BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Keadaan Filsafat Pendidikan Islam yang diperdebatkan
menjadikan Kedudukannya juga dalam pertanyaan. Apakah ia mempunyai kontribusi
terhadap pendidikan dan juga terhadap Islam. Tetapi yang jelas bahwa dalam pengembangan
Pendidikan Islam diperlukan landasan ideal dan rasional yang memberikan
pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang hakekat yang ada di balik
masalah pendidikan yang dihadapi. Dengan demikian Filsafat Pendidikan
menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang hakekat masalah
yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan
landasan atau petunjuk dalam proses kependidikan.
Sebagai Disiplin Ilmu Filsafat, Filsafat Pendidikan
Islam mempunyai sumber-sumber dasar pijakan yang dijadikan rujukan operasional
disiplinnya. Filsafat pendidikan ini adalah dalam lingkup Islam, maka sudah
barang tentu ia mengikuti ajaran islam dalam pembahasan masalah-amsalahnya.
Ajaran dan pendidikan islam itu sendiri bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadis,
maka kita akan mendapati keduanya sebagai rujukan utama dalam isu-isu filsafat
pendidikan Islam.
Paparan di atas memberikan sedikit gambaran tentang
pengertian filsafat pendidikan Islam, Kedudukan dan Sumbernya, tetapi gambaran
tersebut masih terbatas dan samar. Sebagai bagian dari pelaku pendidikan Islam
tentunya kita dituntut untuk mengerti seluk beluk Filsafat Pendidikan Islam
untuk kepentingan pengembangan Pendidikan Islam. Hal itu bisa kita mulai dengan
mempelajari pengertian, kedudukan dan sumber-sumbernya. Pelaku pendidikan Islam
baik apabila membaca makalah ini untuk melengkapi khasanah pengetahuan Filsafat
Pendidikan Islam. Demikianlah pendahuluan makalah ini
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pendidikan Religius/Islam
Filsafat pendidikan Islam terbentuk dari perkataan
filsafat, Pendidikan dan Islam. Penambahan kata Islam di akhir itu untuk
membedakan filsafat pendidikan Islam dari pengertian filsafat pendidikan secara
umum. Dengan demikian filsafat pendidikanIislam mempunyai pengertian secara
khusus yang ada kaitannya dengan ajaran Islam.
Lebih jauh, Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany,
melihat falsafah pendidikan adalah pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah
falsafah dalam pengalaman manusia yang disebut pendidikan (al-Syaibany, 1979)
Secara rinci dikemukakan bahwa falsafah pendidikan merupakan usaha untuk
mencari konsep-konsep di antara gejala yang bermacam-macam meliputi : (1)
proses pendidikan sebagai rancangan yang terpadu dan menyeluruh; (2)
menjelaskan berbagai makna yang mendasar tentang segala istilah pendidikan; dan
(3) pokok-pokok yang menjadi dasar dari konsep pendidikan dalam kaitannya
dengan bidang kehidupan manusia (al-Syaibany, 1973).
Dalam masyarakat islam pendidikan islam itu merupakan
ajaran-ajaran berdasar pada wahyu, yang juga menjadi dasar dari pemikiran
filsafat pendidikan Islam. Hal ini menunjukkan falsafah pendidikan Islam yang
berisi teori umum mengenai pendidikan Islam, dibina atas dasar konsep ajaran
Islam yang termuat dalam al-Qur’an dan hadis. Hal ini sejalan dengan berfikir
falsafi, yakni mendasar, menyeluruh tentang kebenaran yang ditawarkan yaitu
kebenarah tuhan yang mutlak.
Selanjutnya banyak pakar yang mendefinisikan Filsafat
Pendidikan Islam,
1.
Omar Mohamad al-Toumy al-Syaibany,
menurutnya bahwa filsafat pendidikan Islam tidak lain ialah pelaksanaan
pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam bidang pendidikan yang didasarkan
pada ajaran Islam.
