’ memberikan definisi yang bermacam-macam antara lain:
a.      Menurut Sekh Ali Makhfudh
Dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (Agama) menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.
b.      Menurut Syekh Muhammad Khidr Husain
Dakwah adalah upaya untuk memotifasi orang agar berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
c.       Menurut Toha Oemar
Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat.
Dengan demikian dakwah adalah segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran islam kepada orang lain dengan berbagai cara yang bijaksana untuk terciptanya individu dan masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran islam dalam semua lapangan kehidupan.
Jadi pengertian sikap dan tingkah laku dalam dakwah adalah suatu interaksi antara kognisi, afeksi dan konasi serta pola sikap dan tindakan seseorang dalam bertindak yang bekerja secara komplek terhadap suatu obyek tertentu dalam penyempaian ajaran islam kepada orang lain dalam hal Amal Ma’ruf Nahi Munkar.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dalam Motivasi Dakwah dalam proses berdakwah sekiranya kita bisa menyimpulkan bahwa motivasi dalam berdakwah sangat diperlukan, hal ini akan menjadi lebih baik lagi jika motivasi digunakan para da’I kepada si mad’unya agar proses dakwah bisa berjalan selaras dengan apa yang diinginkan oleh para da’I.
Motivasi dakwah sangat erak kaitannya dengan psikologi karena motivasi juga menjadi sub bab penting dalam pembahasan psikologi secara umum.
ü  Sikap : Suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu obyek.
ü  Tingkah laku merupakan suatu pola sikap dan tindakan seseorang dalam bertindak.
ü  dakwah : adalah segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran islam kepada orang lain dengan berbagai cara yang bijaksana untuk terciptanya individu dan masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran islam dalam semua lapangan kehidupan.
Jadi, pengertian sikap dan tingkah laku dalam dakwah adalah suatu interaksi antara kognisi, afeksi dan konasi serta pola sikap dan tindakan seseorang dalam bertindak yang bekerja secara komplek terhadap suatu obyek tertentu dalam penyempaian ajaran islam kepada orang lain dalam hal Amal Ma’ruf Nahi Munkar

B.       Penutup
Demikianlah pemaparan makalah dari kelompok kami, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik. Kurang lebihnya terimakasih dan semoga tulisan kami bermanfaat.

                                                                            



























DAFTAR PUSTAKA
AR, Yoga, Kamus Psikologi, Jakarta: Restu Agung, 2004.
Faizah, Psikologi Dakwah, Jakarta: Kencana, 2009.
Ismail,Ilyas dan Hotman, priyo, filsafat dakwah, Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2011.     
Machasin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Semarang: CV. Karya Abadi, 2015.
M. Riza Sihbudi, Psikologi umum,Bandung: Mizan, 1991.
Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah, Jakarta : Putra Grafika, 2006.



[1] M. Riza Sihbudi, Psikologi umum,Bandung: Mizan, 1991, hlm .24.
[2] AR, Yoga, Kamus Psikologi, Jakarta: Restu Agung, 2004 hlm.179.
[3]H. Machasin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Semarang: CV. Karya Abadi,2015, hlm.105.
[4] Ismail,Ilyas dan Hotman, priyo, filsafat dakwah, Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2011 hlm.27-29.
[5] H. Machasin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Semarang: CV. Karya Abadi,2015, hlm.109
[6] Faizah, Psikologi Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 118-121
[7] Faizah, Psikologi Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 125           
[8] Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah, (Jakarta : Putra Grafika, 2006), hlm. 139

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH KEBIJAKAN HUKUM PIDANA

BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Dalam fungsinya sebagai perlindungan kepentingan manusia, hukum mempunyai tujuan dan sas...