Rabu, 07 Juni 2017

MAKALAH HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU LAINNYA



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini, hampir setiap individu sudah mengenal dan mengetahui tentang psikologi. Seperti yang penulis ketahui, psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang aktivitas dan pola tingkah laku, dalam hal ini manusia, secara lebih mendalam.
Dan seperti yangg penulis ketahui, psikologi merupakan ilmu yang telah mandiri, di mana ilmu psikologi tidak tergabung dengan ilmu-ilmu lainnya. Namun demikian tidak boleh dipandang bahwa psikologi itu sama sekali terlepas dari ilmu-ilmu yang lain. Dalam hal ini psikologi masih mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu tersebut.
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari dan mendalami mengenai jiwa seseorang tentu mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang sama-sama mempelajari tentang keadaan manusia. Hal ini akan menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk hidup tidak hanya dipelajari oleh ilmu psikologi saja, melainkan oleh ilmu-ilmu lainnya yang saling berkaitan.
Adapun ilmu psikologi yang berobjekkan manusia dapat dibedakan menjadi dua sifat yanitu psikologi yang bersifat umum dan psikologi yang bersifat khusus.
Karena dilatarbelakangi oleh hal tersebut, penulis pun bermaksud untuk mengangkat tema “Hubungan Psikologi dan Ilmu-Ilmu Lainnya” sebagai penyaluran informasi dan pengetahuan mengenai hubungan ilmu psikologi dan ilmu lainnya.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalah yang diurakan pada latar belakang di atas, sebagai rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Bagaimana hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya?
2.         Apa saja ruang lingkup ilmu psikologi?
C.      Tujuan Penulis
Tujuan yang ingin dicapai ialah sebagai berikut :
1.         Untuk mengetahui bagaimana hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya yang juga mempelajari tentang keadaan manusia.
2.         Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup ilmu psikologi.

D.      Manfaat
Manfaat yang akan didapat ialah sebagai berikut :
1.      Agar pembaca mengetahui bagaimana hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya yang juga mempelajari tentang keadaan manusia.
2.      Agar pembaca mengetahui apa saja ruang lingkup ilmu psikologi.




BAB II
PEMBAHASAN


A.      Hubungan Psikologi dengan Ilmu-Ilmu Lainnya
1.         Hubungan psikologi dengan ilmu pendidikan
Sebenarnya, psikologi dan ilmu pendidikan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Mengapa? Karena keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Ilmu pendidikan sebagai suatu disiplin bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak ia lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak berdasarkan kepada psikologi perkembangan. Demikian pula watak dan kepribadian seseorang ditunjukkan oleh psikologi. Karena begitu eratnya tugas antara psikologi dan ilmu pendidikan, kemudian lahirlah suatu subdisiplin psikologi pendidikan (education psichology).
Reber menyebut psikologi pendidikan sebagai sub disiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal berikut:
a)        Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
b)        Pengembangan dan pembaruan kurikulum.
c)        Ujian dan avaluasi bakat dan kemampuan.
d)       Sosialisasi proses-proses dan interaksi dengan pendayagunaan ranah kognitif.
e)        Penyelenggaraan pendidikan keguruan.
Dengan batasan atau pengertian di atas, Reber tampaknya menganggap bahwa psikologi pendidikan  masuk dalam subdisiplin psikologi terapan (applicable).
Meskipun demikian, menurut Witherington, psikologi pendidikan tidak dapat hanya dianggap sebagai psikologi yang dipraktikkan saja. Psikologi pendidikan, katanya, adalah suatu studi atau suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai hak hidup sendiri. Memang benar bahwa aspek-aspek tertentu dari psikologi pendidikan nyata-nyata bersifat kefilsafatan, tetapi sebagai suatu ilmu pengetahuan, sebagai sciente, psikologi pendidikan telah memiliki:
a)        Susunan prinsip atau kebenaran dasar tersendiri,
b)        Fakta-fakta yang bersifat obyektif dan dapat diperiksa kebenarannya,dan
c)        Teknik-teknik yang berguna untuk melakukan penyelidikan atau “research”-nya sendiri, termasuk dalam hal ini ialah alat-alat pengukur dan penilai yang sampai pada batas-batas tertentu dapat dipertanggung jawabkan ketepatannya.
Di antara alat-alat pengukur dan alat penilai ini, terdapat tes tentang hasil perkembangan jiwa anak. Kedua tes ini lazim disusun dengan sangat hati-hati. Di laboratorium, misalnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya kesalahan mekanis dalam kebiasaan membaca anak-anak, diadakan pemotretan terhadap gerakan mata anak-anak pada waktu membaca dengan mempergunakan ophthalmograph. Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan suara yang menyenangkan dan untuk memperoleh pemilihan kata-kata yang tepat pada waktu berbicara, diadakan perekaman terhadap latihan-latihan bercakap yang dilakukan.
Jadi, meskipun psikologi pendidikan cenderung dianggap oleh banyak kalangan atau para ahli psikologi, termasuk ahli psikologi pendidikan sendir, sebagai subdisiplin psikologi yang bersifat terapan atau praktis, bukan teoritis, cabang psikologi ini dipandang telah memiliki konsep, teori, dan metode sendiri, sehingga mestinya tidak lagi dianggap sebagai subdisiplin, tetapi disiplin (cabang ilmu) yang berdiri sendiri.

2.         Hubungan Psikologi dengan Biologi
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Semua benda yang hidup menjadi objek dari biologi. Oleh karena biologi berobjek dari benda-benda yang hidup, maka cukup banyak ilmu yang tergabung di dalamnya. Oleh karena itu, baik biologi maupun psikologi sama-sama membicarakan tentang manusia. Sekalipun kedua ilmu ini meninjau manusia dari sudut yang berbade, namun dari segi tertentu kedua ilmu ini menemukan titik pertemuan.
Dalam ilmu biologi, ada sub pembelajaran yang disebut antropobiologi. Pada antropobiologi ini tidak mempelajari tentang proses-proses kejiwaan, dan inilah yang dipelajari oleh psikologi.
Seperti yang telah penulis bahas di atas, di samping adanya hal yang berbeda, tampak pula hal yang sama-sama membahas tentang kedua ilmu ini, misalnya saja keturunan. Mengenai keturunan, baik psikologi ataupun antropobiologi sama-sama membahas mengenai keturunan.
Soal keturunan yang ditinjau dari segi biologi adalah hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain. Masalah keturunan juga dipelajari di psikologi antara lain misalnya sifat, intelegensi, dan bakan. Oleh karena itu, kurang sempurnalah kita mempelajari psikologi tanpa mempelajari biologi khususnya antropobiologi, karena ilmu itulah yang membantu di dalam orang mempelajari psikologi.

3.         Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
Manusia sebagai makhlukk sosial juga menjadi objek dari ilmu sosiologi. Sosilologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan manusia lain dalam hidup bermasyarakat. Karena itu, baik psikologi maupun sosiologi membicarakan mengenai manusia, tidaklah heran apabila pada suatu waktu ditemukan titik pertemuan antara kedua ilmu ini, misalnya mengenai perilaku. Tinjauan sosiologi yang penting ialah hidup bermasyarakat, sedangkan tinjauan psikologi ialah perilaku sebagai manifestasi jiwa yang didorong oleh suatu motif tertentu hingga manusia berperilaku atau berbuat demikian. Seperti yang dikemukakan oleh Bouman:
“Sosiologi mempelajari hubungan-hubungan antara sesama manusia. Dalam hal ini yang terutama menarik perhatian kita ialah bentuk-bentuk pergaulan hidup, di mana perhubungan-perhubungan ini menunjukkan sifat yang kurang ata lebih kekal: pertama-tama golongan-golongan dan penggolongan-penggolongan (bangsa, keluarga, perhimpunan, tingkatan, kelas, dan sebagainya).
Bagi ahli sosiologi tinggalah satu persoalan yang tidak dapat dimasukkan dalam ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, yakni menyelami hakekat kerjasama dan kehidupan bersama dalam segala macam bentuk yang timbul dari perhubungan antara manusia dengan manusia. Jadi yang dipersoalkan di sini ialah kehidupan bergolong-golongan yang sebenarnya” (Bouman, 1953:9).
Karena adanya titik-titik persamaan ini maka timbullah cabang ilmu pengetahuan dalam psikologi yaitu psikologi sosial yang khusus meneliti dan mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan situasi-situasi sosial. Menurut Gerungan, pertemuan antara psikologi dan sosiologi itulah yang merupakan daerah dari psikologi sosial.
Makin lama orang akan makin menyadari bahwa perilaku manusia tidak dapat terlepas dari keadaan sekitarnya. Karena itu, tidaklah sempurna meninjau manusia itu berdiri sendiri terlepas dari masyarakat yang melatarbelakanginya.


4.         Hubungan Psikologi dengan Filsafat
Manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan objek dari filsafat yang antara lain membicarakan soal hakekat kodrat manusia, tujuan hidup manusia, dan sebagainya. Sekalipun psikologi pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat, karena metode yang dipempuh sebagai salah satu penyebabnya, tetapi psikologi masih tetap mempunyai hunbungan dengan filsafat.
Bahkan sebetulnya dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari filsafat itupun tetap masih ada hubungan dengan filsafat terutama mengenai hal-hal yang menyangkut sifat hakekat serta tujuan dari ilmu pengetahuan itu.

5.         Hubungan Psikologi dengan Ilmu Politik
Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam bidang politik, terutama yang dinamakan “massa psikologi”. Manfaat psikologi, yang berperan penting dalam analisis politik khususnya psikologi sosial, karena psikologi sosial memberi pandangan baru dalam penelitian mengenai kepemimpinan dan menerangkan sikap dan reaksi kelompok terhadap keadaan yang dianggapnya baru, asing, atau berlawanan dengan konsensus masyarakat mengenai gejala sosial tertentu. Lalu, psikologi sosial dapat pula menjelaskan bagaimana sikap (attitude) dan harapan (expectation) masyarakat dalam melahirkan tindakan serta tingkah laku yang berpegang teguh pada tuntutan sosial (conformity). Konsep psikologi sosial yang digunakan salah satunya adalah untuk menjelaskan perilaku memilih dalam pemilihan umum. Penjelasan teoretis tentang yoting behavior didasakan pada pendekatan sosiologi dan pendekatan psikologi (Asfar, 1996). Dalam pendekatan psikologi digunakan dan dikembangkan konsep psikologi ang berupa konsep sikap dan sosialisasi untuk menjelaskan perilaku pemilih.

6.         Hubungan Psikologi dengan Ilmu Komunikasi
Ilmu komunikasi bersifat sangat elektif, artinya menggabungkan berbagai bidang, menurut Fisher (1986: 17). Seperti yang dikatakan pula oleh Schramm (1980) bahwa sifat elektif komunikasi sebagai “jalan simpang paling ramai dengan segala disiplin yang melintasinya”. Dijelaskan lagi oleh Fisher (1984) bahwa elektisme komunikasi tampak pada konsep-konsep komunikasi dalam empat kelompok yang disebutnya perspektif (semacam paradigma, teori atau model), diantaranya: perspektif mekanistis (pengaruh konsep ilmu fisika), psikologis (pengaruh psikologi), interaksional, dan pragmatis.
Ilmu komunikasi sendiri melakukan “perkawinan” dengan ilmu lain termasuk psikologi, dan melahirkan psikologi komunikasi yang didefinisikan oleh Rakhmat ( 1994 : 9) sebagai “ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi”.

B.       Ruang Lingkup Psikologi
Psikologi dilihat dari segi objeknya psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan yang besar, yaitu:
1.         Psikologi yang meneliti dan mempelajari manusia.
2.         Psikologi yang meneliti dan mempelajari hewan, yang umumnya lebih tegas disebut sebagai psikologi hewan.
Dalam makalah ini, yang penulis bahas ialah mengenai psikologi manusia yang sampai pada saat ini masih dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu psikologi umum dan psikologi khusus.
Psikologi umum adalah psikologi yang meneliti dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas psikis manusia yang tercermin dari perilaku umumnya, yang dewasa, yang normal, dan yang berkultur (dalam arti tidak terisolasi). Psikologi umum memandang manusia seakan-akan terlepas dalam hubungan dengan manusia yang lain.
Psikologi khusus adalah psikologi yang meneleti dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivita-aktivitas psikis manusia. Hal-hal khusus yang menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam psikologi khusus. Psikologi khusus ini ada bermacam macam, antara lain:
1.         Psikologi Perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua, yang mencakup:
a)      Psikologi anak
b)      Psikologi remaja
c)      Psikologi orang dewasa
d)     Psikologi orang tua
2.         Psikologi Sosial, yaitu psikologi yang khusus membicarakan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubunganya dengan situasi sosial.
3.         Psikologi Pendidikan, yaitu psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan misalnya bagaimana menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah dipahami.
4.         Psikologi Kepribadian, yaitu psikologi yang khusus menguraikan tentang kepribadian manusia beserta tipe-tipe kepribadian manusia.
5.         Psikopatologi, yaitu psikologi yang khusus menguraikan keadaan psikis yang tidak normal (abnormal).
6.         Psikologi Kriminal, yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau kriminalitas.
7.         Psikologi Perusahaan, yaitu psikologi yang berhubungan dengan persoalan perusahaan.
Psikologi khusus masih berkembang terus sesuai dengan bidangnya. Pada umumnya psikologi khusus merupakan psikologi praktis yang diaplikasikan sesuai dengan bidangnya. Psikologi yang dipelajari secara paraktis dapat dipraktikkan dalam bermacam-macam bidang, misalnya bidang industri atau perusahaan (psikologi perusahaan), dalam bidang pendidikan (psikologi pendidikan), dan dalam bidang-bidang lainnya sesuai dengan tipenya.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari isi makalah ini, yaitu:
1.      Psikologi merupakan ilmu yang tidak terlepas dari ilmu-ilmu lainnya, di mana psikologi masih memiliki hubungan dengan beberapa ilmu lainnya seperti ilmu biologi, ilmu sosiologi, ilmu filsafat, ilmu politik dan ilmu komunikasi.
2.      Ruang lingkup psikologi dalam kehidupan manusia itu cukup luas.
3.      Berdasarkan sifatnya, psikologi terbagi atas dua yaitu bersifat umum dan bersifat khusus.
4.      Macam-macam psikologi khusus yaitu: psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi pendidikan, psikologi kepribadian, psikopatologi, psikologi kriminal, psikologi perusahaan dan sebagainya.

B.       Saran
Saran penulis sesuai dengan judul makalah ini yaitu:
1.      Penulis sarankan kepada teman-teman untuk lebih memahami mengenai hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya agar tidak terjadi kerancauan.
2.      Penulis sarankan kepada teman-teman untuk lebih memahami mengenai ruang lingkup psikologi agar lebih mudah dalam menentukan lapangan pekerjaan nantinya.







DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, S. Takdir, Antropologi Baru, PT Dian Rakyat, Jakarta, 1986.

Asfar, Muhammad, “Beberapa pendekatan dalam memahmi perilaku pemilih”, Jurnal Ilmu Politik, No.6, PT Gramedia, Jakarta, 1996.

Astrid susanto,  pendapat umum,  Binacipta,  bandung, 1985.

Berger, Peter L. dan Thomas Luckman, The social Construction of Reality, a Treatise in the Sociology of knowledge, Dombleday & Company, Inc., New York, 1966.

Effendi, Usman dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, Angkasa, Bandung, 1993.

Walgito, Prof. Dr. Bimo. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Andi: Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH KEBIJAKAN HUKUM PIDANA

BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Dalam fungsinya sebagai perlindungan kepentingan manusia, hukum mempunyai tujuan dan sas...