Ia juga menyebutkan penjelasannya dalam bukunya Falsafah Pendidikan Islam
yang mengarah kepada pengertian Filsafat Pendidikan Islam seperti dalam kutipan
berikut : “Jika kita telah membicarakan tentang kepentingan pembinaan falsafah
pendidikan secara umum, kita tidak menentukan jenis falsafah yang harus menonjol
pada falsafah itu. Judul atau bab yang kita bincangkan tentang sifat-sifat
falsafah dan apa yang disebut bagi falsafah ini tentang sumber-sumber,
unsure-unsur, dan syarat-syarat dari dan apa yang akan kita sebut tentang
prinsip-prinsip, kepercayaan-kepercayaan, andaian-andaian dan premis yang
menjadi asas falsafah ini, yaitu falsafah pendidikan yang berasal dari
prinsip-prinsip dan ruh Islam. Itulah Falsafah Islam untuk pendidikan, atau
disebut filsafat pendidikan Islam”.
2.
Abudin Nata menyimpulkan bahwa
filsafat pendidikan Islam itu merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai
berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada
al-Qur’an dan hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya
para filosof muslim , sebagai sumber sekunder. Selain itu filsafat pendidikan
Islam dapat dikatakan suatu upaya menggunakan jasa filosofis, yakni berfikir
secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal tentang masalah-masalah
pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode,
lingkungan dengan menggunakan al-Qur’an dan al-Hadis sebagai dasar acuannya.
Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan
adalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau filsafat pendidikan
yang dijiwai oleh ajaran Islam, jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal,
bebas tanpa batas etika sebagaimana dijumpai dalam pemikiran filsafat pada
umumnya.
3.
Jalaludin dalam bukunya Filsafat
Pendidikan Islam, menyebutkan bahwa Filsafat Pendidikan Islam itu merupakan
hasil pemikiran para filosof berdasarkan sumber yang berasal dari wahyu Ilahi,
sedangkan falsafah pendidikan lainnya berasal dari hasil renungan (pemikiran)
yang didasarkan atas kemampuan rasio. Hasil pemikiran yang bersumber dari wahyu
bagaimanapun memiliki kebenaran yang mutlak, tidak tergantung pada kondisi
ruang dan waktu. Seba liknya hasil pemikiran berdasarkan rasio, sangat
tergantung kepada kondisi ruang dan waktu.
Kajian Falsafat pendidikan Islam beranjak dari kajian
falsafat pendidikan yang termuat dalam al-Qur’an dan hadis yang telah
diterapkan oleh nabi Muhammad salla Alloh ‘alaihi wa sallam selama hanya
beliau, baik selama periode Makkah maupun selama Periode Madinah. Falsafat
Pendidikan Islam yang lahir bersamaan dengan turunnya wahyu pertama itu telah
meletakkan dasar kajian kokoh, mendasar, menyeluruh serta terarah ke suatu
tujuan yang jelas, yaitu sesuai dengan tujuan ajaran islam itu sendiri.
4.
M. Arifin dalam pendahuluan buku
Filsafat Pendidikan Islam menyebutkan bahwa Filsafat Pendidikan Islam berarti
memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematis, logis dan menyeluruh
(universal) tentang pendidikan, yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh ilmu
pengetahuan Agama Islam saja, melainkan menuntut kepada kita untuk mempelajari
ilmu-ilmu lain yang relevan.
Selanjutnya M. Arifin menyebutkan tentang sebuah
pemikiran bercorakkan khas Islam, Filsafat Pendidikan Islam pada hakikatnya
adalah konsep berfikir tentang kependidikan yang bersumberkan atau berlandaskan
ajaran agama Islam tentang hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan
dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya
dijiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia harus dibina menjadi hamba
Alloh yang berkepribadian demikian.
Dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam, Ia
menyebutkan bahwa suatu falsafah yang hanya membicarakan masalah yang
menyangkut bagaimana system pendidikan agama islam berlangsung dan
dilangsungkan di dalam Negara yang berdasarkan Islam di Negara di mana Islam diajarkan
atau dididikkan di dalam lembaga-lembaga pendidikan yang ada dan berkembang di
Negara tersebut. Oleh karena bila hanya demikian sudah bisa dikatakan sebagai
filsafat pendidikan Islam.
Falsafah Pendidikan Islam yang kita kehendaki adalah
suatu pemikiran yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu dan logis,
menyeluruh serta universal yang tertuang atau tersusun ke dalam suatu bentuk
pemikiran atau konsepsi sebagai suatu system.
Filsafat Pendidikan Islam adalah falsafah tentang
pendidikan yang tidak dibatasi oleh lingkungan kelembagaan Islam saja atau oleh
ilmu pengetahuan dan pengalaman keislaman semata-mata, melainkan menjangkau
segala ilmu dan pengalaman yang luas seluas aspirasi masyarakat muslim, maka
pandangan dasar yang dijadikan titik tolak studinya adalah ilmu pengetahuan
teoritis dan praktis dalam segala bidang keilmuan yang berkaitan dengan masalah
kependidikan yang ada dan yang aka nada dalam masyarakat yang berkembang terus
tanpa mengalami kemandegan.
Dengan demikian, yang lebih tepat dalam melakukan
studi tentang Filsafat Pendidikan Islam ini adalah bila keduanya dapat
terpenuhi yakni segi ilmiah dapat dibenarkan dan dari segi diniyah dapat
dipertanggungjawabkan.
Dari penjelasan dan paparan pengertian Filsafat
pendidikan Islam yang telah disebutkan oleh para pakar di atas, dapat
disimpilkan bahwa Filsafat Pendidikan Islam adalah suatu kajian secara
filosofis yakni berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal
tentang masalah-masalah pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru,
kurikulum, metode, lingkungan , hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina
dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya
dijiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia harus dibina menjadi hamba Alloh
yang berkepribadian demikian yang didasarkan pada al-Qur’an dan hadis sebagai
sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof muslim , sebagai
sumber sekunder.
B. Kedudukan Filsafat Pendidikan Religius/Islam.
Kedudukan Filsafat Pendidikan Islam dalam Islam dan
Pendidikan Islam adalah sebagai alat atau sarana untuk memahami, dan untuk
menyelasaikan permasalahan pendidikan Islam dengan mendasarkan atas keterkaitan
hubungan antara teori dan praktek pendidikan. Karena pendidikan akan mampu berkembang
bilamana benar-benar terlibat dalam dinamika kehidupan masyarakat.
Antara pendidikan dan masyarakat selalu terjadi
interaksi (saling mempengaruhi) atau saling mengembangkan, sehingga satu sama
lain dapat mendorong perkembangan untuk mengokohkan posisi dan fungsi serta
idealistas kehidupannya. Ia memerlukan landasan ideal dan rasional yang
memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang hakekat yang
ada di balik masalah pendidikan yang dihadapi.
Dengan demikian filsafat pendidikan menyumbangkan
analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang hakekat masalah yang nyata dan
rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan landasan atau
petunjuk dalam proses pendidikan.
Dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan
seperti abad 21 ini, kegunaan fungsional dari Filsafat Pendidikan Islam adalah
semakin penting, karena filsafat menjadi landasan strategi dan kompas jalannya
pendidikan Islam. Kemungkinan-kemungkinan yang menyimpang dari tujuan
pendidikan Islam akan dapat diperkecil dan sebaliknya kemampuan dan
kedayagunaan pendidikan Islam dapat lebih dimantapkan dan diperbesar karena
gangguan, hambatan serta rintangan yang bersifat Mental/spiritual serta teknis
operasional akan dapat diatasi atau disingkirkan dengan lebih mudah.
C. Sumber-sumber Filsafat Pendidikan Religius/Islam.
Dalam pengertian Filsafat Pendidikan Islam yang
disebut di atas disebutkan bahwa filsafat ini didasarkan pada al-Qur’an dan
hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof muslim,
sebagai sumber sekunder. Maka dari sini kita tahu bahwa sumber-sumber Filsafat
Pendidikan Islam itu ada dua, yaitu 1. Sumber Primer yaitu al-Qur’an dan
al-Hadis, 2. Sumber Sekunder yaitu pendapat para filosof muslim.
Al-Syaibany disebutkan oleh Jalaludin dalam bukunya
Filsafat Pendidikan Islam bahwa Dasar dan tujuan Falsafat pendidikan Islam pada
hakikatnya identik dengan dasar dan tujuan ajaran Islam atau tepatnya, yaitu
al-Qur’an dan hadis. Dari kedua sumber ini kemudian timbul pemikiran-pemikiran mengenai
masalah-masalah keislaman dalam berbagai aspek, termasuk falsafat pendidikan.
Dengan demikian hasil pemikiran para ulama’ seperti qiyas syar’I dan ijma’
sebagai sumber sekunder (al-Syaibany, 1973), pada dasarnya berasal dari kedua
sumber pokok tadi (al-Qur’an dan hadis). Dalam paparan ini sumber sekundernya
adalah Hasil pemikiran ulama’ seperti qiyas syar’I dan Ijma’ bukan lagi
pemikiran filosof muslim..
Al-Qur’an menganut faham integralistik dalam bidang
ilmu pengetahuan. Seluruh ilmu yang bersumber dari alam raya (ilmu-ilmu fisika,
sains), tingkah laku manusia(ilmu-ilmu social), wahyu atau ilham (ilmu agama,
tasawuf, filsafat) adalah bersumber dari Alloh. Hal lain yang juga amat
mendasar adalah bahwa al-Qur’an amat menekankan pentingnya hubungan yang
harmonis antara ilmu dan iman. Ilmu tanpa iman akan tersesat, dan iman tanpa
ilmu tidak akan berdaya
Al-Qur’an menaruh perhatian yang besar terhadap
masalah pendidikan dan pengajaran. Seperti pemuatan istilah-istilah yang
digunakan oleh pendidikan seperti kata tarbiyah, ta’lim, iqra;, hingga ada
kesimpulan bahwa al-Qur’an adalah kitab pendidikan.
Adapun Hadis atau al-Sunnah menjadi sumber kedua dalam
filsafat pendidikan Islam karena Nabi Muhammad Shalla Alloh ‘alaihi wa sallam
telah memberikan perhatian amat besar terhadap pendidikan, dan mencaangkan
pendidikan sepanjang hidup (long life education), sampai ia mewajibkan mencari
ilmu. Dan Ia diutus ke bumi ini untuk menjadi pengajar, menyempurnakan aklah
mulia dan mengajak menyembah Alloh semata.
Adapun sumber sekunder itu belum dioptimalkan. Banyak
pendapat ulama’ yang tertulis dalam kitab klasik. Sumber ini untuk pengembangan
filsafat pendidikan Islam. Namun demikian secara subtansial pendapat para
filosof muslim pun masih dapat dipersoalkan,yaitu jika sesuatu dijadikan
sebagai sumber, maka sumber itu harus permanen, constant, dan tidak
diperselisihkan keberadaannya. Sedang filsafat dari manapun ia berasal atau
disampaikan tetap memiliki sifat-sifat kekurangan dan kelemahan yang
menyebabkan kedudukannya sebagai sumber dapat dipermasalahkan.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat
pendidikan Islam adalah suatu kajian secara filosofis yakni berfikir secara
mendalam, sistematik, radikal, dan universal tentang masalah-masalah
pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode,
lingkungan , hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan
serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh
ajaran Islam, serta mengapa manusia harus dibina menjadi hamba Alloh yang
berkepribadian demikian yang didasarkan pada al-Qur’an dan hadis sebagai sumber
primer, dan pendapat para ulama’ dan para ahli, khususnya para filosof muslim ,
sebagai sumber sekunder.
Filsafat Pendidikan Islam mepunyai kedudukan solutif,
idealis dan methodis untuk menyelesaikan permaslahan-permasalahan pendidikan
Islam yang muncul dan berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat muslim
dalam mengoptimalkan kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan
serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh
ajaran Islam, menjadi hamba Alloh yang berkepribadian al-Qur’an dan hadis.
Dalam menyelesaikan permasalah pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan Islam mendasarkan landasannya pada sumber-sumber yang
permanen, konstan, dan tidak diperdebatkan, mempunyai kebenaran mutlak.
Sumber-sumber tersebut adalah al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai sumber primer,
dan sumber sekundernya adalah ijtihat ulama terdahulu dan pendapat para filosof
muslim sebagai pengembangan walau diperselisihkan kekuatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin , M., Filsafat Pendidikan
Islam , Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Jalaludin & Usman Said, Filsafat
Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan pemikirannya, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 1994.
Nata , Abudin, Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
Syaibany (al), al-Toumy, Mohammad,
Omar, alih bahasa oleh Hasan Langgulung, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta:
Bulan Bintang, 1979.
——–, Ilmu Pendidikan Islam Suatu
tinjauan teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner,
Jakarta: Bumi Aksara, 1993.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar