BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman
sekarang ini, hampir setiap individu sudah mengenal dan mengetahui tentang
psikologi. Seperti yang penulis ketahui, psikologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang aktivitas dan pola tingkah laku, dalam hal ini manusia,
secara lebih mendalam.
Dan seperti
yangg penulis ketahui, psikologi merupakan ilmu yang telah mandiri, di mana
ilmu psikologi tidak tergabung dengan ilmu-ilmu lainnya. Namun demikian tidak
boleh dipandang bahwa psikologi itu sama sekali terlepas dari ilmu-ilmu yang
lain. Dalam hal ini psikologi masih mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu
tersebut.
Psikologi
sebagai ilmu yang mempelajari dan mendalami mengenai jiwa seseorang tentu
mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang sama-sama mempelajari tentang
keadaan manusia. Hal ini akan menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk hidup
tidak hanya dipelajari oleh ilmu psikologi saja, melainkan oleh ilmu-ilmu
lainnya yang saling berkaitan.
Adapun ilmu
psikologi yang berobjekkan manusia dapat dibedakan menjadi dua sifat yanitu
psikologi yang bersifat umum dan psikologi yang bersifat khusus.
Karena
dilatarbelakangi oleh hal tersebut, penulis pun bermaksud untuk mengangkat tema
“Hubungan Psikologi dan Ilmu-Ilmu Lainnya” sebagai penyaluran informasi dan pengetahuan
mengenai hubungan ilmu psikologi dan ilmu lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
permasalah yang diurakan pada latar belakang di atas, sebagai rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya?
2.
Apa saja ruang
lingkup ilmu psikologi?
C. Tujuan Penulis
Tujuan yang ingin dicapai ialah
sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui bagaimana hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya yang juga
mempelajari tentang keadaan manusia.
2.
Untuk
mengetahui apa saja ruang lingkup ilmu psikologi.
D. Manfaat
Manfaat yang akan didapat ialah
sebagai berikut :
1.
Agar pembaca
mengetahui bagaimana hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya yang juga
mempelajari tentang keadaan manusia.
2.
Agar pembaca
mengetahui apa saja ruang lingkup ilmu psikologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hubungan
Psikologi dengan Ilmu-Ilmu Lainnya
1.
Hubungan
psikologi dengan ilmu pendidikan
Sebenarnya, psikologi dan ilmu
pendidikan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Mengapa? Karena keduanya
mempunyai hubungan timbal balik. Ilmu pendidikan sebagai suatu disiplin
bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak ia lahir sampai mati.
Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak berdasarkan kepada
psikologi perkembangan. Demikian pula watak dan kepribadian seseorang
ditunjukkan oleh psikologi. Karena begitu eratnya tugas antara psikologi dan
ilmu pendidikan, kemudian lahirlah suatu subdisiplin psikologi pendidikan (education
psichology).
Reber menyebut psikologi pendidikan
sebagai sub disiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah
kependidikan yang berguna dalam hal-hal berikut:
a)
Penerapan
prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
b)
Pengembangan
dan pembaruan kurikulum.
c)
Ujian dan
avaluasi bakat dan kemampuan.
d)
Sosialisasi
proses-proses dan interaksi dengan pendayagunaan ranah kognitif.
e)
Penyelenggaraan
pendidikan keguruan.
Dengan batasan atau pengertian di atas, Reber tampaknya menganggap bahwa
psikologi pendidikan masuk dalam
subdisiplin psikologi terapan (applicable).
Meskipun demikian, menurut Witherington, psikologi pendidikan tidak dapat
hanya dianggap sebagai psikologi yang dipraktikkan saja. Psikologi pendidikan,
katanya, adalah suatu studi atau suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai hak
hidup sendiri. Memang benar bahwa aspek-aspek tertentu dari psikologi
pendidikan nyata-nyata bersifat kefilsafatan, tetapi sebagai suatu ilmu
pengetahuan, sebagai sciente, psikologi pendidikan telah memiliki:
a)
Susunan prinsip
atau kebenaran dasar tersendiri,
b)
Fakta-fakta
yang bersifat obyektif dan dapat diperiksa kebenarannya,dan
c)
Teknik-teknik
yang berguna untuk melakukan penyelidikan atau “research”-nya sendiri, termasuk
dalam hal ini ialah alat-alat pengukur dan penilai yang sampai pada batas-batas
tertentu dapat dipertanggung jawabkan ketepatannya.
Di antara alat-alat pengukur dan alat penilai ini, terdapat tes tentang
hasil perkembangan jiwa anak. Kedua tes ini lazim disusun dengan sangat
hati-hati. Di laboratorium, misalnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya
kesalahan mekanis dalam kebiasaan membaca anak-anak, diadakan pemotretan
terhadap gerakan mata anak-anak pada waktu membaca dengan mempergunakan ophthalmograph.
Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan suara yang
menyenangkan dan untuk memperoleh pemilihan kata-kata yang tepat pada waktu
berbicara, diadakan perekaman terhadap latihan-latihan bercakap yang dilakukan.
Jadi, meskipun psikologi pendidikan cenderung dianggap oleh banyak kalangan
atau para ahli psikologi, termasuk ahli psikologi pendidikan sendir, sebagai
subdisiplin psikologi yang bersifat terapan atau praktis, bukan teoritis,
cabang psikologi ini dipandang telah memiliki konsep, teori, dan metode
sendiri, sehingga mestinya tidak lagi dianggap sebagai subdisiplin, tetapi
disiplin (cabang ilmu) yang berdiri sendiri.
2.
Hubungan Psikologi dengan Biologi
Biologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Semua benda yang hidup
menjadi objek dari biologi. Oleh karena biologi berobjek dari benda-benda yang
hidup, maka cukup banyak ilmu yang tergabung di dalamnya. Oleh karena itu, baik
biologi maupun psikologi sama-sama membicarakan tentang manusia. Sekalipun
kedua ilmu ini meninjau manusia dari sudut yang berbade, namun dari segi
tertentu kedua ilmu ini menemukan titik pertemuan.
Dalam ilmu
biologi, ada sub pembelajaran yang disebut antropobiologi. Pada antropobiologi
ini tidak mempelajari tentang proses-proses kejiwaan, dan inilah yang
dipelajari oleh psikologi.
Seperti yang
telah penulis bahas di atas, di samping adanya hal yang berbeda, tampak pula
hal yang sama-sama membahas tentang kedua ilmu ini, misalnya saja keturunan.
Mengenai keturunan, baik psikologi ataupun antropobiologi sama-sama membahas
mengenai keturunan.
Soal keturunan
yang ditinjau dari segi biologi adalah hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek
kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain. Masalah
keturunan juga dipelajari di psikologi antara lain misalnya sifat, intelegensi,
dan bakan. Oleh karena itu, kurang sempurnalah kita mempelajari psikologi tanpa
mempelajari biologi khususnya antropobiologi, karena ilmu itulah yang membantu
di dalam orang mempelajari psikologi.
3.
Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
Manusia sebagai
makhlukk sosial juga menjadi objek dari ilmu sosiologi. Sosilologi sebagai ilmu
yang mempelajari hubungan manusia dengan manusia lain dalam hidup
bermasyarakat. Karena itu, baik psikologi maupun sosiologi membicarakan
mengenai manusia, tidaklah heran apabila pada suatu waktu ditemukan titik
pertemuan antara kedua ilmu ini, misalnya mengenai perilaku. Tinjauan sosiologi
yang penting ialah hidup bermasyarakat, sedangkan tinjauan psikologi ialah
perilaku sebagai manifestasi jiwa yang didorong oleh suatu motif tertentu
hingga manusia berperilaku atau berbuat demikian. Seperti yang dikemukakan oleh
Bouman:
“Sosiologi
mempelajari hubungan-hubungan antara sesama manusia. Dalam hal ini yang
terutama menarik perhatian kita ialah bentuk-bentuk
pergaulan hidup, di mana
perhubungan-perhubungan ini menunjukkan sifat yang kurang ata lebih kekal:
pertama-tama golongan-golongan dan penggolongan-penggolongan (bangsa, keluarga,
perhimpunan, tingkatan, kelas, dan sebagainya).
Bagi ahli
sosiologi tinggalah satu persoalan yang tidak dapat dimasukkan dalam ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya, yakni menyelami hakekat kerjasama dan kehidupan bersama
dalam segala macam bentuk yang timbul dari perhubungan antara manusia dengan
manusia. Jadi yang dipersoalkan di sini ialah kehidupan bergolong-golongan yang
sebenarnya” (Bouman, 1953:9).
Karena adanya
titik-titik persamaan ini maka timbullah cabang ilmu pengetahuan dalam
psikologi yaitu psikologi sosial yang khusus meneliti dan mempelajari perilaku
manusia dalam hubungan dengan situasi-situasi sosial. Menurut Gerungan,
pertemuan antara psikologi dan sosiologi itulah yang merupakan daerah dari
psikologi sosial.
Makin lama
orang akan makin menyadari bahwa perilaku manusia tidak dapat terlepas dari
keadaan sekitarnya. Karena itu, tidaklah sempurna meninjau manusia itu berdiri
sendiri terlepas dari masyarakat yang melatarbelakanginya.
4.
Hubungan Psikologi dengan Filsafat
Manusia sebagai
makhluk hidup juga merupakan objek dari filsafat yang antara lain membicarakan
soal hakekat kodrat manusia, tujuan hidup manusia, dan sebagainya. Sekalipun
psikologi pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat, karena metode yang
dipempuh sebagai salah satu penyebabnya, tetapi psikologi masih tetap mempunyai
hunbungan dengan filsafat.
Bahkan
sebetulnya dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari
filsafat itupun tetap masih ada hubungan dengan filsafat terutama mengenai
hal-hal yang menyangkut sifat hakekat serta tujuan dari ilmu pengetahuan itu.
5.
Hubungan Psikologi dengan Ilmu Politik
Psikologi
merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam bidang politik, terutama
yang dinamakan “massa psikologi”. Manfaat psikologi, yang berperan penting
dalam analisis politik khususnya psikologi sosial, karena psikologi sosial
memberi pandangan baru dalam penelitian mengenai kepemimpinan dan menerangkan
sikap dan reaksi kelompok terhadap keadaan yang dianggapnya baru, asing, atau
berlawanan dengan konsensus masyarakat mengenai gejala sosial tertentu. Lalu,
psikologi sosial dapat pula menjelaskan bagaimana sikap (attitude) dan harapan
(expectation) masyarakat dalam melahirkan tindakan serta tingkah laku yang berpegang
teguh pada tuntutan sosial (conformity). Konsep psikologi sosial yang digunakan
salah satunya adalah untuk menjelaskan perilaku memilih dalam pemilihan umum.
Penjelasan teoretis tentang yoting behavior didasakan pada pendekatan sosiologi
dan pendekatan psikologi (Asfar, 1996). Dalam pendekatan psikologi digunakan
dan dikembangkan konsep psikologi ang berupa konsep sikap dan sosialisasi untuk
menjelaskan perilaku pemilih.
6.
Hubungan Psikologi dengan Ilmu Komunikasi
Ilmu komunikasi
bersifat sangat elektif, artinya menggabungkan berbagai bidang, menurut Fisher
(1986: 17). Seperti yang dikatakan pula oleh Schramm (1980) bahwa sifat elektif
komunikasi sebagai “jalan simpang paling ramai dengan segala disiplin yang
melintasinya”. Dijelaskan lagi oleh Fisher (1984) bahwa elektisme komunikasi
tampak pada konsep-konsep komunikasi dalam empat kelompok yang disebutnya
perspektif (semacam paradigma, teori atau model), diantaranya: perspektif
mekanistis (pengaruh konsep ilmu fisika), psikologis (pengaruh psikologi),
interaksional, dan pragmatis.
Ilmu komunikasi
sendiri melakukan “perkawinan” dengan ilmu lain termasuk psikologi, dan
melahirkan psikologi komunikasi yang didefinisikan oleh Rakhmat ( 1994 : 9)
sebagai “ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan
peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi”.
B. Ruang Lingkup
Psikologi
Psikologi
dilihat dari segi objeknya psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan yang
besar, yaitu:
1.
Psikologi yang
meneliti dan mempelajari manusia.
2.
Psikologi yang meneliti
dan mempelajari hewan, yang umumnya lebih tegas disebut sebagai psikologi
hewan.
Dalam makalah ini, yang penulis bahas ialah mengenai
psikologi manusia yang sampai pada saat ini masih dibedakan berdasarkan
sifatnya yaitu psikologi umum dan psikologi khusus.
Psikologi umum adalah psikologi yang meneliti dan
mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas psikis manusia yang
tercermin dari perilaku umumnya, yang dewasa, yang normal, dan yang berkultur
(dalam arti tidak terisolasi). Psikologi umum memandang manusia seakan-akan
terlepas dalam hubungan dengan manusia yang lain.
Psikologi khusus adalah psikologi yang meneleti dan
mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivita-aktivitas psikis manusia.
Hal-hal khusus yang menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam
psikologi khusus. Psikologi khusus ini ada bermacam macam, antara lain:
1.
Psikologi
Perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia
dari masa bayi sampai tua, yang mencakup:
a)
Psikologi anak
b)
Psikologi
remaja
c)
Psikologi orang
dewasa
d)
Psikologi orang
tua
2.
Psikologi
Sosial, yaitu psikologi yang khusus membicarakan kegiatan-kegiatan atau
aktivitas-aktivitas manusia dalam hubunganya dengan situasi sosial.
3.
Psikologi
Pendidikan, yaitu psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan manusia
dalam hubungannya dengan situasi pendidikan misalnya bagaimana menarik
perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah dipahami.
4.
Psikologi
Kepribadian, yaitu psikologi yang khusus menguraikan tentang kepribadian
manusia beserta tipe-tipe kepribadian manusia.
5.
Psikopatologi,
yaitu psikologi yang khusus menguraikan keadaan psikis yang tidak normal
(abnormal).
6.
Psikologi
Kriminal, yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau
kriminalitas.
7.
Psikologi
Perusahaan, yaitu psikologi yang berhubungan dengan persoalan perusahaan.
Psikologi khusus masih berkembang terus sesuai dengan
bidangnya. Pada umumnya psikologi khusus merupakan psikologi praktis yang
diaplikasikan sesuai dengan bidangnya. Psikologi yang dipelajari secara paraktis
dapat dipraktikkan dalam bermacam-macam bidang, misalnya bidang industri atau
perusahaan (psikologi perusahaan), dalam bidang pendidikan (psikologi
pendidikan), dan dalam bidang-bidang lainnya sesuai dengan tipenya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil
dari isi makalah ini, yaitu:
1.
Psikologi
merupakan ilmu yang tidak terlepas dari ilmu-ilmu lainnya, di mana psikologi
masih memiliki hubungan dengan beberapa ilmu lainnya seperti ilmu biologi, ilmu
sosiologi, ilmu filsafat, ilmu politik dan ilmu komunikasi.
2.
Ruang lingkup
psikologi dalam kehidupan manusia itu cukup luas.
3.
Berdasarkan
sifatnya, psikologi terbagi atas dua yaitu bersifat umum dan bersifat khusus.
4.
Macam-macam
psikologi khusus yaitu: psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi
pendidikan, psikologi kepribadian, psikopatologi, psikologi kriminal, psikologi
perusahaan dan sebagainya.
B. Saran
Saran penulis sesuai dengan judul
makalah ini yaitu:
1.
Penulis
sarankan kepada teman-teman untuk lebih memahami mengenai hubungan psikologi
dengan ilmu-ilmu lainnya agar tidak terjadi kerancauan.
2.
Penulis
sarankan kepada teman-teman untuk lebih memahami mengenai ruang lingkup
psikologi agar lebih mudah dalam menentukan lapangan pekerjaan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana, S.
Takdir, Antropologi Baru, PT Dian Rakyat, Jakarta, 1986.
Asfar,
Muhammad, “Beberapa pendekatan dalam memahmi perilaku pemilih”, Jurnal Ilmu
Politik, No.6, PT Gramedia, Jakarta, 1996.
Astrid
susanto, pendapat umum, Binacipta,
bandung, 1985.
Berger, Peter
L. dan Thomas Luckman, The social Construction of Reality, a Treatise in the
Sociology of knowledge, Dombleday & Company, Inc., New York, 1966.
Effendi, Usman
dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, Angkasa, Bandung, 1993.
Walgito, Prof. Dr.
Bimo. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Andi:
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar