BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kedudukan akhlak dalam
kehidupan manusia sangatlah penting, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat. Maju atau mundurnya suatu bangsa tergantung bagaimana
akhlaknya. Jika akhlaknya baik, maka baik pula batinnya, sehingga dapat
mewujudkan kehidupan yang baik pula. Namun, jika akhlaknya buruk, maka buruk
pula batinnya, sehingga dapat menghancurkan tatanan kehidupan bangsa.
Didalam kehidupan suatu
bangsa terdapat perbedaan yang beraneka ragam, baik dalam hal agama, bahasa,
budaya, adat istiadat, suku, ras, dan sebagainya. Salah satu dari perbedaan
yang mencolok adalah agama. Dalam hal ini diperlukan aturan-aturan untuk
mengatur kehidupan tiap umat beragama dalam menjalankan kehidupan.
Islam sebagai agama yang
paripurna telah memiliki aturan tersendiri untuk mengtur umatnya dalam hal
berhubungan, baik dengan sesama muslim maupun dengan umat lainnya. Oleh karena
itu makalah ini akan kami jelaskan mengenai akhlak kepada muslim dan non
muslim.
BAB II
IDENTIFIKASI
MASALAH
Akhlak dapat
digolongkan menjadi 2, yaitu akhlak terpuji ( akhlak mamudah ) dan akhlak
tercela ( akhlak mazmumah ). Dalam kehidupan nyata, banyak perilaku muslim
terhadap sesama muslim, maupun perilaku mereka terhadap umat lainnya yang dapat
kita amati dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku-perilaku tersebut dapat
digolongkan menjadi 2 golongan tersebut diatas, yaitu:
a.
Akhlak terpuji antar
sesama muslim, contoh:
a)
Saling menyapa dan
mengucapkan salam jika bertemu.
b)
Saling tolong menolong
dalam hal kebaikan jika muslim yang lain sedang mengalami kesulitan.
c)
Menjenguk muslim yang
sedang sakit.
d) Bersimpati pada muslim
yang terkena musibah.
e)
Dan lain-lain.
b.
Akhlak terpuji antara
muslim dengan non muslim
a)
Saling tolong menolong
dalam hal kebaikan, asalkan tidak dalam hal peribadatan.
b)
Saling menghormati
antar pemeluk agama.
c)
Tidak saling
mendiskriminasi dalam hal pekerjaan, hal pergaulan, dan hal-hal lainnya diluar
masalah agama.
d) Dan lain-lain
c.
Akhlak tercela antar
sesaaama muslim
a)
Menyombongkan diri dan
meremehkan orang lain.
b)
Riya ( pamer ) dalam
hal kekayaan dan hal-hal lainnya.
c)
Menggunjing dan
membeberkan aib orang.
d) Menyakiti tetangganya
yang muslim.
e)
Dan lain-lain.
d.
Akhlak tercela antara
muslim dan non muslim
a)
Saling mencela karena
perbedaan keyakinannya.
b)
Melanggar hak-hak dan
kehormatan agama lain.
c)
Mencampur adukan ajaran
agama ( pluralisme ).
d) Dan lain-lain.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Akhlak kepada Sesama Muslim
Mengenai hubungan
dengan sesama muslim, maka tidak terlepas dengan tetangga, famili atau kerabat,
teman, rekan kerja maupun masyarakat muslim. Kewajiban seorang muslim terhadap
muslim lainnya ada 6, sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhori dan Abu Hurairah, yang artinya : “ Rosulullah bersabda:
kewajiban seorang terhadap muslim ada 6. Sahabat bertanya “ apakah itu, wahai
Rasululloh? Rasululloh bersabda : “ Apabila engkau berjumpa dengannya ; apabila
ia mengundang engkau, hendaklah engkau menepatinya; apabila ia meminta nasihat
kepada engkau engkau menasehatinya; apabila ia bersin kemudian ia mengucapkan
hamdallah hendaklah engkau ucapkan tasymith ( yarhamukallah / yarhamukillah );
apabila ia sakit hendaklah engkau menjenguknya; dan apabila ia meninggal dunia
hendaklah melayatnya dan mengantarkan kepemakamannya.
Dari arti hadits
diatas, dapat disimpulkan dengan jelas bahwa 6 kewajiban muslim kepada muslim
lainnya yaitu:
a.
Mengucapkan salam
ketika berjumpa.
b.
Memenuhi undangannya.
c.
Menasehati jika
diminta.
d.
Mengucapkan Tasymith
jika ia bersin, lalu ia mengucapkan hamdallah.
e.
Menjenguknya bila ia
sakit
f.
Melayat dan
mengantarkan jenazahnya sampai kepemakaman jika ia meninggal dunia.
Sesama muslim juga
diwajibkan untuk saling tolong menolong, yakni tolong menolong dalam hal
kebaikan dan takwa kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam
Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2.[1]
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä w (#q=ÏtéB uȵ¯»yèx© «!$# wur tök¤¶9$# tP#tptø:$# wur yôolù;$# wur yÍ´¯»n=s)ø9$# Iwur tûüÏiB!#uä |Møt7ø9$# tP#tptø:$# tbqäótGö6t WxôÒsù `ÏiB öNÍkÍh5§ $ZRºuqôÊÍur 4 #sÎ)ur ÷Läêù=n=ym (#rß$sÜô¹$$sù 4 wur öNä3¨ZtBÌøgs ãb$t«oYx© BQöqs% br& öNà2r|¹ Ç`tã ÏÉfó¡yJø9$# ÏQ#tptø:$# br& (#rßtG÷ès? ¢ (#qçRur$yès?ur n?tã ÎhÉ9ø9$# 3uqø)G9$#ur ( wur (#qçRur$yès? n?tã ÉOøOM}$# Èbºurôãèø9$#ur 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ( ¨bÎ) ©!$# ßÏx© É>$s)Ïèø9$# ÇËÈ
Artinya: dan bertolonglah kalian dalam ( mengerjakan )
kebajikan dan taqwa, janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran / permusuhan.
Kewajiban tolong
menolong bukan hanya dari segi moril, melainkan juga dalam segi materi, yang
bersifat kebutuhan pokok manusia yang bersifat daruri ( yang tidak boleh tidak
) untuk menjaga kelestarian hidup manusia.[2]
Sesama muslim juga
diwajibkan untuk saling menasehati dalam hal kebenaran dan dengan kesabaran.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al- Ashr ayat 1-3:
ÎóÇyèø9$#ur ÇÊÈ ¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 Aô£äz ÇËÈ wÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur Îö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ
Artinya: Demi masa, sesungguhnya manusia itu sungguh
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh dan nasehat
menasehati dengan kebenaran dan nasehat menasehati dengan kesabaran.
B.
Akhlak Kepada Non Muslim
Didalam al-Qur’an
terdapat beberapa teks yang mendukung sikap positif, netral, maupun negatif
terhadap pemeluk agama lain.
a.
Sikap Positif
Ada ayat Al-Qur’anyang
menyiratkan bahwa ajaran agama –agama pada dasarnya sama dan bahwa kaum
muslimin seharusnya tidak membeda-bedakan ajaran para Rasul, yakni surat
An-Nahl : 36 yang artinya:
ôs)s9ur $uZ÷Wyèt/ Îû Èe@à2 7p¨Bé& »wqߧ Âcr& (#rßç6ôã$# ©!$# (#qç7Ï^tGô_$#ur |Nqäó»©Ü9$# ( Nßg÷YÏJsù ô`¨B yyd ª!$# Nßg÷YÏBur ïƨB ôM¤)ym Ïmøn=tã ä's#»n=Ò9$# 4 (#rçÅ¡sù Îû ÇÚöF{$# (#rãÝàR$$sù y#øx. c%x. èpt7É)»tã úüÎ/Éjs3ßJø9$# ÇÌÏÈ
Artinya: “ Sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada
tiap-tiap umat untuk menyerukan, “ sembahlah Allah dan jauhilah Taghut.”
Demikian pula surat
Al-Baqarah : 285 yang artinya :
w
ä-ÌhxÿçR
ú÷üt/ 7ymr& `ÏiB ¾Ï&Î#ß
4
(
Artinya “..... kami tidak membeda-bedakan seorangpun
dari rasul-rasul Nya.”
Dinyatakan pula dalam
surat Al-Hajj : 40 mengenai tempat-tempat ibadah dari agama-agama yang
berbeda-beda, banyak disebut nama Allah.
b.
Sikap Netral
Pernyataan yang
netral seperti pernyatan bahwa masing-mansing akan berbuat sesuai dengan apa
yang sesuai dengannya, bahwa masi ng-masing mendapatkan balasan sesuai dengan agamanya
dan bahwa bentuk lahiriah agama rasul-rasul Alloh dapat berbeda-beda. Hal
demikian dilukiskan dalam firman-Nya:
Katakanlah, “ Tiap-tiap orang berbuat menurut
keadaannya masing-masing.” Maka, Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih
benar jalannya. ( Surat Al-Isra’:48 )
Dan surat Al-Kafirun :
1-6 , yang juga mengajarkan tentang prinsip toleransi-toleransi beragama.
ö/ä3s9 ö/ä3ãYÏ uÍ<ur ÈûïÏ ÇÏÈ
Artinya: Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku. (Surat
Al-Kafirun: 6 )
c.
Sikap Negatif ( Bermusuhan
)
Pernyataannya yang
bersikap bermusuhan semisal ayat yang menyatakan bahwa orang yahudi dan Nasrani
tak akan puas sebelum Muhammad mengikuti agama mereka . kemudian ayat yang
menyatakan bahwa kaum muslimin seharusnya memerangi orang-orang yang tidak
beriman dan ahli kitab.[3]
Orang-orang Yahudi dan
Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. ( surah
Al-Baqarah )
Perangilah orang-oreang
yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada hari kemudian dan mereka
yang tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan
tidak beragama dengan agama yang benar, yaitu orang-orang yang diberi kitab,
sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedangkan mereka dalam keadaan
menunduk.
Akhlak kepada muslim juga
dapat dipraktekkan kepada non muslim, asalkan tidak dalam hal peribadatan atau
keagamaan. Dari berbagai penjelasan diatas jelaslah bahwa agama islam melalui
Al_-Qur’an mengajarkan prinsip-prinsip akhlak yang menyeluruh, yang
dipraktekkan didalam mewujudkan hubungan kerjasama diantara anggota masyarakat
manusia secara luas, baik hubungan dibidang materiil, jasa atau yang laindengan
pendekatan yang saling berkait, yang akan dapat memperkuat ikatan satu sama
lain, sehingga terciptalah satu kesatuan, meskipun suku , agama, warna kulit,
atau bahkan banngsa yang berbeda-beda.[4]
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip-prinsip akhlak
terhadap sesama muslim maupun terhadap non muslim yang diajarkan oleh Al-Qur’an
dan Al-Hadits, merupakan salah satu bukti keistimewaan ajaran islam yang
kompleks dan menyeluruh.
Akhlak yang harus
dilaksanakan oleh sesama muslim diantaranya ialah :
a.
Mengucapkan salam
ketika bertemu.
b.
Menghormati orang yang
lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menyantuni yang fakir.
c.
menjaga lisan dalam
perkataan agar tidak membuat orang lain yang ada di sekitar kita mudah
tersinggung.
d.
Saling tolong menolong
dalam hal kebaikan dan taqwa.
e.
Saling menasehati dalam
hal kebenaran dan dengan kesabaran.
f.
Saling menegur dan
mengingatkan jika ia bersalah.
g.
Tersenyum jika bertemu.
Sedangkan akhlak yang
harus dilakukan oleh muslim terhadap non muslim, diantaranya ialah:
a.
Tidak mencampuri urusan
agama lain.
b.
Bersikap toleransi
c.
Berbuat baik dan
menjalin kerjasama layaknya dengan muslim, asalkan tidak dalam masalah pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama.2005.Al-Qur’an dan terjemahannya.
Jakarta : Pustaka Amani.
Djatnika, Rachmat.1996.Sistem Etika Islam ( Akhlak
Mulia ).jakarta : Pustaka Panjimas.
Mahfud MD,Moh.1997.Spiritualitas Al-Qur’an dalam
Membangun Kearifan Umat.Yogyakarta:LPPAI UII
Charisma, Moh.Chazdiq.1991.Tiga Aspek Kemukjizatan
Al-Qur’an.Surabaya:Bina Ilmu.
[1]
Departeman agama. Al-Quran dan terjemahannya, jakarta : Pustaka Amani . 2005.
[2]
Rachmat Djatnika, Sistem Etika Islam ( Akhlak Mulia ) jakarta : Pustaka Panji
Mas.1996.hal.248
[3]
Machasin. “ Peluang Membangun Kebersamaan dalam menyongsong pluraritas “ dalam
Moh. Mahfud MD. “ Spiritualitas Al-Qur’an dalam membangun kearifan umat.
Yogyakarta : LPPAI UII 1997. Hal. 140-141.
[4]
Moh. Chazdiq Charisma. Tiga Aspek Kukjizatan Al-Qur’an. Surabaya : Bina Ilmu.
1991. 110-115.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar