Rabu, 07 Juni 2017

MAKALAH ANTROPOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Antropologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajian sendiri yang dapat dibedakan dengan ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, kriminologi dan lain-lainnya. Antropologi juga dapat dikelompokkan ke dalam cabang ilmu humaniora karena kajiannya yang terfokus kepada manusia dan kebudayaannya. Sebagaimana sudah dijelaskan bahwa, secara umum dapat dikatakan antropologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dari segi keragaman fisiknya, masyarakatnya, dan kebudayaannya. Seperti yang pernah diungkapkan Koentjaraningrat bahwa ruang lingkup dan dasar antropologi belum mencapai kemantapan dan bentuk umum yang seragam di semua pusat ilmiah di dunia.
Menurutnya, cara terbaik untuk mencapai pengertian akan hal itu adalah dengan mempelajari ilmu-ilmu yang menjadi pangkal dari antropologi, dan bagaimana garis besar proses perkembangan yang mengintegrasikan ilmu-ilmu pangkal tadi, serta mempelajari bagaimana penerapannya di beberapa negara yang berbeda. Konsentrasi Antropologi menurut Koentjaraningrat:
1.Sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai mahlu ksosial
2.Sejarah terjadinya aneka warna perbedaan ciri- ciri fisik manusia
3.Penyebaran dan perbedaan bahasa manusia
4.Perkembangan & penyebaran kebudayaan manusia
5.Dasar-dasar perbedaan budaya manusia






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian antroplogi
Antroplogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthropos yang berarti manusia, dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari menusia sebagai makhluk biologis, sekaligus makhluk sosial. Ada beberapa pengertian mengenai antropologi, yaitu sebagai berikut:
a)      Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari budaya masyarakat etnis tertentu, yang berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa dengan melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya yang berbeda yang dikenal Eropa.
b)      Antropologi lebih memusatkan pada penduduk sebagai masyarakat tunggal, yaitu kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah yang sama. Antropologi hampir identik dengan sosiologi. Akan tetapi, sosiologi menitikneratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya, sedangkan antropologi menitikberatkan pada unsure budaya, pola piker, dan pola kehidupannya.
c)      William A. Havilland (1998:6) mengatakan bahwa antropologi adalah studi mengenai umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keragaman manusia.
d)     David Hunter (1979:9) mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang muncul dari keingintahuan yang tidak terbatas mengenai umat manusia.
e)      Koentjaraningrat mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umummnya dengan mempelajari berbagai warna, bentuk fisik, masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan (Koentjaningrat, 1989:13).
Dari semua pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, dan nilai-nilai) yang dihasilkan, sehingga setiap manusia satu dengan lainnya berbeda. Antroplogi mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia, pada masa dahulu hingga masa sekarang, sebagai fenomena yang terjadi di tengah kehidupan kultural masyarakat dewasa ini.
B.     Teori Teori Dalam Antropologi
a)      Teori Evolusi Deterministrik
           Adalah teori tertua dan dikembangkan oleh 2 tokoh pertama dalam antropologi, ialah Edward Burnet Tylor (1832-1917) dan Lewis henry Morgan (1818-1889). Teori ini berangkat dari anggapan bahwa ada suatu hukum (aturan) universal yang mengendalikan perkembangan semua kebudayaan manusia.

b)      Teori Difusi
            Perkembangan sejarah unsur-unsur kebudayaan manusia di awali oleh seorang sarjana bernama F. Ratzel (1844-1904). Dia adalah seorang sarjana Ilmu hayat merangkap ilmu bumi, yang memberiakn suatu anggapan bahwa Kebudayaan manusia itu pangkalnya satu, dan di satu tempat yang tertentu, yaitu pada waktu makhluk manusia baru saja muncul di dunia ini. Kemudian, kebudayaan induk itu berkembang, menyebar, dan pecah ke dalam banyak kebudayaan baru, karena pengaruh keadaan lingkungan dan waktu. Dalam proses pemecahan itu bangsa-bangsa pemangku kebudayaan-kebudayaan baru tadi tidak tetap tinggal terpisah. Sepanjang masa di muka bumi ini senantiasa terjadi gerak perpindahan bangsa-bangsa yang saling berhubungan serta pengaruh mempengaruhi. 

c)      Teori Fungsionalisme
            Teori ini dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942) yang selama Perang Dunia II mengisolir diri bersama penduduk asli pulau Trobrian untuk mempelajari cara hidup mereka dengan jalan melakukan observasi berperanserta (participant observation). Ia mengajukan teori fungsionalisme, yang berasumsi bahwa semua unsur kebudayaan merupakan bagian-bagian yang berguna bagi masyarakat di mana unsur-unsur tersebut terdapat.
C.    Metode Yang Di Pakai Dalm Kajian Antropologi
1.      Pengumpulan Fakta. Untuk antropologi-budaya, tingkat ini adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan kebudayaan untuk pengolahan secara ilmiah. Dalam kenyataan, aktivitas pengumpulan fakta di sini terdiri dari berbagai metode mengobservasi, mencata, mengolah, dan melukis fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat yang hidup.
2.      Penentuan Ciri-ciri Umum dan Sistem. Hal ini adalah tingkat dalam cara berpikir ilmiah yang bertujuan untuk menentukan ciri-ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Tingkat dalam proses berpikir secara ilmiah dalam rangka ilmu antropologi ini, menimbulkan metode-metode yang hendak mencari ciri-ciri yang sama, yang umum, dalam aneka warna fakta dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan umat manusia. Proses berpikir di sini berjalan secara induktif, dari pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa dan fakta-fakta khusus dan konkret, ke arah konsep-konsep mengenai ciri-ciri umum yang lebih abstra
3.      Verifikasi. Metode-metode untuk melakukan verifikasi atau pengujian dalam kenyataan terdiri dari cara-cara yang harus menguji kaidah-kaidah yang telah dirumuskan atau yang harus memperkuat "pengertian" yang telah dicapai, dalam kenyataan-kenyataan alam atau dalam masyarakat yang hidup. Di sini proses berpikir berjalan secara deduktif dari perumusan-perumusan umum, kembali ke arah fakta-fakta yang khusus. Ilmu antropologi yang mengandung pengetahuan yang lebih banyak berdasarkan "pengertian" dari pada pengetahuan berdasarkan kaidah, mempergunakan metode-metode verifikasi yang bersifat kualitatif.





D.    Hubungan antropologi dengan ilmu lain.
1)      Hubungan Antara Ilmu Geologi Dan Antropologi
ilmu geologi mempelajari ciri serta perubahan lapisan bumi, dibutuhkan oleh subilmu antropologi untuk menetapkan umur fosil makhluk tersubut, serta artefak-artefak dan bekas kebudayaan yng digali dalam lapisan bumi.

2)      hubungan antara ilmu paleontologi dan antropologi
paleontologi sebagai ilmu yang meneliti fosil makhluk zaman dahulu untuk membuat suatu rekonstruksi tentang proses evolusi bentuk makhluk dari zaman dahulu hingga sekarang, sangat diperlukan ilmu paleo-antropologi dan prehistori

3)      Hubungan antara ilmu anatomi dan antropologi
antropologi fisik sangat perlu akan ilmu anatomi karena ciri-ciri dari berbagai bagian kerangka manusia, berbagai bagian tengkorak, dan ciri-ciri dari bagian tubuh manusia pada umumnya, menjadi objek penelitian yang terpenting dari seorang ahli antropologi-fisik untuk mendapat pengertian tentang asal mula dan penyebaran manusia serta hubungan antara ras-ras di dunia.

4)      Hubungan antara ilmu kesehatan masyarakat dan antropologi
 ilmu antropologi dapat memberi metode dan cara untuk segera mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat-istiadat lain.
Hubungan antara ilmu psikiatri dan antropologi, merupakan suatu pengluasan dari hubungan antara ilmu antropologi dan ilmu psikologi, yang kemudian mendapat fungsi yang praktis.

5)      Hubungan antara ilmu linguistik dan antropologi
Ilmu linguistik telah berkembangan menjadi suatu ilmu yang berusaha mengembangkan konsep dan metode untuk mengupas segala macam bentuk bahasa di dunia. Jadi, dapat dicapai suatu pengertian tentang ciri-ciri dasar dari tiap bahasa di dunia secara cepat dan mudah.

6)      Hubungan antara ilmu arkeologi dan antropologi
ilmu arkeologi meneliti sejarah dari kebudayaan kuno dalam zaman purba, sebagai bahan penelitian menggunakan bekas-bekas bangunan kuno, tetapi prasast atau buku kuno yang ditulis dalam zaman kebudayaan itu berjaya.

7)      Hubungan antara ilmu sejarah dan antropologi
antropologi memberi bahan prehistori sebagai pangkal bagi tiap penulis sejarah dari tiap bangsa di dunia. Selain itu, banyak masalah tentang historigrafi sejarah suatu bangsa dapat dipecahkan dengan metode-metode antropologi.


8)      Hubungan antara ilmu hukum adat Indonesia dan antropologi
antropologi dianggap penting karena hukum adat bukan merupakan suatu sistem hukum yang telah diabstraksikan sebagai aturan-aturan dalam kitab undang-undang, melainkan timbul dan hidup langsung dari masalah perdata yang berasal dari dalam aktivitas masyarakat.

9)      Hubungan antara ilmu geografi dan antropologi
antropologi adalah satu-satunya ilmu yang mampu menyelami masalah beragam manusia, maka tentu saja ilmu geografi tidak dapat mengabaikan ilmu antropologi. Seorang sarjana antropologi juga memerlukan pengertian tentang geografi, karena banyak masalah kebudayaan manusia yang mempunyai hubungan dengan keadaan lingkungan alamnya.

E.     Manusia diantara makhluk lain
            Dipandang dari ilmu biologi manusia hanya merupakan sebagian kecil dari makhluk yang hidup dimuka bumi ini. Karena di dunia ini banyak sekali jenis mahluk, seperti yang dikemukakan oleh ilmuan Carles Darwin manusia merupakan hasil dari proses evolusi biologi. Sebelum manusia ada di bumi ini yang menghuni bumi awalnya mahluk yang memili satu sel yang sederhana seperti protozoa. Dalam proses biologi itu terjadi sangat lama banyak mahluk bentuk makhluk yang sederhana telah kandas da nada yang punah. Ada juga yang masih bisa hidup sampek sekarang, sedangkan bentuk mahluk baru yang menduduki dunia ini sekarang hamper menjapai satu juta jenis.
            Dalam hal ini manusai tergolong menjadi makhluk yang menyusui yaitu mamalia atau binatang yang berakal. Dalam suku mamalia ini terdapat satu suku yaitu suku primata mulai dari kera kecil sampek manusia digolongkan menjadi satu kelas.

F.     Evolusi ciri-ciri biologis pada manusia
             Proses mitosis bagi sel itu sama, tetapi kecuali tampak pada sel-sel gamete, atau sel-sel sex (yaitu sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan). Hal ini terjadi tidak karena pembelahan kromosom tetapi karena pemisahan ke-46 kromosom menjadi dua golongan A dan A1 yang masing-masing terdiri dari 23 kromosom, dan masuk kedalam dua sel sex yang berbeda. Saat ini sangat penting karena akan menentukan ciri dari hasil tertentu dari hasil organisme yang akan masuk yang akan menentukan gen ayah atau ibu yang lebih dominan ketika terjadi pembuahan dan menghasilkan keturunan. Ciri yang akan tampak adalah gen yang dominan sedangkan yang resesif tidak tampak. Proses mitosis bagi semua sel itu sama, kecuali pada sel gamet dengan demikian jelas bahwa hanya dari sebagian dari ciri-ciri ayah yang secara kebetulan ada dalam sperma akan membuahi sel telur ibu. Dan hanya dari sebagian dari ciri-ciri ibu yang secara kebetulan berada dalam sel telur yang akan dibuahi menjadi bahan oganisme keturunan yang baru. Dari ciri-ciri ayah dan ibu yang kebetulan dibawa oleh sel kelamin, tidak semua akan tampak dalam organisme baru tetapi hanya ciri-ciri pada gen yang kuat atau dominan yang tampak, sedangkan ciri-ciri pada gen yang tidak kuat, atau resesif tidak akan tampak.
            Contoh : ayah secara genotipe mempunyai gen buat rambut keriting dan secara fenotipe memiliki rambut keriting pula. Ibu secara genotipe maupun fenotipe mempunyai rambut kejur. Anak secara genotipe mempunyai gen-gen keriting dari ayah dan gen rambut kejur dari ibu, tetapi karena gen dari rambut keriting lebih dominan maka anak secara fenotipe mempunyai rambut keriting. Anak menikan dengan ciri-ciri genotipe yang sama. Cucu-cucu tiap satu diantaranya secara genotipe mempunyai gen rambut keriting, dan secara fenotipe mempunya rambut keriting. Tiap-tiap dua diantara empat anaknya mempunyai gen rambut keriting dan gen rambut kejur, dan secara genotipe mempunya gen rambut kejur, dan secara fenotipe mempunyai rambut kejur pula.

G.    Aneka Warna Manusia
            Orang awam di Eropa pada umumnya tertarik akan sifat yang aneh dari benda-benda kebudayaan orang Afrika, orang Asia, orang Oseania, atau orang Indian Ameriak itu. Terdapat tiga pandangan dasar mengenai masyarakat dan kebudayaan manusia.
            Pandangan pertama berdasarkan keyakinan bahwa sifat aneka warna manusia, baik ragawi maupun rohani, yang tampak dari bahan etnografi dan etnografikaitu, disebabkan karena mahluk manusia dari sejak awal diciptakan beraneka warna, atau karena mahluk manusia diturunkan dari beraneka warna mahluk induk. Berdasarkan cara berpikir itu, terdapat suatu pandangan yang seringkali disebut polygenesis, yang menganggap bahwa manusia dari ras kaukasoid dengan kebudayaannya yang berkembang di Eropa Barat itu berasal dari mahluk induk yang lebih kuat, lebih mampu, dan lebih tinggi daripada manusia ras lainnya.
H.    Klasifikasi beragam ras manusia
             Mengenai ras manusia ada banyak system klasifikasi yang berasal dari sarjana terkenal. Semua klasifikasi itu masih berdasarkan metode-metode morfologi yang lama karena metode klasifikasi yang baru berdasarkan frekuensi gen tertentu masih dalam taraf perkembangan. Seperti pernyataan dari Carolus Linnaeus (1725) yang mempergunakan warna kulit sebagai ciri terpenting dalam sistemnya.
1.      Ausroloid
Istilah "ras Australoid" pernah dipakai dulu untuk menunjuk fenotipe umum dari sebagian besar penghuni bagian selatan India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan Australia. Di Asia Tenggara, orang Asli di Malaysia dan orang Negrito di Filipina dulu dimasukkan dalam "ras" tersebut, yang diperkirakan tersebar di seluruh kepulauan Asia Tenggara.
2.      Mongoloid
a.       Asiatic mongoloid (Asia Utara, Asia tenggara, dan Asia Timur)
b.      Malayan Mongoloid (Asia Tenggara)
c.       American Mongoloid (penduduk asli Amerika Utara dan Selatan dan orang-orang Eskimo di Amerika Utara).
3.      Caucasoid
a.       Nordic (Eropa Utara sekitar Laut Baltik)
b.      Alpine (Eropa tengah dan timur)
c.       Mediteranian (penduduk sekitar Laut Tengah, Armenia, Iran, Arab, dan Afrika Utara)
d.      Indic (Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka).
4.      Negroid
a.       African Negroid (Benua Afrika)
b.      Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, dan Filipina)
c.       Melanesian (Papua, dan Irian Jaya).
5.      Ras-Ras Khusus
a.       Bushman (di daerah gurun Kalahari di Afrika Selatan)
b.      Veddoid (di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan)
c.       Polynesian (di kepulauan Mikronesia dan Polinesia)
d.      Ainu (di pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang Utara).


            Dalam hal ini terutama para sarjana memperhatikan ciri-ciri lahir morfologi pada tubuh individu berbagai bangsa di dunia. Ciri-ciri morfologi yang dalam dalam praktik merupakan ciri-ciri fenotipe. Untuk membangun ciri-ciri serupa itu pengetahuan mengenai ciri-ciri genotype amat penting. Ciri-ciri genotype dapat diketehui pada gen yang tidak dapat diubah oleh pengaruh proses-proses yang berusaha untuk menghilangkannya.
Berikut klasifikasi yang telah digunakan di dunia secara umum yaitu berasal dari A.L. Kroeber penggolongan ras-ras yang terpenting :
6.      Ausroloid
Istilah "ras Australoid" pernah dipakai dulu untuk menunjuk fenotipe umum dari sebagian besar penghuni bagian selatan India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan Australia. Di Asia Tenggara, orang Asli di Malaysia dan orang Negrito di Filipina dulu dimasukkan dalam "ras" tersebut, yang diperkirakan tersebar di seluruh kepulauan Asia Tenggara.
7.      Mongoloid
d.      Asiatic mongoloid (Asia Utara, Asia tenggara, dan Asia Timur)
e.       Malayan Mongoloid (Asia Tenggara)
f.       American Mongoloid (penduduk asli Amerika Utara dan Selatan dan orang-orang Eskimo di Amerika Utara).
8.      Caucasoid
e.       Nordic (Eropa Utara sekitar Laut Baltik)
f.       Alpine (Eropa tengah dan timur)
g.      Mediteranian (penduduk sekitar Laut Tengah, Armenia, Iran, Arab, dan Afrika Utara)
h.      Indic (Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka).
9.      Negroid
d.      African Negroid (Benua Afrika)
e.       Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, dan Filipina)
f.       Melanesian (Papua, dan Irian Jaya).
10.  Ras-Ras Khusus
e.       Bushman (di daerah gurun Kalahari di Afrika Selatan)
f.       Veddoid (di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan)
g.      Polynesian (di kepulauan Mikronesia dan Polinesia)
h.      Ainu (di pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang Utara).


I.       Perbedaan manusia dan binatang
            Makhluk manusia adalah makhluk yang hidup dalam kelompok, dan mempunyai organ yang secara biologis sangat kalah kemampuan fisiknya dengan jenis-jenis hewan berkelompok lain. Walaupun otak manusia sangat cepat dalam proses pertumbuhan disbanding dengan mahluk lainnya. Otak manusia yang telah dikembangkan oleh bahasa, tetapi yang juga mengembangkan bahasa yaitu kemampuan untuk mengembangkan bahasa-bahasa dan konsep-konsep yang makin lama makin tajam.
            Bahasa tidak hanya membuat manusia dapat belajar mengetahui keadaan sekitar tetapi juga manusia terlibat di dalamnya. Contoh: manusia mengetahui bahwa gigitan ular berbisa dapat mengakibatkan kematian, walaupun mungkin manusia ada yang belum mengalaminya salah satunya. Tetapi karena dengan suatu kontek melihat manusia lainnya ada yang digigit ular hingga meninggal. Dengan demikian manusia mengetahuinya dengan adanya cerita dari manusia lain yang menggunakan bahasa dalam bercerita.
















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
B.     Saran
Antropologi sangat besar peranannya dalam perkembangan kehidupan manusia sehingga diharapkan kepada kita semua untuk selalu mengembangkan wawasan dan memperdalam pemahaman tentang kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan antropologi.














DAFTAR PUSTAKA

Green, E.C 1986 Practicing Development Anthropology. Boulder and London: Westview

Leonard Seregar. 2002. Antorpologi dan Konsep Kebudayaan. Universitas Cendrawasih Press. Jayapura.

Masinambow, E.K.M (Ed) 1997 Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia, Jakarta: Asosiasi Antropologi Indonesia dan Yayasan Obor Indonesia.


Rhoades, R.E 1986 Breaking New Ground: Agricultural Anthropology. Dalam: Green Ed.

Suparlan, Pasurdi 1995 Antropologi dalam Pembangunan. Jakarta: UI Press



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH KEBIJAKAN HUKUM PIDANA

BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Dalam fungsinya sebagai perlindungan kepentingan manusia, hukum mempunyai tujuan dan sas...